Oleh Umar Abdullah
(BAGIAN 02)
Nabi ‘Isa turun lagi ke bumi bukan sebagai nabi dengan syariat baru yang menggantikan syariat Islam. Tetapi justru beliau menerapkan syariat Islam.
Setelah masa kepemimpinan Imam al-Mahdi berakhir, Nabi Isa melanjutkan memimpin kaum muslimin sebagai pemimpin dan pemerintah yang adil. Pada masanya berkah dari langit dan bumi tercurah. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,
“Putra Maryam akan turun sebagai Imam yang adil dan pemerintah yang adil. Dia akan mematahkan salib, membunuh babi, mengembalikan kedamaian, menjadikan pedang sebagai sabit, dan membuang rambut palsu dari siapa pun yang berambut palsu. (Di waktu itu) langit menurunkan rizkinya, bumi mengeluarkan berkahnya. Sampai-sampai anak kecil bisa bermain dengan ular tanpa mendapat bahaya darinya, kambing dan serigala berkeliaran bersama tanpa ada bahaya, singa dan lembu berkeliaran bersama tanpa ada bahaya.” (HR. Ahmad)
Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah ra ia berkata, “Rasulullah saw bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, telah dekat waktu turunnya putra Maryam pada kalian sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, menanggalkan jizyah (upeti), harta melimpah sampai-sampai tidak ada seorang pun yang mau menerimanya; sampai-sampai satu sujud lebih berharga daripada dunia dan seisinya.” (HR. al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi)
PILIHAN TINGGAL DUA: MASUK ISLAM ATAU MATI!
Pada masa pemerintahannya, Nabi ‘Isa tidak menerima jizyah dari orang kafir. Perlu diketahui, sebelumnya, pilihan bagi kaum kafir ada tiga: Pertama, Masuk Islam dan wilayahnya otomatis menjadi wilayah Islam, Kedua, Tidak masuk Islam, tetapi wilayahnya menjadi wilayah Islam dan dia harus membayar Jizyah. Dan Ketiga, diperangi. Jika pilihan kedua, yakni membayar Jizyah, ditanggalkan, maka pilihan bagi kaum kafir tinggal dua: masuk Islam atau diperangi. Hal ini bukan berarti Nabi ‘Isa membawa syariat baru. Tetapi Rasulullah Muhammad saw lah yang menjelaskan nasakh (penghapusan) hukum Jizyah melalui sabdanya,
“Demi Allah, sungguh putra Maryam akan turun sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menanggalkan jizyah.”
Sehingga syariat memungut jizyah dibatasi dengan turunnya ‘Isa as berdasarkan berita dari Nabi Muhammad saw.
SELURUH PENGANUT NASRANI DAN YAHUDI MASUK ISLAM
Pada masa Nabi ’Isa memerintah, seluruh penganut Nasrani akan masuk Islam. Begitu juga kaum Yahudi yang tidak menjadi pengikut Dajjal, mereka semua masuk Islam. Allah SWT berfirman:
“Wa in min aHlilkitaabi illaa layu`minanna biHi qabla mautiHi wa yaumal qiyaamati yakuunu ‘alayHim syaHiidan.”
[Tidak ada seorang pun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di Hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.] (QS. An-Nisaa’: 159)
Ya, Nabi ‘Isa akan membatalkan agama Nasrani dengan menghancurkan salib dan membatalkan apa yang diyakini orang-orang Nasrani berupa pengagungan terhadap dirinya sebagai tuhan. Orang-orang Nasrani pun mengakui kekeliruan tersebut. Adapun orang-orang Yahudi akhirnya pun mengakui beliau sebagai Nabi dan Rasul dari Allah, bukan anak zina seperti yang dituduhkan orang-orang jahat dari kalangan mereka.
YA’JUJ DAN MA’JUJ KELUAR
Pada masa Nabi ‘Isa memerintah di bumi, keluarlah Ya’juj dan Ma’juj. Ya’juj dan Ma’juj adalah nama dua suku. Mereka manusia juga, keturunan Adam as. Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah keturunan Adam. Seandainya mereka dilepas mereka pasti merusak kehidupan manusia.” (HR. ath-Thabrani)
Karena sifat merusaknya inilah, Raja Dzul Qarnain beribu tahun yang lalu membangun dinding dari besi dan tembaga untuk mengurung Ya’juj dan Ma’juj. Atas kehendak Allah, dinding ini akan hancur luluh menjelang Kiamat tiba, tepatnya di masa Nabi ‘Isa sedang memerintah di bumi.
Nabi Muhammad saw bersabda,
“Kemudian ‘Isa as didatangi oleh sekelompok orang yang telah Allah lindungi dari Dajjal. Lalu dia mengusap wajah-wajah mereka dan mengabarkan kepada mereka akan kedudukan mereka di Surga. Ketika mereka sedang seperti itu, Allah mewahyukan kepada ‘Isa, ‘Sesungguhnya Aku telah mengirim hamba-hamba kepunyaan-Ku yang tidak seorang pun mampu memerangi mereka. Maka lindungilah hamba-hambaKu ke Gunung Thur.’ Allah mengirim Ya`juj dan Ma`juj. Mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Kelompok pertama dari mereka lewat di Danau Thabariah dan meminum habis air yang ada di sana. Lalu bagian belakang mereka lewat di sana, mereka berkata, ‘Sungguh dahulu di sini ada air!’ Nabiyullah ‘Isa dan para sahabatnya dikurung hingga kepala sapi salah seorang mereka lebih berharga dari seratus dinar milik salah seorang kalian hari ini.” (HR. Muslim)
Perlu diketahui, Gunung Thur itu terletak 4 km sebelah selatan Masjidil Haram.
NABI ‘ISA BERDOA AGAR YA’JUJ MA’JUJ DI MUSNAHKAN
Dalam keadaan terkepung oleh Ya`juj dan Ma`juj inilah Nabi Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah agar memusnahkan dua suku bangsa Turk perusak ini. Hadits an-Nawwas bin Sam’an, dari Nabi saw beliau bersabda,
“Lalu Nabiyullah ‘Isa as dan para sahabatnya berdoa kepada Allah SWT. Maka Allah mengirimkan mereka ulat di tengkuk-tengkuk mereka (Ya`juj dan Ma`juj) sehingga mereka pun binasa secara serempak.” (HR. al-Hakim, Ibnu Mandah, dan ath-Thabrani)
Populasi Ya’juj dan Ma’juj memang sangatlah banyak. Seluruh permukaan bumi dipenuhi oleh Ya’juj dan Ma`juj. Hadits an-Nawwas, dari Nabi saw beliau bersabda,:
“Kemudian Nabiyyullah’ Isa as dan para sahabatnya turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanah pun di bumi kecuali dipenuhi oleh mayat mereka (Ya`juj dan Ma`juj).”
Ada hadits yang cukup lengkap memberitakan peristiwa ini. Dari Abu Sa’id al-Khudri ra ia berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
“(Dinding) Ya`juj dan Ma`juj dibuka. Lalu mereka keluar kepada manusia sebagaimana difirmankan Allah SWT:‘Mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi’. Maka mereka menyebar di bumi sementara kaum Muslimin berlindung dari mereka ke dalam kota-kota dan benteng-benteng mereka dan membawa serta ternak-ternak mereka. Mereka (Ya`juj dan Ma`juj) meminum seluruh air bumi, sampai-sampai sebagian mereka lewat di sungai dan meminum airnya sampai kering. Sehingga yang datang setelah mereka lewat di sungai tersebut seraya berkata, ‘Sungguh dahulu di sini ada air!’ Hingga tidak tersisa seorang manusia pun kecuali lari ke dalam benteng dan kota. Mereka (Ya`juj dan Ma`juj) berseru, ‘Kita telah selesai dari mereka para penduduk bumi, tinggal penduduk langit.’ Kemudian salah seorang dari mereka mencabut tombaknya kemudian melemparkannya ke langit dan kembali kepadanya dalam keadaan berlumuran darah sebagai ujian dan fitnah. Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, Allah mengirimkan ulat ke tengkuk-tengkuk mereka seperti ulat yang menimpa hidung kambing dan unta, lalu keluar dari tengkuk-tengkuk mereka hingga mereka mati. Tidak terdengar kabar tentang mereka. Kaum Muslimin berkata, ‘Tidakkah salah seorang menjual dirinya untuk kita, lalu melihat apa yang diperbuat musuh?’ Salah seorang dari mereka bersiap melakukannya demi mendapatkan pahala buat dirinya, sementara dia yakin bahwa dia akan dibunuh. Maka dia turun dan menemukan mereka telah menumpuk menjadi bangkai. Dia menyeru, ‘Wahai sekalian kaum Muslimin! Terimalah kabar gembira, sungguh Allah telah melindungi kalian dari musuh-musuh kalian.’ Mereka pun keluar dari kota-kota dan benteng-benteng mereka, dan melepas ternak mereka. Binatang ternak mereka tidak memiliki makanan selain daging Ya’`juj dan Ma`juj, sehingga air susunya menjadi jauh lebih banyak dari banyaknya air susunya bila hanya menemukan tumbuh-tumbuhan. (HR. ath-Thabrani dan Ibnu Majah)