Dunia
Dunia itu penuh dengan tipu muslihat. Tipuan itu sangat elok bentuknya, hingga banyak orang terperangkap pada keelokannya. Layaknya Bunga Raflesia yang benar nan indah, menarik serangga mendekat dengan keharumannya. Siapa yang menduga mereka sebenarnya akan menjadi mangsa yang mendatangi predatornya sendiri. Karena tertipu oleh keelokannya.
Itulah dunia. Penuh dengan tipu muslihat. Tampak indah awalnya, padahal… menjerumuskan pada yang merugikan.
Tapi manusia, sayangnya, selalu menatap pada dunia. Melihat seperti kacamata kuda, hanya lurus ke depan tanpa memeriksa, apakah yang didepannya itu adalah jalan yang benar atau tidak. Hingga begitu tersadar, eh, sudah masuk pada perangkap dunia.
Tertipu oleh pikiran nafsunya semata. Tapi bagaimana manusia dengan mudah tertipu oleh dunia?
Ada banyak alasan. Satu diantaranya, harapan.
Manusia tidak bisa berdiri sendiri. Perlu tangan-tangan penopang yang membuatnya bangkit berdiri untuk bisa menggapai harapan-harapan yang dipunya. Harapan ini, sayangnya, banyak yang tidak mengerti bagaimana mengatasinya. Tidak bisa membedakan mana harapan yang bersifat dunia dan mana harapan yang harus dipegang teguh hingga kematian. Disinilah jebakan. Jika manusia cukup jeli, mereka mungkin selamat darinya, tapi tidak sedikit manusia yang lalai dan mudah berharap pada hal-hal dunia.
Untuk itu, jadilah cukup jeli.
Jangan berharap pada sesuatu yang bersifat duniawi. Karena, begitu kamu tidak mampu mendapatkannya, rasa kecewanya menganak pinak, menjemukkan, merugikan.
Seperti gagal mendownload film, rugi kuota. Gagal menjalin asmara, rugi waktu, perasaan dan kehormatan.
Dunia penuh tipu muslihat. Awalnya terlihat indah, padahal merugikan. Salah satu bentuk tipu daya dunia adalah harapan. Maka kubilang, cukup saja berharap pada Allah. Tidak akan kecewa, menjemukkan atau merugikan.
Kalau tercapai syukuri, kalau tidak tercapai, insyaa Allah jadi tabungan pahala di akhirat nanti. Aamiin…
[willyaaziza]