Hati-hati dengan lisanmu. Seperti kamu melihat ular yang siap memakan mangsanya. Melilitkan tubuhnya, meremukkan tulang dan mematikannya. Seperti seekor ular yang memakan mangsanya yang tubuhnya berkali-kali-kali-kali lipat besarnya dari dia.
Hati-hati dengan lisanmu. Seperti kamu melihat sesuatu yang salah dimatamu. Jangan kamu melempar kata-kata penyudut, membelit yang salah hingga tak bisa berkelit, terjepit. Sementara yang salah, sadar atau tidak, matilah ia.
Hati-hati dengan lisanmu. Seperti kamu melihat sesuatu yang sudah disalahkan oleh orang-orang yang tidak tahu benar tidaknya. Jangan kamu turut melempar kata-kata perangkap, menyekap yang disalahkan padahal belum tentu salah tidaknya, hingga ia tak bisa memberi pembelaan karena sudah terperangkap pada bui-bui pendapat yang tak bertanggung jawab, sementara yang diasalahkan, sadar atau tidaknya, sudahlah mati, tak punya tubuh lagi.
Hati-hati dengan lisanmu. Yang hidup seolah mati, yang mati tak punya tubuh lagi. Hanya gara-gara lisanmu. Yang sadar atau tidaknya kau ucapkan seenteng mengangkat lidah tak bertulang.
Hati-hati dengan lisanmu. Yang tidak hanya bisa membunuh siapapun itu. Tapi turut melemparmu ke jurang-jurang penuh dosa.
willyaaziza