Liburan! Ya, bagi santri Pesantren Media–dan sangat mungkin bagi santri dan pelajar di semua pesantren dan sekolah—adalah momen yang ditunggu. Bahkan ada di antara mereka yang menyambut gembira. Bagaimana pun, liburan, meski tak lama waktunya, adalah masa istirahat. Santri yang jauh dari orangtua, bisa pulang untuk silaturahmi dan juga menikmati kembali suasana rumah yang berbilang bulan tak didapatinya.
Semoga ilmu dan pengalaman yang didapat di pesantren selama satu semester ini bisa terserap dengan benar dan baik. Setidaknya bisa diamalkan dalam kegiatan harian di rumah. Bagi santri ikhwan, tetap rajin ke masjid untuk melaksanakan shalat lima waktu. Bergaullah dengan masyarakat dan tunjukkan identitas sebagai muslim sejati. Apalagi bila tetangga kanan-kiri rumah tahu jika kalian mondok di pesantren.
Di Pesantren Media, setiap santri tetap mendapat tugas untuk berkarya. Maka, liburan bukan penghalang untuk tetap berkarya. Hasil karya ditampilkan di blog resmi Pesantren Media. Boleh menampilkan tulisan, foto, desain grafis, editing audio, atau video. Intinya semua media yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan, manfaatkanlah dengan konten yang islami. Jadi, liburan bukan berarti berhenti jadi santri, malas beribadah, kendor berkarya, ogah berdakwah. Tidak. Justru manfaatkan kesempatan ini untuk tetap giat menyampaikan pesan islami melalui teknik media yang sudah dikuasai dan memang disukai.
Kepada para orangtua, mohon kerjasamanya untuk memantau putra-putrinya dan mengingatkan mereka agar tetap berada dalam kebenaran Islam dan tetap berkarya untuk kemaslahatan umat. Semoga tempaan kebaikan selama di pondok tetap dilanjutkan di rumah oleh para orangtua. Tujuannya, tentu agar tak terjadi disonansi kognitif, yakni penggambaran tentang perubahan sikap yang terjadi ketika ada ‘benturan’ tentang apa yang kita pahami selama ini dengan apa yang akan kita perbuat setelah mendapat informasi baru tentang perbuatan yang seharusnya kita lakukan.
Jika di pondok rajin shalat lima waktu ke mushola pondok, tetapi ketika di rumah orangtua, khususnya ayah dari santri yang bersangkutan tidak menjadi teladan dalam hal ini, maka santri akan merasa kaget di awal. Nah, bila penguatannya adalah lebih banyak faktor yang negatif, maka semua yang sudah diajarkan dan dibiasakan di pondok jadi runtuh berantakan. Namun, bila santri sudah ajeg dan memang penguatannya dengan faktor kesadaran dan keimanan kepada Allah, maka insya Allah dia akan tetap melaksanakan yang sudah terbiasa baik selama ini walau lingkungan sekitar tidak kondusif.
Selamat liburan bagi para santri. Tapi jangan lupa bahwa belajar Islam tidak libur, ngaji tidak libur, murajaah harian terhadap hafalan al-Quran yang dilakukan selama di pondok tidak libur, berkarya tidak libur, dan dakwah jangan sampai libur. Dan, yang pasti, jangan sampe libur jadi muslim. Tetap istiqomah dalam kebenaran Islam!
Salam,
@osolihin
Mudir Pesantren Media