Para santri Pesantren Media insya Allah sudah terbiasa mendengarkan nasihat untuk menghidupkan malam selama di pondok. Tentu, yang dimaksud bukan anjuran begadang, tetapi menghidupkan malam dengan qiyamul lail atau tilawah al-Quran. Kedua kegiatan itu, jika ikhlas dilakukan, akan mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala.
Di pondok kami membahas Kitab Tazkiyatun Nafs, untuk santri ikhwan saya yang mengisinya setiap Sabtu malam bakda shalat Isya di mushola pondok. Santri akhwat membahas materi ini bersama Ustazah Lathifah Musa di asrama. Biasanya setiap Jumat pagi bakda shalat Subuh. Menghidupkan malam dengan qiyamul lail, dalam kitab ini dibahas dalam sub bab tentang “Nutrisi yang Menghidupkan Hati”. Poin kelima.
Firman Allah Ta’ala:
إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِن ثُلُثَىِ ٱلَّيْلِ وَنِصْفَهُۥ وَثُلُثَهُۥ
“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau (Muhammad) berdiri (bangun) untuk (salat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya.” (QS al-Muzzammil [73]: 20)
Juga dalam firman-Nya:
وَٱلَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَٰمًا
“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.” (QS al-Furqan [25]: 64)
Dalam hadits:
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ : شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ ، وَأفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ : صَلاَةُ اللَّيْلِ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah bulan Allah Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim)
Berdasarkan dalil-dalil ini, insya Allah para santri sudah tahu dan memahami. Walau, dalam praktiknya memang agak berat. Alhamdulillah ada yang sudah bisa setiap malam bangun untuk qiyamul lail, ada yang seminggu 5 kali bangun untuk qiyamul lail, ada pula yang dalam seminggu baru bisa 3 kali bangun untuk qiyamul lail. Tidak apa-apa. Bertahap. Semoga ke depannya bisa rutin tiap malam.
Pada beberapa kasus memang harus dibangunkan oleh wali asrama. Meski, itu pun tak selalu berhasil membangunkan santri, karena adakalanya sudah dibangunkan dan duduk, lalu tertidur lagi. Sampai saat ini, memang baru sebatas anjuran dengan penekanan akan dibangunkan sekira 1 jam menjelang Subuh. Sehingga, ada waktu untuk shalat malam dan langsung bersiap melaksanakan shalat Subuh berjamaah di mushola bagi santri ikhwan. Semoga di rumah pun, saat liburan seperti ini, para santri terbiasa bangun malam dan melakukan qiyamul lail. Akan lebih bagus jika dilakukan tiap malam. Insya Allah.
Kami juga sering mengingatkan bahwa rugi besar bagi orang yang susah bangun tidur untuk qiyamul lail. Masih dalam Kitab Tazkiyatun Nafs, dicantumkan hadits terkait tipu daya setan agar orang sulit bangun untuk qiyamul lail. Namun, dijelaskan juga tips untuk melawannya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَقِدَ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ
“Setan membuat tiga ikatan di tengkuk (leher bagian belakang) salah seorang dari kalian ketika tidur. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah!” Jika ia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi satu ikatan. Kemudian jika dia mengerjakan sholat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi malas.” (HR Bukhari no. 1142 dan Muslim no. 776)
Itu sebabnya, para santri selalu diingatkan agar tidak tidur larut malam, tidak begadang. Pengerjaan tugas atau belajar atau murajaah hanya dibatasi hingga maksimal pukul 22:00 WIB. Rugi jika tak bangun malam untuk shalat (qiyamul lail). Malah, bila baru bangun sampai pagi (Subuh)–bahkan telat shalat Subuh alias lewat waktunya.
Dari Ibnu Mas’ud radiallahu ‘anhu ia pernah berkata, “Di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan tentang seorang laki-laki yang tidur semalaman sampai datang pagi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,
ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِى أُذُنَيْهِ – أَوْ قَالَ – فِى أُذُنِهِ
“Laki-laki itu telah dikencingi oleh setan pada kedua telinganya -dalam riwayat lain: di telinganya-” (Muttafaqun ‘alaih, HR Bukhari no. 3270 dan Muslim no. 774)
Ada ulama yang menafsirkan hadits tersebut dengan mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang yang tidak bangun pagi bahkan sampai shalat Subuh-nya terlewat. Saat disampaikan seperti ini, santri insya Allah sudah memahami. Tinggal motivasi diri untuk mendorongnya.
Saya dan guru yang mukim di pondok, insya Allah selalu menekankan bahwa perkara bangun pagi untuk qiyamul lail ini adalah persoalan cara pandang kita. Penting atau tidak untuk menghidupkan malam tersebut. Jika dianggap penting, pasti akan berusaha untuk mencari cara agar bisa bangun malam dan menghidupkannya dengan qiyamul lail. Namun, jika perkara tersebut tidak dianggap penting, maka akan diabaikan saja. Saya analogikan dengan misalnya besok pagi mau ada acara penting, tempatnya jauh, harus naik pesawat, harus check in jam 6 pagi. Maka, apa yang akan kalian lakukan?
Para santri sepakat menjawab, mereka akan mempersiapkan diri karena acaranya penting. Dan, dalam beberapa fakta memang para santri bisa kok bangun sebelum Subuh. Namun, ya itu tadi, untuk bangun malam demi melaksanakan qiyamul lail, tak semua santri berhasil melawan tipu daya setan. Bisa jadi, memang motivasi untuk ibadahnya kurang. Semoga ke depannya akan tumbuh kesadaran, tanpa harus dibangunkan wali asrama. Dan, bisa tiap malam bangun. Insya Allah.
Yuk, perkuat niat (motivasi) ibadahnya, ya. Semoga dimudahkan untuk melaksanakannya. Apalagi saat ini mumpung masih Ramadhan. Insya Allah. Semangat!
Salam,
O. Solihin
Mudir Pesantren Media