Loading

Seringkali manusia hanya fokus memandang orang lain untuk memenuhi kepuasaan bagi dirinya semata. Itu pun hanya sebatas hawa nafsunya. Maka, kita bisa melihat banyak remaja atau siapa pun menjadikan orang lain sebagai idolanya alias panutannya, meskipun orang tersebut jauh dari ketaatan kepada Allah Ta’ala. Alasannya, orang tersebut sesuai dengan keinginannya. Padahal, keinginan seseorang bisa berbeda-beda. Lebih bahaya lagi jika ukurannya hawa nafsu semata.

Itu sebabnya, kami di Pesantren Media mengingatkan para santri agar menjadi pribadi yang baik, menjadi orang yang shalih. Sebab, bukan tak mungkin suatu saat akan menjadi rujukan orang lain. Akan menjadi sorotan tersebab ia adalah santri atau alumni pesantren. Jadilah orang yang shalih karena bila kemudian ada orang yang menjadikan kita inspirasi kehidupannya, insya Allah hal yang baik yang akan mereka ambil dari kita. Walau, tentu saja berat karena kita bisa saja berbuat salah. Namun, setidaknya ada upaya dari kita untuk senantiasa menjaga diri dari hal-hal yang buruk. Ada tanggung jawab sosial. Maka, mohonlah pertolongan Allah Ta’ala agar kita senantiasa dimudahkan dalam berbuat baik dan beramal shalih.

Bagi kami, para guru, berusaha sekuat kemampuan kami untuk membimbing para santri. Menjadikan mereka anak-anak yang shalih. Itu sebabnya, poin pertama dan kedua dalam Ikrar Santri Pesantren Media adalah: Taat kepada Allah dan Rasul-Nya; Berbakti kepada orang tua dan menghormati guru. Semoga janji mereka terwujud dalam kehidupan keseharian mereka, baik selama menjadi santri, semoga juga setelah lulus nanti.

Menurut Imam Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah, tentang pengertian shalih, beliau berkata,

الْقَائِم بِمَا يَجِب عَلَيْهِ مِنْ حُقُوق اللَّه وَحُقُوق عِبَاده وَتَتَفَاوَت دَرَجَاته

“Orang yang menjalankan kewajiban terhadap Allah dan kewajiban terhadap sesama hamba Allah. Kedudukan shalih pun bertingkat-tingkat” (Fathul Bari, juz 2, hlm. 314)

Di pondok kami tanamkan adab dan juga nafsiyah. Ada materi khusus seputar tazkiyatun nafs dan kisah-kisah ulama. Terkait pembahasan ini, saya kutipkan beberapa pendapat ulama tentang orang yang shalih.

Syaikh Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata,

نَظْرُ المُؤْمِنِ إِلَى المُؤْمِنِ يَجْلُو القَلْبَ

“Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.” (Siyar A’lam An Nubala’, jilid 8, hlm. 435)

Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang shalih, hati seseorang bisa kembali tegar. Itu sebabnya, jika orang-orang shalih dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang shalih lainnya.

‘Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, “Jika kami memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.”

Ja’far bin Sulaiman mengatakan, “Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’.”

Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasihat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasihat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.” (dikutip dari rumaysho.com)

Jadilah orang yang shalih, karena ia akan menebarkan manfaat bagi sesamanya. Bahkan, hanya dengan memandang wajahnya hati menjadi tenteram dan tenang. Luar biasa. Memang berat menjadikan diri kita sebagai orang yang shalih, tetapi bukan berarti tak bisa diwujudkan. Insya Allah kita berupaya keras dan memohon pertolongan Allah Ta’ala. Semoga kita semua bisa menjadi orang yang shalih (baik, secara pribadi) dan sekaligus mushlih (melakukan perbaikan, mengajak orang lain menjadi baik). Insya Allah.

Salam,

O. Solihin

Mudir Pesantren Media

By osolihin

O. Solihin adalah Guru Mapel Menulis Dasar, Pengenalan Blog dan Website, Penulisan Skenario, serta Problem Anak Muda di Pesantren Media | Menulis beberapa buku remaja | Narasumber Program Voice of Islam | Blog pribadi: www.osolihin.net | Twitter: @osolihin | Instagram: @osolihin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *