Menjadi santri itu berat. Harus rela berpisah untuk waktu yang lama dari kehidupan di rumah dan orang tua. Bagi yang belum terbiasa, akan terasa menyiksa. Harus bisa mandiri, tentu saja bagian dari konsekuensi menjadi santri. Makan terjadwal, tidur terjadwal, belajar ada jadwalnya, perizinan ditetapkan, piket juga bagian dari kegiatan harian.
Namun, di balik kondisi yang dirasa berat tersebut, ada banyak hikmah dan manfaat yang didapat. Selain kenangan, juga pengalaman hidup. Ibadah pun, memang jadi lebih teratur dan bergairah tersebab kondisi dan suasana yang mendukung. Insya Allah.
Itu sebabnya, untuk senantiasa mengkondisikan suasana tersebut, seluruh santri harus hafal, paham, dan mengamalkan janji santri. Kami menyebutnya: Ikrar Santri Pesantren Media. Ada 9 poin yang kami anggap penting untuk diikrarkan para santri.
Apa saja isi Ikrar Santri Pesantren Media?
- Taat kepada Allah dan Rasul-Nya
- Berbakti kepada orang tua dan menghormati guru
- Menjaga ibadah wajib dan sunah
- Jujur, disiplin, dan bertanggung jawab
- Santun dalam perkataan, sopan dalam sikap
- Menghargai teman dan saling menolong
- Menjaga kebersihan diri, asrama, dan pondok
- Mencintai ilmu dan semangat belajar
- Berkarya untuk kemaslahatan umat
Biasanya setiap hari Senin pagi bakda materi Tahfidz al-Quran, adalah jadwal briefing. Sebelum menyampaikan informasi penting dan tausiyah pekanan dari mudir pondok, santri akan diminta menyampaikan Ikrar Santri Pesantren Media. Dipimpin salah satu santri yang ditunjuk, lalu diikuti santri lainnya. Diucapkan dengan lantang dan penuh semangat. Tentu saja, tetap harus diingatkan bahwa jangan sekadar “apal cangkem” alias sekadar mampu diingat dan diucapkan saja tapi minim pelaksanaan. Santri tetap dimotivasi untuk mengamalkan apa yang sudah diikrarkan tersebut.
Apakah dalam pelaksanaannya ada santri yang tidak sesuai dengan yang diikrarkannya? Akan selalu ada. Namun, tetap diingatkan. Belajar memang membutuhkan proses dan waktu. Di pondok memang tempat untuk membina. Jika masih ada yang belum bisa konsisten, akan dibimbing, ditegur, dinasihati, diarahkan. Ukuran berhasil atau tidak bagi setiap santri bisa saja berbeda. Butuh kesabaran dan trik jitu dari para guru untuk mencari solusi, khususnya yang menjadi ujung tombak di lapangan adalah Wali Asrama dalam membimbing santri.
Semoga ikhtiar ini berbuah kebaikan. Insya Allah pada kesempatan lain akan dibahas satu per satu dari Ikrar Santri Pesantren Media ini. Siapa tahu bisa juga menginspirasi calon santri, para orang tua, atau siapa saja yang membacanya. Dan, tentu saja para santri Pesantren Media yang sedang belajar saat ini.
Salam,
O. Solihin
Mudir Pesantren Media