Kamis, 15 Ramadhan 1439 H (bertepatan dengan 31 Mei 2018), santri kelas 1 dan kelas 2 mulai meninggalkan pondok untuk waktu yang cukup lama. Ya, para santri akan menikmati libur panjang dari 31 Mei 2018 sampai 28 Juni 2018. Masuk kembali ke pondok bersamaan dengan santri baru, yakni tanggal 29 Juni 2018. Hampir sebulan tuh. Semoga bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dalam kebersamaan di rumah dengan orangtua.
Liburan sebenarnya hanya waktu kosong tidak ada pelajaran di pondok. Boleh pulang untuk bertemu keluarga. Tapi suasana dan kebiasaan yang baik di pondok harus bisa diwujudkan di rumah masing-masing. Bangun pagi untuk shalat Subuh, misalnya. Itu tetap harus dilakukan saat berada bersama keluarga. Jangan malah malas bangun pagi dan ogah ke masjid. Jika demikian, ini berarti penurunan kualitas. Harusnya ibadah tetap rajin meski tak di pondok untuk sementara waktu.
Ya, waktu liburan menjadi saat yang tepat untuk menunjukkan hasil bimbingan dan pembinaan selama di pondok kepada orangtua dan tetangga sekitar rumah. Sebab, seorang santri memang harus sudah siap terjun di tengah masyarakat. Misalnya, bagi santri laki-laki harus rajin shalat berjamaah di masjid. Harus siap juga jika kemudian diminta jadi imam shalat fardhu. Sehingga orangtua dan masyarakat sekitar bisa tahu hasilnya. Tapi, jika malas shalat berjamaah di masjid, patut dipertanyakan, “mengapa bisa begitu?” Nah!
Jangan terlena dengan libur panjang, wahai para santri. Apalagi selama libur panjang malah kalian gunakan lebih banyak tidur panjang. Bahaya, itu! Libur panjang itu sekadar melepas penat dan mengobati rindu bertemu dengan orangtua. Ibadah dan amal shalih tetap jalan dan semaksimal bisa kalian lakukan. Malah, ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan kepada orangtua bahwa dana dan doa yang diberikan orangtua ada hasilnya, yakni kalian jadi memiliki ilmu dan shalih/shalihah. Insya Allah.
Oya, godaan saat libur panjang itu, selain rasa malas adalah tak ada kontrol. Di pondok, sudah terbiasa dengan cerewetnya penanggung jawab asrama dan para guru, yang akan membimbing dan membina kalian. Mengingatkan bila kalian lalai, menegur bila kaian berbuat salah. Di rumah, memang ada orangtua. Bahkan mungkin lebih galak dari pengurus asrama dan para guru di pondok, ketika mengingatkan dan menegurmu. Tapi, kasihan jika ortumu masih harus cape ‘teriak-teriak’ mengingatkan dan menegurmu, padahal kamu sudah dikirim ke pesantren untuk dibina dengan segala kebaikan. Iya, kan?
Itu sebabnya, manfaatkan liburan panjang ini untuk silaturahmi dengan orangtua dan kerabat. Gunakan juga waktu luang yang banyak untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat. Murajaah jangan lupa, tetap belajar meski tak ada pelajaran, ibadahnya tetap giat tanpa harus disuruh-suruh orangtua, tunjukkan kemandirianmu selama di pondok. Bangun tidur sendiri, shalat malam, membaca al-Quran, bersih-bersih rumah, dan hal kemandirian lainnya. Semoga orangtua kalian merasa senang dan terus mendoakan kebaikan bagi kalian.
Selamat libur panjang, tapi jangan terlena, ya! Manfaatkan waktu kalian untuk melakukan berbagai kebaikan dan amal shalih. Ada baiknya kita menyimak pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR Bukhari, dari Ibnu ‘Abbas)
Ibnul Jauzi mengatakan, ”Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan urusan dunianya. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun ia dalam kondisi tidak sehat. Apabila terkumpul pada manusia waktu luang dan nikmat sehat, sungguh akan datang rasa malas dalam melakukan amalan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu (terperdaya).”
Semoga Allah Ta’ala memberikan kebaikan kepada kita semua. Oya, jangan lupa kembali ke pondok pada 15 Syawal 1439 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Juni 2018, ya.
Salam,
@osolihin
Mudir Pesantren Media