Agenda mengasah kemampuan fisik bagi para santri ikhwan Pesantren Media adalah mendaki bukit atau gunung. Biasanya mereka camping di tempat ketinggian yang menjadi pilihan mereka. Minimal agenda ini dilakukan sekali dalam satu semester, karena harus berbagi dengan agenda lain dan kegiatan KBM. Namun demikian, biasanya momen ini paling ditunggu santri ikhwan karena selain bisa menghirup udara yang berbeda dengan di pondok, juga bisa menyusuri tempat baru dan hunting obyek fotografi.
Pada tanggal 3 dan 4 April 2018 kemarin, para santri ikhwan didampingi Ustaz Ahmad (guru tahfidz di pondok kami) melakukan pendakian ke gunung kecil, namanya Puncak Kencana di 1803 mdpl. Perbatasan antara Bogor dan Cianjur. Menginap semalam dan esok hari menjelang dhuhur turun gunung lagi. Meski sebentar, tapi proses untuk menuju ke tempat tersebut cukup panjang. Dari Parung saya angkut dengan Blue Panther menuju Baranangsiang. Total 10 orang yang saya bawa beserta ransel dan peralatan camping. Dipadatkan saja. Ditata tempatnya, alhamdulillah terbawa semua. Di Baranangasiang, tepatnya di seberang Masjid Raya Bogor, pasukan diturunkan dan menunggu mobil angkutan umum dengan trayek Bogor-Cianjur. Tujuan ke Telaga Warna. Setelah bersepakat ongkosnya, mobil L300 yang membawa 9 santri ikhwan dan 1 guru pendamping meluncur deras meninggalkan Blue Panther yang siap balik lagi ke pondok.
Sepanjang perjalanan mereka ke Puncak Kencana kami selalu berkirim pesan dan melaporkan kejadian unik atau hal-hal menarik melalui grup WhatsApp guru dan grup WhatsApp orangtua santri. Sehingga para guru lain dan para orangtua bisa mendapat kabar terkini dari lapangan. Alhamdulillah, kegiatan tersebut berjalan lancar mulai dari berangkat, saat berada di lokasi dan pulang kembali ke pondok.
Rihlah ke tempat tersebut sekaligus melatih fisik agar bisa bertahan di alam bebas. Ini diperlukan juga, meski para santri bekutat dengan tsaqafah Islam dan teknik media dalam kesehariannya. Merasakan nuansa di tempat yang berbeda juga bisa menambah wawasan para santri. Selain itu, bisa untuk tadabbur alam dan belajar kepada siapa saja yang dilewati di perjalanan.
Semoga para santri bisa kuat pikir dan sekaligus kuat fisik. Keduanya sebagai bagian dari persiapan diri untuk berdakwah, meski yang keterampilan utamanya di bidang media. Tetap semangat!
Salam,
@osolihin
Mudir Pesantren Media