Hanya Sebagai Pengantar
Dikenal dengan panggilan Miss Farah, guru Bahasa Inggris di Pesantren Media yang sudah mengajar sejak tahun 2015 ini juga ternyata memperhatikan sepak terjang Bahasa Inggris dalam perkembangan dakwah islam. Lahir tanggal 2 Juli 1980 di Bogor dengan nama lahir Farrach Yulia Serhalawan yang kini tinggal di Komplek Perumahan IPB Alam Sinar Sari, Dramaga. Ini jawaban-jawaban Miss Farah berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di arama akhwat Pesantren Media.
Kok, Bahasa Inggris jadi mendunia?
“Dulu sempat ada pertentangan antara Bahasa Inggris dan Prancis. Mereka bersaing mana yang menjadi nomor satu, yang paling banyak digunakan oleh dunia. Orang Prancis mengagungkan bahasa mereka. Mereka beranggapan kalau bahasa mereka derajatnya lebih tinggi dan harus digunakan oleh seluruh dunia. Nah, ekspansi negara Inggris ini begitu luas mulai dari ditemukannya benua Amerika. Orang Spanyol bekerja sama dengan Inggris sehingga bisa ditemukan Benua Amerika. Benua Amerika ini kumpulan dari berbagai macam negara. Tapi bahasa mereka adalah Bahasa Inggris karena luasnya penyebaran Bahasa Inggris lebih besar dari pada Bahasa Prancis. Kenapa? Karena pertama kali peperangan terjadi adalah orang Inggris. Amerika tidak akan ditemukan kalau orang Spanyol tidak diboncengi oleh Inggris.”
Inggris-Eropa, belabel buruk pada dunia Islam?!
“Kalau dari segi agama Bahasa Inggris ini tidak bagus kepada agama islam. Karena orang Inggris mayoritas agama kristen. Mereka otomatis terkenal dengan perang salib, jadi daerah jajahan yang ingin dikuasai Inggris otomatis akan memeluk agama kristen dan itu tentu bertentangan dengan ajaran Nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam. Itu salah satu sisi negatifnya.”
Gimana kalo fungsi Bahasa Inggris teralihkan dengan Bahasa Arab?
“Setuju. Cuman, paham sekularisme ini yang berat. Artinya paham kebaratan ini yang mempengaruhi perdagangan kita. Dulu, zaman khalifah Abbasyah dan Utsmaniyah merajai pada masa sebelum masehi dan awal pemimpinan Utsmaniyah, ekspansi dari Eropa belum terlalu luas. Ketika jatuh kekhalifahan Utsmaniyah di Turki, Inggris masuk lewat orang dalam, jadi terpecah belah. Pusatnya di Turki semua, nah, ketika semua terpecah belah bahasa Arab ini terpental dengan bahasa Inggris. Sehingga karena terpecah belah, tidak kuat lagi seperti jaman kekhalifahan Utsmaniyah dulu, yang menguasai sekali daratan baik Eopa, Asia. Tapi, semenjak orang-orang inggris masuk ke unsur di dalamnya, badan pemerintahannya, terpecah. Akhirnya karena terpecah, hancurlah kekuatan di dalam tubuh pemerintahan Turki. Jadi Bahasa Arab makin menurun penggunaannya. Naiklah penggunaan Bahasa Inggris sedemikian rupa.”
Penting Bahasa Arab atau Bahasa Inggris?
“Secara muslim, mungkin ada unsur ketika menjawab pertanyaan ini saya mencintai agama saya. Beda lagi kalau pertanyaan ini diajukan pada orang non-muslim, pasti ia akan condong ke bahasanya dia. Tapi ketika saya jawab pertanyaan ini, saya lebih condong ke muslim. Karena pertama, kita mengaji ini benar-benar suatu berkah. Itu bahasa yang benar-benar akan mendekatkan kita kepada Sang Pencipta. Tetapi Bahasa Inggris itu, kan hanya dunia. Kalau Bahasa Arab kan, akhirat iya, dunia iya, ngga ada yang kurang. Sempurna.”
Gimana cara menyeimbangkan kedua bahasa?
“Kalau untuk menyeimbangkan, saya engga akan pernah bilang kalau Inggris dan islam ini seimbang. Karena kalau dari segi muslim, saya akan lebih condong ke Bahasa Arab. Karena bagaiamanapun, Inggris itu buat saya hanya untuk duniawi. Bukan kebutuhan batin. Kalau untuk kepentingan dakwah, di lingkungan luar negeri. Di dalam al-Qur’an itu ada Bahasa Arab dan latinnya. Di al-Qur’an luar negeri, mereka pasti akan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Inggris. Itulah pentingnya menggunakan Bahasa Inggris ketika berdakwah di negara lain. Karena dengan kita menggunakan bahasanya dia, ketika kita berdakwah, itu akan lebih mudah masuk ke dalam pikiran dan hati mereka. Kenapa mengambil Bahasa inggris? Karena itu bahasa internasional. Jadi ketika Bahasa Inggris, kalo kita pake ke dakwah di luar negeri tentu digunakan, karena bahasa internasional. Yang artinya semua orang pasti bakal menerima bahasa itu. Tapi bukan berarti kita harus mengambil itu sebagai inti. Hanya sebagai pengantar. Untuk kita bisa masuk lagi ke dalam inti sari mereka.”
willyaaziza [ZMardha]