Loading

 

  • Hal atau suatu yang luar biasa.

Yang di maksud luar biasa di atas ini adalah sesuatu yang tidak bisa dicapai akal manusia sebab-penyebabnya yang di ketahui hokum-hukumnya secara umum. Misalnya, hipnotisme atau sihir walaupun sekilas ajaib atau terlihat laur biasa, karena bisa dipelajari maka ia tidak termasuk dalam pengertian “luar biasa” dalam definisi diatas.

  • Terjadi atau dipaparkan oleh seorang Nabi

Tidak mustahil terjadi hal-hal di luar kebiasaan pada diri siapapun.Namun apabila bukan dari seorang yang mengaku Nabi ,maka ia tidak dinamakan mukjizat. Boleh jadi sesuatu yang luar biasa tampak pada diri seorang yang kelak bakal manjadi Nabi ,inipun tidak dinamakan mukjizat tetapi irhash. Boleh jadi juga kelurbiasaan itu terjadi pada seorang yang taat dan dicintai Allah, tetapi inipun tidak di namakan mukjizat hal ini dinamakan karamah atau kekeramatan yang bahkan tidak mustahil terjadi pada seseorang yang durhaka kepada-Nya. Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir maka tidak mungkin lagi terjadi suatu mukjizat sepeninggal beliau, walaupun ini bukan berarti bahwa keluarbiasaan tidak dapat terjadi dewasa ini.

 

  • Mengandung tantang bagi orang yang meragukan kenabiaan.

Tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya sebagai Nabi dan tantangan tersebut harus pula merupakan sesuatu yang sejalan dengan ucapan sang Nabi.

  • Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani.

Bila yang ditantang berhasil melakukan hal yang serupa maka ini berarti bahwa pengakuan sang penantang tidak terbukti,perlu digarisbawahi bahwa kandungan tantangan harus benar-benar dipahami oleh yang ditantang,bahkan untuk lebih membuktikan tantangan mereka biasanya aspek kemukjizatan masing-masing Nabi adalah hal-hal yang sesuai dengan bidang keahlian umatnya.

Ada beberapa orang yang meragukan kemungkinan terjadinya “keluarbiasaan”. Bukankah aneka keluarbiasaan tersebut bertentangan dengan akal sehingga mustahil terjadi ?

Sesungguhnya keluarbiasaan itu tidak mustahil menurut pandangan akal yang sehat dan tidak pula bertentangan dengan akal yang sehat ,yang sebenarnya terjadi adalah bahwa keluarbiasaan itu hanya susah,tidak atau belum dapat dijangkau hakikat atau cara kejadiannya oleh akal.

[Saknah Reza Putri jenjang SMP Angkatan 1 Pesantren Media]

By Putri Aisyara

Saknah Reza Putri | Santriwati Pesantren MEDIA angkatan ke-2, kelas 3 SMP | Asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan | Twitter @PutriAisyara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *