Loading

Kata ‘sumpah’ sudah akrab dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Kenapa? Pasti kita pernah mendenger orang bersumpah atau malah kita sendiri yang bersumpah. Di dalam pergaulan remaja misalnya. Coba deh perhatikan teman-teman kamu atau remaja lain. Tak hanya remaja, orang dewasa pun demikian. Biasanya orang akan bersumpah jika diminta untuk meyakinkan apakah dirinya bersih dari tuduhan. Misalnya dituduh mencuri sesuatu atau dituduh selingkuh. Waduh, kayaknya ini mah udah nggak aneh ya. Misalnya:

Cewek: Aku nggak nyangka ya. Ternyata selama ini kamu ngeduain aku. Kamu jahat!!

Cowok: Nggak. Sumpah! Cintaku cuma buat kamu seorang. Aku cinta mati sama kamu!!

Walah-walah kayak di sinetron aja deh. Tapi bener deh remaja ada juga yang kayak gini. Contoh lainnya misalnya pejabat pemerintahan yang diduga korupsi. Makan uang rakyat. Mati-matian tuh dia bersumpah. Takut dipenjara kali. Bahkan sumpahnya pake nama Allah lagi. Padahal bukti udah ada, jelas lagi. Eh, masih ngelak juga.

Lalu sebenarnya apa arti sumpah itu?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia):

Sum·pah n 1 pernyataan yg diucapkan secara resmi dng bersaksi kpd Tuhan atau kpd sesuatu yg dianggap suci (untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhannya dsb): perkataannya itu dikuatkan dng —; 2 pernyataan disertai tekad melakukan sesuatu untuk menguatkan kebenarannya atau berani menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar; 3 janji atau ikrar yg teguh (akan menunaikan sesuatu). Bisa juga arti yang kedua: sum·pah n kata-kata yg buruk (makian dsb); kutuk; tulah.

Sedangkan dalam bahasa Arab sumpah ialah al-Aiman (الأيمان) yang merupakan jamak dari perkataan al-Yamin (اليمين). Yang pada dasarnya diartikan tangan untuk bersumpah. Masyarakat Arab lazimnya mengangkat tangan kanan mereka saat bersumpah. Masing-masing memukul tangan kanannya dengan tangan kanan orang yang bersumpah. Secara istilah sumpah artinya menguatkan perkara yang disumpah dengan mengemukakan sesuatu yang agung secara khusus.

Sumpah Pemuda = Sumpah Tapi Salah!

Sesuai dengan judul buletin remaja gaulislam 366/Tahun VIII (3 Muharram 1436 H/ 27 Oktober 2014) “Sumpah Tapi Salah”. Sumpah Pemuda termasuk sumpah tapi salah kalo dilihat darhi sudut pandang Islam. Kok bisa? Emang apa yang salah dengan Sumpah Pemuda? Mungkin itu ya pertanyaan yang bikin dahi kamu mengerut. Kenapa sih Sumpah Pemuda termasuk sumpah tapi salah? Padahal kan sumpah pemuda itu adalah sumpah yang udah diikrarkan oleh pemuda-pemudi Indonesia puluhan tahun lalu.

Intinya sih dalam Sumpah Pemuda itu ada paham nasionalisme. Paham yang menjunjung tinggi rasa kecintaan bangsa dan negara. Namun bukan berarti kita nggak boleh cinta tanah air. Yang ini maksudnya rasa cinta yang berlebihan melebihi kecintaan pada Allah Swt. Sementara nasionalisme itu bertentangan dan bahkan menentang Islam.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukan golongan kami siapa saja yang mengajak pada ashabiyah (fanatisme golongan, kaum, bangsa). Bukan pula dari golongan kami orang yang berperang karena ashabiyah, dan tidak juga termasuk golongan kami orang yang mati karena ashabiyah.” (HR Abu Dawud)

Oya, ‘ashabiyyah itu artinya semangat golongan.Termasuk di dalamnya sukuisme dan nasionalisme. Ini adalah ikatan rusak. Nggak layak jadi pengikat manusia. Sedangkan Islam nggak kenal ikatan apapun selain ikatan iman dan ukhuwah Islamiyyah. Kedua ikatan ini yang menjadikan akidah Islam, ideologi Islam sebagai satu-satunya nya pengikat antar kaum Muslimin.

Islam muncul untuk merobohkan dan membersihkan ikatan sesat tadi. Kemudian membangun akidah Islam dan ideologi Islam yang satu. Satu pemimpin. Satu negara dan satu syariat (sistem hukum).

Sesuai hadits tadi, kalo kaum Muslimin ikutan fanatisme/ashobiyyah maka dianggap ‘bukan dari golongan kami’. Ihh, naudzubillah. So, hanya ikatan akidah dan ukhuwah Islamiyyah yang bisa menyatukan suku-suku, ras, kelompok, bangsa-bangsa di dunia.  Jadi udah jelas kan Sumpah Pemuda itu nggak boleh dan termasuk ke dalam sumpah tapi salah.Lalu gimana sih sumpah yang sesuai sama Islam?

Kalo mau bersumpah, pastiin deh bahwa apa yang kita ucapkan itu sesuai dengan aturan main dalam ajaran Islam. Artinya, kita bersumpah bukan untuk semangat nasionalisme, sukuisme, atau semangat golongan lain. Bersumpah harus untuk hal yang benar, bukan yang salah. Kita dilarang bersumpah selain kepada Allah Swt karena bisa menjerumuskan pada kesyirikan. Inget, dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah Swt  kalo orang itu nggak bertaubat. Misalnya sumpah pocong yang sama sekali tidak disyariatkan Islam.

Dalam hadist shohih dikatakan:

Ibn ‘Umar (radhiallahu ‘anhuma) mendengar seorang lelaki bersumpah: “Tidak, demi Ka’bah!” Lalu Ibn ‘Umar berkata kepadanya: “Aku mendengar Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesiapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka dia telah berbuat syirik. (HR. Abu Daud dan dinilai sahih oleh al-Albbani dalam Shahih Sunan Abu Daud, hadis no: 3251)

[Muhaira, santriwati kelas 3 jenjang SMA, Pesantren Media]

By Siti Muhaira

Santriwati Pesantren Media, angkatan kedua jenjang SMA. Blog : http://santrilucu.wordpress.com/ Twitter : @az_muhaira email : iraazzahra28@ymail.com Facebook : Muhaira az-Zahra. Lahir di Bogor pada bulan Muharram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *