Loading

Aaaaa….

Suara jeritan seorang gadis. Aku yang berada di halaman depan terkejut dan langsung masuk ke dalam rumah, aku masuk ke ruang tamu. Ternyata mamahku sedang terbaring di lantai, darah yang ada di lehernya terus mengalir.

Aku melihat seorang pria tengah lari meninggalkan rumahku. Aku mengejar pria itu. Kejar-kejaran semakin dramatis ketika aku teriak maling dan beberapa warga ikut membantu mengejar.  Aku yakin pasti dia pelaku yang membunuh mamahku.

Darr…

Pengejaran berhenti, setelah mobil menabrak pria itu. Cipratan darah mengenai pipiku. Keadaan semakin mencekam.  “Dik maafkan kakak ya?” satu kalimat untuk yang terakhir kalinya.

By Muhammad Qais

M Qais Abdul Qowiy, santri angkatan ke-2 jenjang SMP dan angkatan ke-6 jenjang SMA | Asal Bogor, Jawa Barat | Facebook : Muhammad Qais | Instagram : @mhmmdqais

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *