Loading

TITLE : PRASANGKA

 

  • SAUNG – DAY

(Hasya, Rania)

 

Pemandangan kebun pagi hari. Di kebun itu terdapat sebuah saung kecil. Hasya duduk bersantai di dalamnya. Kakinya ia luruskan ke luar saung. Ia tersenyum. Wajahnya menatap ke depan. Perlahan, ia menoleh ke kiri. Senyum di wajahnya perlahan menghilang.

 

INSERT

 

Rania ke luar dari pagar rumahnya. Ia menoleh kepada Hasya. Wajahnya dingin menatap Hasya sejenak. Kemudian berpaling dan melanjutkan langkahnya meninggalkan rumah.

 

BACK

 

Hasya menegakkan posisi duduknya. Wajahnya menegang memperhatikan kepergian Rania.

 

HASYA

(Heran, kesal) Hah?! Dia kenapa, sih?!

 

DISSOLVE TO

 

  1. INT/EXT. KAMAR HASYA/HALAMAN KOS – DAY

(Hasya, Rania, Ibu Kos)

 

Hari itu Hasya sedang memainkan piano di kamarnya. Tiba-tiba terdengar suara mobil berhenti di luar kosnya.

 

  1. Suara mobil yang samar-samar

 

Hasya membuka tirai jendela untuk melihat siapa yang datang. Di luar, seorang perempuan sebayanya (Rania) terlihat sedang berjalan membawa kopor di tangannya. Ibu kos mendatanginya dan berbicara kepadanya. Ibu kos menunjukkan kamar paling depan dan memberikan kunci kepada perempuan itu. Tanpa ekspresi, Rania mengangguk pelan kepada ibu kos dan berjalan menuju kamar yang ditunjukkan.

 

Rania merasa ada yang mengawasinya. Ia menoleh dan melihat ke jendela Hasya. Hasya terkejut. Kemudian ia tersenyum dan mengangguk. Rania diam kemudian mengangguk kaku tanpa ekspresi. Lalu masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu. Sementara senyum Hasya perlahan memudar. Hasya menutup tirai dan berbalik. Ia memiringkan heran. Kemudian berlalu.

 

DISSOLVE TO

 

  1. KOS-KOSAN – DAY

(Hasya, Allin, Rania)

 

Hasya mengikat sepatunya bersiap pergi ke kampus pagi itu. Selesai mengikat sepatunya, Hasya berdiri, mengambil tasnya dan menyampirkannya di bahunya.

 

INSERT

 

Pintu di samping kamar Hasya terbuka.

 

BACK

 

Hasya menoleh. Allin ke luar dari dalamnya. Ia menutup pintu kamarnya dan melihat kepada Hasya, tersenyum.

 

ALLIN

Assalamu’alaikum. Wah… Hasya… Tumben pagi-pagi udah siap.

 

Hasya memutar matanya pura-pura kesal. Allin mengunci pintu kamarnya. Memakai sepatunya dengan cepat.

 

HASYA

(Ketus) Wa’alaikumussalam. Ini sih udah mau telat, Allin.

 

Allin berdiri dan menepuk pundak Hasya. Tersenyum.

 

ALLIN

Iya.. Tahu, kok. Hasya kan nggak pernah terlambat masuk kelas. Ya udah, yuk berangkat.

 

Hasya tersenyum.

 

INSERT

 

Pintu kamar Rania terbuka.

 

BACK

 

Rania membuka pintu kamarnya menunduk. Tasnya sudah tersampir di punggungnya. Ia mendongak dan terdiam mendapati Hasya dan Allin tengah berdiri di depan kamarnya. Wajahnya ketus. Hasya dan Allin saling berpandangan bingung. Allin menoleh kepada Rania dan tersenyum. Ia mengulurkan tangan ingin berjabat tangan.

 

ALLIN

Assalamu’alaikum. Aku Allin. Kamar sebelah. Ini Hasya.

 

Allin berbicara sambil menunjuk kamarnya dan memperkenalkan Hasya kemudian mengulurkan tangannya lagi. Rania diam. Ia menatap tangan Allin sejenak dan mengulurkan tangannya. Allin menjabat tangan Rania.

 

RANIA

(Pelan) Rania

 

Rania melepas tangannya. Ia beralih menatap Hasya. Hasya terkejut kemudian tersenyum. Ia buru-buru mengulurkan tangannya juga. Rania menatap tangan Hasya hendak menyalaminya.

 

  1. Nada dering telpon

 

Rania urung menyalami tangan Hasya. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku dan melihat kepada layarnya. Ia mengangguk cepat kepada Hasya. Kemudian mengangkat telponnya sambil berbalik dan masuk ke dalam kamarnya lagi. Sementara Hasya menurunkan tangannya perlahan dan memasukkannya ke dalam saku jaketnya dan berlalu.

 

HASYA

(Ketus) Kita udah telat.

 

Allin menatap Hasya dan mengikutinya.

 

DISSOLVE TO

 

  1. FOOD COURT – DAY

(Hasya, Allin)

 

Suasana food court. Hasya dan Allin sedang duduk di salah satu meja di sana. Hasya sedang mengerjakan tugas. Matanya tertuju ke layar laptopnya. Allin sedang melihat ke ponselnya sambil sesekali menyeruput minumannya.

 

Tiba-tiba Hasya mengangkat kepalanya cepat. Ditutupnya laptopnya dan menatap Allin tajam. Wajahnya terlihat tidak suka. Allin menaruh ponsel dan minumannya. Allin menatap Hasya. Menunggu Hasya mengatakan sesuatu. Tapi Hasya tidak mengatakan apa-apa. Hanya menatapnya balik dengan pandangan yang aneh. Allin menghela nafas panjang.

 

ALLIN

(Lembut) Kenapa, sih, Sya?

 

Hasya menjawab dengan cepat seakan-akan ia sudah menunggu Allin menanyakan hal itu.

 

HASYA

(Kesal) Sebel tau!

 

ALLIN

(Lembut) Iya.. Sebel kenapa?

HASYA

Tadi aku ketemu Rania di depan kelas. Aku tersenyum kepadanya. Rencananya aku ingin melanjutkan perkenalan yang batal tadi pagi. Tapi dia cuma ngelewatin aku kayak gitu aja. Kayak yang nggak kenal. Kesel nggak sih?!

 

Allin diam dan mendengarkan kekesalan Hasya dengan tenang.

 

ALLIN

(Tenang) Dia nggak liat kali. Mungkin lagi buru-buru.

 

Hasya menggerutu sendiri. Dibukanya lagi laptopnya dan mulai mengerjakan tugasnya lagi. Allin mengehela nafas panjang lagi. Ia kembali mengambil minumannya dan menyeruputnya sambil melihat-lihat ke sekeliling food court tanpa alasan yang jelas. Tiba-tiba ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.

 

  1. Bunyi pesan masuk

 

Allin melihat ke layar ponselnya sebentar kemudian melirik Hasya. Ia berdeham pelan.

 

ALLIN

Ehm. Sya. Ada paket buat kamu. Di kosan.

 

Hasya masih serius dengan laptopnya.

 

HASYA

Paket? Paket apa? Dari siapa?

 

Allin kembali berdeham aneh dan melanjutkan.

 

ALLIN

Ehm. Yang terima Rania.

 

HASYA

Kok kamu tau?

 

ALLIN

Dia sms aku.

 

Hasya mengangkat kepalanya cepat. Wajahnya terlihat terkejut.

 

HASYA

(Terkejut) Kamu punya nomor dia? Kok bisa?

 

ALLIN

(Hati-hati) Yah, tadi aku ketemu dia juga di kampus. Dia minta tolong ke aku buat tanyaain sesuatu ke dosen soalnya dia lagi dicari sama ketua jurusan buat ngumpulin sesuatu. Jadi dia kasih aku nomor dia supaya aku bisa kasih kabar.

 

Hasya diam. Wajahnya murung. Di tutupnya lagi laptopnya. Ia taruh laptopnya di pangkuannya di bawah meja. Kemudian ia menaruh kepalanya di atas meja.

 

HASYA

(Sedih) Kayaknya dia cuma nggak mau temenan sama aku, ya…

 

Allin menggeleng-gelengkan kepalanya.

 

DISSOLVE TO

 

  1. DI PINTU KAMAR HASYA – DAY(SORE)

(Hasya, Rania)

 

Hasya membuka pintu kamarnya. Rania berdiri depan kamarnya. Di tangannya terdapat paket yang dibicarakan Allin siang tadi di food court. Rania diam. Hasya juga diam. Keduanya menunggu lawan bicaranya berbicara duluan. Hasya menghela nafasnya. Tersenyum.

 

HASYA

Itu paketnya ya? Thanks ya.

 

Katanya menunjuk paket di tangan Rania. Rania mengulurkan paket itu. Hasya menerimanya. Kemudian Rania diam di tempat. Hasya menatapnya heran.

 

HASYA

Ada apa?

 

Rania terlihat tersadar. Kemudian menggeleng. Ia mengangguk pelan dan berbalik menuju kamarnya. Hasya memperhatikan hingga terdengar suara pintu yang ditutup. Ia menggelengkan kepalanya heran. Ia menutup pintu kamarnya.

 

CUT TO

 

  1. KAMAR HASYA – DAY(SORE)

(Hasya)

 

Hasya menutup pintu kamarnya. Kemudian berbalik dan melihat paketnya. Di atas paket itu terselip sebuah kertas yang dilipat dua.

 

HASYA

Eh? Ini apa?

 

Hasya mengambil kertas itu, menaruh paketnya di lantai dan membalik kertas itu. Terdapat tulisan Rania di baliknya. “Buat Hasya”. Hasya mengangkat wajahnya dan membuka lipatan kertas itu setelah menoleh ke belakang, ke arah pintunya yang tertutup. Hasya membacanya dalam hati.

 

RANIA (OS)

Assalamu’alaikum wr wb. Maaf tentang yang tadi pagi. Aku kira kamu kesal karena itu. Aku juga minta maaf soal siang tadi di kampus. Ketua jurusan menyuruhku mengumpulkan data-data yang kurang. Aku sangat buru-buru tadi sehingga tidak sempat menyapamu. Sekali lagi aku minta maaf. Aku hanya ingin berteman denganmu. Rania.

 

Hasya mengangkat wajahnya selesai membaca surat dari Rania. Ia diam beberapa saat. Kemudian menoleh ke akan pintunya lagi. Tersenyum.

 

CUT TO

 

  1. KAMAR RANIA – DAY(SORE)

(Rania)

 

Rania bersandar di belakang pintu kamarnya. Ia menunduk kemudian menoleh di arah kamar Hasya.

 

FLASHBACK

 

  1. KOS-KOSAN – DAY

(Hasya, Allin, Rania)

 

Rania keluar dari kamarnya. Ia masih mendengarkan suara orang yang menelponnya.

 

RANIA

Iya, Bu. Nanti malam Rania telpon Ibu lagi ya. (Jeda) Iya. (Jeda) Wa’alaikumussalam.

 

Rania menurunkan ponsel dari telinganya. Kini ia diam memandangi bagian belakang Hasya dan Allin di kejauhan. Wajahnya menunjukkan penuh penyesalan.

 

BACK

 

 

  1. DI DEPAN PAGAR KOSAN – DAY

(Rania, Hasya, Allin)

 

Rania berdiri di depan pagar kos-kosan. Ia sedang menunggu sesuatu. Sepatunya sudah terikat rapi talinya. Tas punggung telah ia kenakan. Sesekali ia melihat jam tangannya.

 

Dari belakang Hasya berjalan menghampiri Rania. Hasya menepuk bahu Rania.

 

HASYA

Hey. Udah lama nunggunya?

 

RANIA

Eh. Enggak, kok.

 

Hasya tersenyum. Kemudian ia mengulurkan tangannya di depan Rania. Rania menampakkan wajah kebingungan menatap tangan Hasya.

 

RANIA

Itu buat apa?

 

HASYA

Pinjem hpmu.

 

Rania masih bingung. Walau begitu dikeluarkannya ponselnya dari dalam sakunya dan memeberikannya kepada Hasya. Hasya menerimanya cepat dan langsung menuliskan sesuatu di atasnya. Hasya menuliskan nomor hpnya dan mengirimkan pesan ke nomornya. Rania memperhatikan. Setelah selesai, Hasya mengembalikan ponsel itu kepada Rania.

 

HASYA

Aku punya nomormu sekarang.

 

Rania tersenyum. Begitu juga dengan Hasya. Mereka lama saling berpandangan.

 

Tiba-tiba tangan mereka ditarik oleh seseorang yang berlari dari belakang. Allin berlari sambil menarik Hasya dan Rania.

 

ALLIN

Ayo! Ayo! Ayo! Kita udah terlambat!

 

Ketiganya berlari meninggalkan kos-kosan.

 

END

 

[Fathimah NJL, Kelas 2 SMA, Pesantren Media]

By Fathimah NJL

Santriwati Pesantren Media, angkatan ke-5 jenjang SMA. Sudah terdampar di dunia santri selama hampir 6 tahun. Moto : "Bahagia itu Kita yang Rasa" | Twitter: @FathimahNJL | Facebook: Fathimah Njl | Instagram: fathimahnjl

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *