Loading

Dia adalah wanita yang telah menyusu ketulusan dari kedua orangtuanya dan menyantap hidangan wahyu di atas meja kenabian. Dia adalah wanita suci yang disucikan, karena Allah mengumumkan kesuciannya dari tujuh lapis langit. Dia adalah wanita yang bertakwa, bersih, ahli wara’, dan ahli zuhud. Dia adalah Aisyah binti Abu Bakar, semoga Allah meridhoinya.

Aisyah dilahirkan empat tahun sesudah Nabi SAW diutus menjadi Rasul. Aisyah tumbuh di bawah asuhan orangtua yang mulia dan dibesarkan ditengah-tengah cahaya keimanan. Kedua orangtuanya terus mengasuhya dengan teliti dan baik, walaupun tidak pernah terlintas dalam benak mereka bahwa di masa yang akan datang, ia akan menjadi Ummul Mukminin.

Aisyah dan Rasulullah SAW menikah di bulan Syawal pada tahun ke 2 Hijriah. Saat itu Aisyah baru berusia 6 tahun dan baru baru digauli Rasulullah, saat Aisyah berusia 9 tahun . Aisyah adalah istri ke tiga Rasulullah setelah Khadijah dan Saudah.

“Aisyah ra, menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku bermimpi selama tiga malam. Malaikat dengan membawa gambarmu dalam sepotong kain sutera seraya berkata, ‘Inilah istrimu.’ Lalu, aku buka kain penutup wajahmu, ternyata itu adalah gambarmu. Saat itu aku bergumam, jika ini kehendak Allah, maka pasti terlaksana.” (Mutaffaq ‘alaih)

Beliau mempelajari bahasa, Syair, ilmu kedokteran, nasab nasab dan hari hari Arab . Berkata Az-Zuhri “ Andaikata ilmu yang dikuasai Aisyah dibandingkan dengan yang dimiliki semua istri Nabi Shallallahu ’alaihi Wassalam dan ilmu seluruh wanita niscaya ilmu Aisyah yang lebih utama”. Urwah mengatakan “ aku tidak pernah melihat seorangpun yang mengerti ilmu kedokteran, syair dan fiqh melebihi Aisyah”.

Aisyah meriwayatkan 2.210 hadits, diantara keistimewaannya beliau sendiri kadang kadang mengeluarkan beberapa masalah dari sumbernya, berijtihad secara khusus, lalu mencocokannya dengan pendapat pada sahabat yang alim.

Aisyah meriwayatkan hadits dari ayahnya Abu Bakar, dari Umar, Sa’ad bin Abi Waqqash, Usaid bin Khudlair dan lain lain. Sedangkan sahabat yang meriwayatkan dari beliau ialah Abu Hurairah, Abu Musa al-Asy’ari, Zaid bin Khalid al-Juhniy, Syafiyah binti Syabah dan beberapa yang lain.

Ummul Mukminin Aisyah ra, meninggal tepat pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 58 Hijriah. Sebelum meninggal, ia berwasiat agar dikuburkan di pemakaman Baqi’ bersama rekan-rekannya sesama istri Nabi SAW, dan keluarga beliau.

Semoga Allah meridhainya dan membuatnya ridha, serta menjadikan surga Firdaus sebagai tempat persinggahannya. Amiinn.

Sumber:  Biografi Ahlul Hadits  http://ahlulhadiits.wordpress.com/

35 Sirah Shahabiyah Jilid 1

By Cylpa Nur Fitriani

Cylpa Nur Fitriani | Santriwati Pesantren Media angkatan ke-2, jenjang SMP, kelas 3

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *