Loading

Bunga mendengar teriakan ibunya dari arah belakang, dia menengok ke belakang, dan terlihat Ibu dan Ayahnya sedang mengejarnya. Tetapi Bunga tidak menghiraukannya dan Bunga tetap berlari  dan tidak mau berhenti. Namun tiba-tiba Bunga merasa kelelahan dan akhinya Bunga terjatuh dan tak sadarkan diri. Akhirnya Bunga dibawa lagi ke rumah sakit, ibunya sangat merasa bersalah dengan kata-katanya tadi, yang jelas menyakitkan sekali bagi telinga anaknya itu.
 “Aku tidak pantas menjadi seorang Ibu yang baik, ya Allah maafkan hambamu yang lemah ini.” Gumam ibunya dalam hati.
Bunga yang akhirnya harus dirawat lagi. Sunguh malang nasibnya, karena harus menderita penyakit yang tidak selaras dengannya. Bunga yang selalu ceria, dipandang oleh teman-temannya sangat baik dan terhormat, tak bisa terduga karena bisa mengindap penyakit yang hina itu. Bunga yang hampir 1 bulan meninggalkan bangku kelas yang dirindukannya.
Teman-teman sekolahnya merindukan sosok Bunga yang cantik dan anggun itu, Bunga yang rajin dan pintar, baik dan shalihah. Mereka merasa kasihan saat mendengar Bunga yang harus terus dikurung di rumah sakit, yang orang-orang gak akan pernah betah di sana. Lalu mereka merencanakan untuk menjenguknya besok.
0oOoo
Esok harinya, Bunga Nampak sangat terpuruk dalam hidupnya karena harus bertemu lagi dengan rumah sakit. Padahal dia sebenarnya sudah bisa pulang. Namun Bunga hanya bisa pasrah karena dia tidak bisa apa-apa. Tepat pukul 09.00 WIB saat Bunga sedang istirahat, teman-temannya menjenguknya, sebelum Bunga bangun, teman-temannya sempat menanyakan pada Ayah Bunga tentang kondisi dan penyakit Bunga. Akhirnya dengan berat hati meski di sembunyikan juga teman-temannya berhak tahu dengan penyakit dan kondisi Bunga sekarang.
Setelah ayahnya cerita, teman-temannya sangat kaget. Mereka berpikir kenapa bisa Bunga berpenyakit yang ternilai buruk itu, malah sangat buruk? Namun meski teman-temannya tahu penyakit Bunga, itu tidak merubah persahabatan mereka, malah semakin dekat, karena teman-temannya jadi sering menjenguk ke Rumah sakit.
Hari ke hari Bunga terlihat lebih baik setelah teman-temannya sering datang menjenguknya. Dan terlihat senang. Ibunya yang selalu menemaninya, sangat bersyukur karena bisa melihat anaknya tertawa lagi bersama teman-temannya.  memang benar, teman-teman adalah salah satu motivasi hidup. Bunga yang terlihat murung dan merasa terpuruk, sejak kedatanganan teman-temannya, dia terlihat lebih baik dan bahagia karena masih ada yang mau berteman dengannya. Senyuman termanis Bunga terlihat lagi, membuat wajahnya yang cantik ayu itu lebih berseri-seri.
Pandangan orang terhadapnya kadang berbeda, karena dokter merasa kalau Bunga sudah baikan dan bisa pulang kapan saja.  Bunga senang mendengar komentar dari dokter terhadapnya. Dan teman-temannya langsung ikut senang.
“berarti Bunga sebentar lagi sudah bisa duduk di bangkunya yang selalu kosong dong.” kata Resa salah satu temannya sambil tersenyum manja pada Bunga.
“hehe… iya Res, aku juga kangen banget sama bangku kelasku, kita bermain bersama, dan pokoknya yang pernah kita lalui bersama” jawab Bunga, sambil mengingat-ingat masa-masa bersama teman-teman.
“jadi, kapan kamu mau pulang Bunga ?” kata Sonya, dengan semangat.
“besok, kalo bisa. Insya Allah.” Jawab Bunga singkat penuh harap.
“asyik… Bunga sudah bisa pulang.” Jawab Sonya lagi, dengan bahagia.
Lalu mereka asyik tertawa bersama. Semua itu  karena teman-teman yang setia kawan, Bunga melihat satu persatu sahabatnya, lalu tersenyum, namun, di balik senyum Bunga menyimpan luka yang begitu dalam. Dia sangat tertekan karena penyakit yang dideritanya. Tapi Bunga juga bersyukur, karena mempunyai teman-teman yang begitu baik, dan setia. Meski sudah tahu tentang penyakitnya, mereka tidak menjahinya. Sangat bahagia, dengan tetesan air mata bahagia di pipinya.
Bersambung…
[Tya Intan Kasih, santriwati kelas 1 jenjang SMA, Pesantren media]

By Siti Muhaira

Santriwati Pesantren Media, angkatan kedua jenjang SMA. Blog : http://santrilucu.wordpress.com/ Twitter : @az_muhaira email : iraazzahra28@ymail.com Facebook : Muhaira az-Zahra. Lahir di Bogor pada bulan Muharram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *