Loading

images (7)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)”

Perpisahan. Apa yang ada di benakmu ketika mendengar kata ini? Ya, kata ini selalu identik dengan sesuatu yang menyakitkan. Biasanya ketika seseorang mengalami ini dia akan mengatakan “kenapa harus bertemu kalau akhirnya akan berpisah”. Alay juga ya?

Setiap manusia pasti akan mengalami ini. Mau atau nggak. Bisa atau nggak. Kuat atau nggak. Terima atau nggak. Namanya juga roda kehidupan. Ada siang ada malam, ada hitam ada putih, ada bahagia ada sedih. Selalu begitu dan akan selalu begitu selama kita hidup di dunia ini.

Sekalipun kita menolaknya sekuat tenaga, pasti yang namanya perpisahan akan menghampiri kita. Bisa dari diri kita sendiri, orang tua, saudara, teman, suami, istri, ataupun anak.

“Berpisah” kata ini mempunyai ruang tersendiri di hati. Menyakitkan karena belum siap untuk kehilangan. Sebetulnya selalu ada hikmah dalam setiap kejadian yang dialami manusia. Cuma kitanya aja yang nggak mau menengok sedikiiit aja karena dia terlalu kecil dalam pandangan kita.

Misalnya saja, ada seseorang yang diputuskan pacarnya bisa jadi Allah merencanakan hal itu supaya kita tidak terus-terusan berada dalam kemaksiatan.

Ya, mencintai manusia resikonya adalah sakit hati. Ketika bertemu dengan mereka kita harus sadar suatu saat mereka akan berpisah dengan kita. Seperti nasehatnya Ali bin Abi Thalib “janganlah kita mencintai seseorang terlalu berlebihan” karena akan sakit ketika kita mengetahui dirinya sudah tak ada di sisi kita.

Cintailah mereka biasa-biasa saja. Posisikan mencintai Allah di atas segala-galanya, sehingga kita akan ikhlas kehilangan seseorang jika alasan kita mencintainya karena Allah yang memerintahkan.
Hikmah dari berpisah adalah mengajarkan kita untuk menghargai setiap waktu yang diberikan oleh Allah, membuat kita menjadi pribadi yang kuat, berfikir dewasa dan lebih berhati-hati dalam bersikap.

Jadi, ketika kita membenci sesuatu bisa saja itu baik untuk kita. Dan ketika kita menyukai sesuatu bisa jadi itu buruk untuk kita. Allah lebih mengetahui apa yang terbaik buat hambanya. Hamasah!

[Neng Ilham raudhatul Jannah, santri Akhwat jenjang SMA, Pesantren Media]

By nilam

Ilham Raudhatul Jannah, biasa disapa Neng Ilham | Santriwati Pesantren MEDIA angkatanke-1, jenjang SMA | Alumni tahun 2014, asal Menes, Banten | Twitter: @senandungrindu1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *