Loading

24 oktober 2019, hari di mana Santri Ikhwan Pesantren Media melakukan kegiatan Rihlah ke Curug Ciputri.

Seperti acara-acara atau rihlah-rihlah sebelumnya, sehari sebelum keberangkatan, santri ikhwan dikumpulkan di kelas untuk briefing rihlah keesokan harinya. Briefing biasanya berisi penjelasan-penjelasan seperti apa yang harus dibawa, pembagian kerjaan, dan hal-hal lainnya.

Di hari-H, paginya santri piket terlebih dahulu seperti biasa. Menyapu, mengepel, dan lain sebagainya agar ketika berangkat rihlah, asrama dalam keadaan bersih dan rapi. Setelah itu, para santri melakukan pekerjaannya masing-masing, ada bagian logistik, kesehatan, makanan, dan lain-lain.

Jam 10 lebih barang-barang yang perlu dibawa sudah dipersiapkan. Setelah itu memulai keberangkatan. Total yang ikut ada 13 orang, 6 naik Go-Car dan 7 naik kendaraan pesantren.

ooOoo

Jam 12, santri-santri sampai di tempat tujuan, Bumi Perkemahan Ciputri. Setelah turun dari mobil, shalat, makan, dan berehat sebentar, santri mendaki bukit kurang lebih 200 meter dari parkiran dan membuat tenda.

Karena banyak berkeringat, santri-santri pergi ke Curug sekitar bernama Curug Padalarang. Dari tempat kemah, santri berjalan sejauh 800 meter ke tempat Curug Padalarang. Curug itu tidak besar, besarnya mungkin 5 meter x 5 meter. Dan karena datang saat musim kering, air menjadi tidak terlalu deras debitnya dan sedikit.

Setelah selesai, santri berjalan kembali ke kemah. Saat sampai, santri-santri melaksanakan shalat Ashar, kemudian membuat mie sendiri-sendiri.

Malamnya, setelah shalat Maghrib dan Isya, santri-Santri berkelompok membuat nasi goreng kreasinya. Setelah itu jam bebas, ada yang membuat minuman, ada yang memasak mie, dan lain-lain.

ooOoo

Besoknya, santri bangun jam 3 untuk bersiap-siap shalat Tahajjud. Shalat Tahajjud di sana tidaklah mudah, untuk wudhu, kita harus turun bukit sejauh 200 meter dalam gelapnya malam, selain itu licin dan lembabnya jalan menjadi faktor yang menyulitkan pula.

Setelah turun, wudhu, kemudian naik lagi, para santri shalat Tahajjud masing-masing dan beberapa saat kemudian dilanjut shalat Shubuh berjamaah. Usai shalat, kebanyakan santri langsung tidur, mungkin karena kecapean turun dan naik bukit.

Paginya, Santri sarapan dengan makanan masing-masing. Sehabis makan, para santri akan berjalan ke tempat curug yang berbeda dari sebelumnya. Curug itu bernama Curug Ciputri, jaraknya tidak lebih jauh dari Curug Padalarang, sekitar 600 meter dari parkiran, lebarnya sekitar 8 meter x 7 meter, hanya saja saat itu sedang musim kering sehingga airnya hanya setinggi mata kaki saja.

Curug yang airnya hanya sebatas mata kaki membuat santri kembali ke dekat parkiran, dan akhirnya berendam di sungai dekat situ. Setelah puas lalu kami mandi bersih-bersih, karena akan shalat Jumat. Setelah foto bersama sebentar, santri turun dari Bumi Perkemahan Ciputri, menuju Masjid yang lumayan besar di daerah tersebut.

Sehabis shalat, saatnya kembali. 7 orang yang menaiki mobil pesantren jalan terlebih dahulu, kemudian di susul 6 orang yang menaiki Go-Car. Alhamdulillah, semuanya kembali dalam keadaan selamat. [Parung, 28 Oktober 2019, Taqiyuddin Abdurrahman Leboe, kelas 3 SMP]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *