Loading

Hari Rabu, 5 Maret 2014. Pesantren Media kembali menghadiri pameran buku islami di Istora Senayan Jakarta. 13th Islamic Book Fair Jakarta.

Pukul 8 pagi, kami sudah berangkat dari Kantor Pusat Pesantren Media di Komplek Laladon Permai. Sebelum itu, kami telah membagi kelompok kami. Kami memulai perjalanan dengan berjalan kaki menuju Bus APTB jurusan Bogor-Blok M di Bubulak. Untuk sampai ke sana, kami harus menaiki angkutan kota (Angkot) nomor 015.

Awalnya, semua santri mendapatkan kursinya di APTB. Namun seiring masuknya penumpang wanita dewasa lainnya, kami harus rela berdesak-desakan atau bahkan berdiri.

Ini adalah perjalan pertamaku naik Bus APTB. Sebelumnya aku pernah menaiki Bus Trans Jakarta. Tetapi aku dan ayahku saat itu mendapatkan kursi. Jadi tidak perlu pegel-pegel berdiri.

Perjalanan yang menyenangkan tidak terasa lama bagi kami. Atau lebih jelasnya, seperti bukan ke Jakarta. Namun setelah melihat ke jam, ternyata sudah dua jam berlalu. Lumayan..

Sampai di halte tujuan, kami langsung masuk ke lokasi acara. Di jalan, aku melihat banyak bus untuk mengangkut siswa-siswa dari sekolah lain.

Tidak berlama-lama, kami langsung memasuki arena book fair. Oh, iya. Aku mendapatkan kelompok bersama The Icha, The Maila, dan Mufiddah. Jadi kami berempat.

Selain mengunjungi pameran buku ini, aku juga ingin membeli beberapa buku. Yaitu Kitab Nizhom Islam, dan buku persiapan Ujian Nasional. Memang sekarang aku masih kelas 2 SMP. Tapi aku harus mulai mempelajarinya sejak sekarang.

Memasuki arena, kami justru menjadi bingung. Ke mana dulu, ya? Akhirnya, aku yang menjadi pemandu. Aku berpikir, kita jalan saja ke mana-mana. Kalau bertemu stand yang dicari, tinggal singgah sebentar.

Setelah lama berkeliling, akhirnya kamu menemukan stand milik penerbit Al-Azhar Press. Di sana, aku menemukan kitab yang kucari. Ternyata di tempat ini pula, The Icha juga membeli Buku Materi Dasar Islam. Beruntung sekali.

Sambil menunggu The Icha bertransaksi, aku masuk ke sebuah kantin di dekat stand itu. Aku merasa haus.

“Mbak, aqua berapa?” tanyaku menunjuk sebuah botol air mineral.

“Rp. 5000, neng.” Aku terkejut. Semahal itu, kah? Aku dapat mengambil pelajaran dari sini. Kalau mau perjalanan ke Jakarta, jangan lupa bawa air minum.

Ke mana lagi, ya? Ah, iya. Aku harus membeli poster untuk adikku, Muhammad. Dia memang baru masuk Taman Kanak-kanak.

Setelah lelah berputar-putar, akhirnya kami mulai kelelahan. Kami masuk ke arena lapangan, dan duduk di suatu bagian tribun. Tiba-tiba aku teringat bahwa ada suatu tempat yang di sana menjual kebutuhan Taman Kanak-kanak. Akhirnya kami ke sana.

Singkat cerita..

Sudah memasuki pukul 2 siang. Akhirnya kami pulang. Seperti rencana, kami pulang menggunakan kereta Commuterline jurusan Jakarta Kota-Bogor. Aku tidak akan menceritakan saat di perjalanan karena aku pulang dalam keadaan sangat lelah.

Akhirnya, kami sampai di asrama tepat saat orang-orang tengah melaksanakan sholat Isya. Alhamdulillah, perjalanan kali ini menyenangkan.

[Fathimah NJL, santriwati kelas 1 jenjang SMP, Pesantren Media]

By Fathimah NJL

Santriwati Pesantren Media, angkatan ke-5 jenjang SMA. Sudah terdampar di dunia santri selama hampir 6 tahun. Moto : "Bahagia itu Kita yang Rasa" | Twitter: @FathimahNJL | Facebook: Fathimah Njl | Instagram: fathimahnjl

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *