Loading

Bagaimana aku harus memulai

Untuk mengatakan apa yang ada di kalbu

Hal yang sepele mungkin didengar

Namun sangat sulit kuungkapkan

Saat aku masih belajar menapak di tanah

Merangkak dari sudut ke sudut

Kemudian berdiri dengan bantuan dinding

Lalu kuberjalan hingga terjatuh

Tangisku mengejutkan hatimu

Sontak kau peluk aku dengan sayang

Kau bangunkan aku hingga aku mampu

Untuk kokoh berjalan arungi hidup

Beranjak, masa demi masa aku hidup

Dalam dekap kasih dan sayang

Yang tercurah dengan tulus

Dari sosok lembut hati dan tindaknya

Di lain waktu aku terlihat seperti orang bodoh

Yang tak punya hati dan perhatian

Mengabaikan masa lalu yang dulu kau lukis

Dengan pena ketulusan dan kanvas kebahagiaan

Tak peduli dengan apa yang kau rasa

Tak peduli dengan apa yang kau derita

Pahit dan gelapnya dunia

Getir dan luka yang kau alami

Seperti  menerima mainan darimu dengan mengemis

Seolah itu milikku sepenuhnya

Dan kupikir wajar bila kuterima kasih sayangmu

Namun sekarang aku akan mulai sadar

Hingga aku terbangun dari mimpi kelabu

Ketika aku merasakan dukamu

Merasakan luka, tapi tak sesakit

Yang kau alami dari dulu hingga kini

Mungkin puisi ini

Yang akan mengatakannya

Bahwa apa yang ada dalam kalbuku

Adalah kata cinta yang paling dalam

Aku sangat ingin mengatakan

 Bahwa aku mencintaimu

Bahwa aku sangat mencintaimu

Bahwa aku akan selalu mencintaimu

[Zahrotun Nissa, santriwati kelas 1 jenjang SMA, Pesantren Media]

 

By Siti Muhaira

Santriwati Pesantren Media, angkatan kedua jenjang SMA. Blog : http://santrilucu.wordpress.com/ Twitter : @az_muhaira email : iraazzahra28@ymail.com Facebook : Muhaira az-Zahra. Lahir di Bogor pada bulan Muharram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *