Loading

Liputan Khusus Diskusi Aktual Pesantren Media Rabu, 18 September 2013

Rabu 18 September 2013 Pesantren Media kembali mengadakan diskusi aktual dan memgangkat tema mengenai polisi yang sering ditembak oleh orang yang tidak dikenal. Diskusi kali ini di moderatori oleh Farid Ab dan notulen Dihya Musa AR, atau saya sendiri.

Farid AB selaku moderator langsung membuka sesi pertanyaan.

Pertanyaan pertama dari Qois: Kenapa polisi bisa di tembak? Apa salah polisi?

pertanyaan kedua dari Riski: Kira kira dari kelompok apa yang menembaki polisi?

Pertanyaan ketiga dari Fadlan: Apa tujuan pelaku  menembaki polisi tersebut?

Pertanyaan keempat dari Difa: Apakah polisi itu mati sahid?

Pertanyaan kelima dar Putrii: Pada saat penembakan di depan kedung KPK, apakah tidak ada polisi lain yang menolong?

Pertanyaan keenam dari Ihsan: Apakah mereka sudah siap menangani kasus ini?

Pertanyaan ketujuh dari Tya: Apa tindakan yang harus dilakukan pemerintah supaya tidak menimbulkan korban lagi?

Pertanyaan kedelapan dari Alifa: Apa hukuman yang paling pantas pagi tersangka penembak polisi?

Setelah sesi pertanyaan sudah selesai, maka Farid AB membuka sesi jawab.

Langsung saja pertanyaan pertama dari Qois. Kenapa polisi bisa di tembak? Apa salah polisi? Ihsan menanggapi, mungkin teroris yang ada dendam sama polisi. Jadi mereka ingin menembak dari anggota polisi. Fadlan kemudian menambahkan, karena dendam sama polisi.  Menurut Rizki, karena mumgkin pelakunya penjahat yang sudah pernah di tangkap oleh polisi . Pelakunya yang tau apa salah polisi tersebut.

Pertanyaan dari Rizki. Kira-kira dari kepompok apa yang menembaki polisi? Jawaban didapat dari pendapat beberapa orang, yakni bisa dari teroris, bisa dari orang dalam, bisa juga dari masyarakat yang tidak suka dengan kinerja polisi.

Pertanyaan dari Fadlan. Apa tujuan pelaku menembaki polisi tersebut? Menjawab pertanyaan tersebut, menurut Cylpa, karena penegakan hukum yang masih labil.

Apakah polisi itu mati sahid? Pertanyaan tersebut dari Difa. Jawaban pun segera mengalir. Menurut Ihsan bisa saja, karena mungkin saja si korban setelah solat lalu di tembak. Menurut Cylpa, kalau membela kaum muslimin mati saykid. Fadlan pun menambahkan, bisa jadi juga ia hanya membela negara. Umar berpendapat, tergantung. Kalau dia ihklas membela  Allah. Kalau hanya mencari materi belaka, ya wallahu A’lam

Pertanyaan selanjutnya dari Putri, pada saat penembakan di depan kedung KPK apakah tidak ada polisi lain yang menolong? Jawaban pun didapat, seharusnya standar minimal pengawalan ada dua orang.

Pertanyaan selanjutnya adalah dari Ihsan. Apakah mereka sudah siap menangani kasus ini? Abdullah pun menjawab : kalau mereka mau siap, sedangkan jika mereka tidak mau, maka polisi tersebut tidak siap.

Pertanyaan kemudian adalah dari Tya. Apa tindakan yang harus dilakukan pemerintah supaya tidak menimbulkan korban lagi? Menanggapi pertanyaan ini, Rizki menjawab : melengkapi polisi dengan rompi anti peluru. Menurut Ira, alasan polisi tidak menggunakan rompi anti peluru adalah, kalau memakai rompi terasa panas dan gerah. Bergerak jadi tidak leluasa.  Menurut Ela, pemerintah harus meningkatkan kualitas kerja dan keamanannya. Swiping senjata.

Dan pertanyaan terakhir datang dari Alifa, apa hukuman paling pantas bagi tersangka yang menembaki polisi? Jawaban pun segera bermunculan. Kalau pelakunya nembak, ya dia ditembak. Menurut Anam, kalau pelakunya membunuh, maka di balas bunuh dengan cara Islam.

Karena adzan Dzuhur sudah berkumandang, maka diskusi pun diakhiri. Diskusi berjalan dengan tertib. [Dihya Musa AR, santri angkatan ke-2, jenjang SMA, Pesantren Media]

*gambar dari sini

By Administrator

Pesantren MEDIA [Menyongsong Masa Depan Peradaban Islam Terdepan Melalui Media] Kp Tajur RT 05/04, Desa Pamegarsari, Kec. Parung, Kab. Bogor 16330 | Email: info@pesantrenmedia.com | Twitter @PesantrenMEDIA | IG @PesantrenMedia | Channel Youtube https://youtube.com/user/pesantrenmedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *