Loading

Hari ini tanggal 26 Juli 2014. Sejak dua hari yang lalu, aku merasa tidak enak badan. Kepalaku pusing dan badanku pegal-pegal. Padahal kata Umi, kami akan pergi ke rumah Pakde Mono hari ini. Tante Nina yang jemput. Karenanya, sejak kemarin, kami mulai membereskan barang-barang yang akan dibawa. Aku bahkan meminjam tas kopor milik temanku, Mufiddah.

Tidak hanya aku. Ternyata Maryam dan Muhammad juga masih masa penyembuhan. Tapi mereka masih bisa bermain-main. Sedang aku, terkapar tanpa kekuatan. Ya Allah..

Kata Umi, “Mungkin Tante Nina akan datang sore hari. Jadi Kakak bisa istirahat dulu”. Akhirnya, aku tertidur.

ooOoo

“Assalamu’alaikum..” aku kenal suara itu. Aku membuka mata, memakai kerudung dan masuk ke kamar mandi. Ternyata aku kedatangan tamu bulanan. Tapi bukan hanya aku yang dapat tamu. Ternyata di ruang tengah, sudah ada Bude Diyah dan Mbak Ayya. Di depan, ada Pakde Mono, dan di luar ada Mas Tyo, Mas Nunu, Mas Iyya, dan Mas Hafizh yang sedang bermain bersama Abdullah, Taqi dan Muhammad. Wah.. Ramai sekali..

“Fathimah sedang tidak enak badan, ya?” Tanya Pakde Mono. Aku mengangguk.

“Iya, lagi dapet Haidh.” Kata Umi. “Dinar katanya mau ke sini.” Kata Umi lagi. Dinar itu adalah Tante Nina. “Lagi belanja kali, ya.”

Karena aku sedang tidak enak badan, aku hanya bolak-balik dari kamar ke luar. Begitu seterusnya. Bingung mau ngapain. Tiba-tiba Mbak Ayya menyodorkan tiga buah tas kecil. Ada yang warnanya hijau, biru, dan merah muda.

“Fathimah mau yang mana?” kata Mbak Ayya menawarkan. Hehe.. aku jadi malu-malu, nih.

“Hmm.. nanti aja, deh. Dyandra dulu yang pilih.” Kataku akhirnya. Dyandra adalah adik sepupuku. Dia anak Tante Nina.

“Dinar, kok, lama banget, ya?” kata Umi.

“Coba ditelpon dulu.” Kata Pakde Mono. Ternyata benar, Tante Nina masih belanja. Mau cari baju katanya.

“Kita berangkat dulu aja, yuk. Dinar suruh langsung berangkat ke Bekasi aja. Kita buka puasa di Blu Mall aja. Takut kesorean, nih.” Kata Bude Diyah. Akhirnya kami berangkat. Semua anak laki-laki naik mobil Freed. Bude Diyah yang menyetir. Aku, Umi, Maryam, dan Mbak Ayya naik mobil Proton dengan Pakde Mono.

Umi agak kerepotan dengan kunci rumah. Akhirnya rumahnya dititipkan ke Teteh Koyah yang tidak ikut. Setelah itu, kita berangkat..

ooOoo

Kami akan pergi ke rumah Pakde Mono di Bekasi. Kami melewati tol Sentul Selatan. Lama rasanya sampai ke Bekasi. Tapi akhirnya sampai juga. Berbarengan dengan rombongan Bude Diyah. Tante Nina sudah disuruh memesan tempat dan makanan di Paparons Pizza. Mata kananku agak bengkak karena iritasi.

Maryam nangis terus ketika berada di Paparons Pizza. Karena itu, aku dan Maryam jalan-jalan. Kami membeli balon. Maryam juga naik kereta-keretaan bersama Muhammad dan Pakde Mono.

Setelah menghabiskan makanan, kami pulang ke rumah Pakde Mono. Aku, Mbak Ayya dan Dyandra mampir ke KFC dulu untuk membeli makanan untuk sahur besok. Lalu kami pulang.

ooOoo

Hari ini tanggal 27 Juli 2014. Malam tadi, aku kurang nyenyak tidurnya. Sering terbangun karena tidak enak badan. Mataku masih sakit. Kini yang sebelah kiri juga. Aku juga mengalami nyeri haidh. Sakit sekali.

Akhirnya pukul 3 pagi, aku turun dari tempat tidur. Aku duduk di karpet sambil memukuli punggungku yang pegal sekali. Aku mencari sikat gigi di tasku. Lalu aku sikat gigi di kamar mandi.

Aku kembali duduk di karpet. Aku, Umi dan Maryam mala mini tidur di kamar Mas Nunu. Di kamar Mas Nunu banyak sekali mainan. Karena di karpet ada lego, aku mulai menyusun lego.

Umi bangun sekitar pukul 4 pagi. Umi langsung menyuruhku mengobati mataku dengan obat tetes mata. THM namanya. Karena aku masih belum bisa memakainya sendiri. Maka aku dibantu Umiku. Mataku banyak berair juka sedang diobati.

Aku kembali duduk. aku tidak mau tidur lagi. Karena punggungku masih pegal. Aku duduk sambil bersandar ke kayu tempat tidur. Tidak nyaman, tapi pegalnya agak hilang. Muhammad mulai bangun dan ikut memasang lego. Sedang Maryam masih tidur. Kalau terbangun, ia bisa menangis.

Tidak banyak aktifitas yang kulakukan hingga siang hari. Aku hanya bermain, menonton, dan mengobati sakitku. Oh, iya. Aku sempat berjalan-jalan keliling komplek dengan Maryam. Maryam rewel sekali di sini. Mungkin badannya juga sedang kurang enak.

Kata Bude Diyah, kami akan mulai perjalanan ke Magelang hari ini. Katanya, kami akan Sholat Ied di Pemalang. Di sana, ada kakaknya Bude Diyah. Namanya Pakde Munir.

Sore hari, kami berangkat. Kami berangkat dengan dua mobil. Mobil Honda Freed dan mobil Honda Jazz. Semua yang laki-laki, yaitu, Mas Nunu, Mas Iyya, Mas Hafizh, Abdullah, Taqi, Muhammad, dan Devin, serta Pakde Mono, naik mobil Freed. Yang Perempuan, yaitu aku, Umi, Bude Diyah, Mbak Ayya, dan Maryam naik mobil Jazz. Kami berangkat beriringan.

Perjalanan di tol Bekasi sampai tol Cikampek masih lancar. Tapi kami terjebak macet ketika sudah sampai di Karawang. Lama sekali di perjalanan. Aku berkali-kali melihat ke jalan untuk melihat di mana sekarang. Tapi ternyata, masih di sini-sini juga. Heeh..

ooOoo

Masih di dalam kemacetan. Tetapi ini sudah malam. Dan kami lapar sekali. Di daerah seperti ini, banyak masakan padang. Tapi kami belum berhenti juga untuk makan.

Namun akhirnya, kami berhenti juga di sebuah rumah makan padang. Aku lupa namanya apa. Tapi yang yang jelas, tempatnya di Kota Pamanukan. Aku makan gulai ayam di sini. Pedas sekali. Tapi tiba-tiba aku jadi ingat Abiku. Abiku sudah meninggal dunia setahun yang lalu. Kata Abi, kalau pedas, makan aja. Supaya tidak masuk angin. Karena itu, aku paksakan untuk kuat. Padahal pedas sekali. Apalagi, minumnya teh manis panas. Hmm.. mantap.

Perjalanan dilanjutkan. Kami kembali masuk ke dalam kemacetan. Tapi ini sudah malam. Dan aku sangat lelah. Jadi aku tertidur. Dengan Maryam bersandar di tanganku.

ooOoo

Saat aku terbangun, mobil telah berhenti. Sekarang sudah tengah malam. Aku pikir, kami sudah sampai di Pemalang. Ternyata, kami masih di rest area di area Indramayu. Ada Masjid di depan mobil. Aku dan Umi bergantian turun untuk ke kamar mandi. Umi tidak lupa kembali meneteskan THM. Oh, iya. Sejak berangkat, aku memakai kacamata, lho. Kata Umi, supaya matanya tidak tambah iritasi lagi.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya kami berangkat lagi. Tapi kali ini, Muhammad bersama mobil kami. Hoam.. aku masih ngantuk. Akhirnya aku tidur lagi.

Aku terbangun ketika kami telah memasuki kota Tegal. Aku tahu. Setelah Tegal adalah Pemalang. Aku sudah tidak mengantuk lagi. Sekarang sudah sekitar pukul 2.00.

Sampai di Pemalang, aku tahu. Kami akan pergi ke rumah kakaknya Bude Diyah, Pakde Munir. Rumahnya di komplek Pepabri. Sudah gelap sekali. Tapi Pakde Munir dan Bude Sri masih bangun. Kami istirahat sebentar di sana. Tapi tidak lama. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju hotel Murni. Biasanya, Pakde Mono memang menginap di sana.

Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di atas tempat tidur. Lelah sekali. Tapi aku harus mandi dulu. Karena itu, aku langsung masuk ke kamar mandi, untuk mandi.

ooOoo

Hari ini tanggal 27 Juli 2014. Setelah beberapa jam beristirahat di Hotel Murni Pemalang, akhirnya waktu Sholat Ied tiba. Rencananya, kami akan sholat di alun-alun Kota Pemalang. Tapi karena yang wajib sholat hanya Pakde Mono dan Bude Diyah, akhirnya hanya mereka berdua yang berangkat. Sisanya kembali tidur di hotel.

Setelah Pakde Mono dan Bude Diyah pulang, kami sama-sama makan di restoran hotel. Ternyata yang makan hanya rombongan kami saja. Kami makan dengan ketupat dan opor ayam.

Tidak lama setelah itu, kami meninggalkan hotel. Kami akan ke tempat Pakde Munir lagi. Bude Sri sudah membuatkan ketupat dan opor ayam. Aku makan sedikit lagi di sana. Opornya lebih enak daripada yang di hotel.

Setelah beberapa lama di tempat Pakde Munir, kami berangkat lagi. Tapi, kami mampir dulu ke sebuah makam. Di situ ada makamnya ibunya Bude Diyah. Tapi aku tidak turun.

Perjalanan dilanjutkan lagi. Aku tidak begitu ingat bagaimana. Tapi kami berhenti di daerah Weleri. Ada kelapa muda. Aku minum satu buah. Ah.. kenyang..

Perjalanan naik turun gunung membuatku mengantuk. Aku tidak banyak melihat pemandangan. Aku sudah sering lihat pemandangan ini. Karena setiap lewat sini, aku selalu melihat. Hanya jalanan berliku dengan pohon-pohon di sisi jalan. Karena mengantuk, aku tidur lagi.

Aku terbangun ketika sudah sampai di Magelang. Alhamdulillah.. Mbak Ayya turun untuk membeli obat pesanan Umi. Ketika sampai di rumah Eyang Kakung dan Yang Ti, badanku masih belum sehat, Umi langsung menyuruhku beristirahat di tempat tidur. Pusing sekali.

[Fathimah NJL, Santriwati angkatan ke-1 Jenjang SMP, Pesantren Media]

By Fathimah NJL

Santriwati Pesantren Media, angkatan ke-5 jenjang SMA. Sudah terdampar di dunia santri selama hampir 6 tahun. Moto : "Bahagia itu Kita yang Rasa" | Twitter: @FathimahNJL | Facebook: Fathimah Njl | Instagram: fathimahnjl

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *