Loading

“okay, jika aku mengabarinya, aku harus mendengarkan ceramah yang panjang lebar tetapi intinya hanya jangan terlalu begadang dan jangan lupa–.” Kembali terpotong ucapan Andra.
“Stop anak muda. Berhenti.” Andra sudah mengpalkan kedua tangannya. Wajahnya sedikit memerah, bukan memerah karena malu atau apa. Ia sudah tidak tahan keran lelaki tua tersebut dusah sering memotong ucapannya. Namun, lelaki tua itu mengerti.
“Mengapa kau marah? Aku menyuruhmu berhenti karena sekarang sudah sore. Bukankah besok kau akan bekerja?” ujar lelaki tua tersebut. Andra hampir saja lupa besok adalah hari ia bekerja. Ia mengangguk, benar apa yang diucapkan oleh lelaki tua tersebut. Tetapi mengapa ia tahu?
“Pulanglah, besok kau datang kembali dan lanjutkan ceritamu, aku akan berjanji tidak memotong ucapanmu, maaf atas yang tadi. Aku selalu lupa agar tidak memotong ucapanmu. Bekerjalah dengan baik, jangan terlalu terbawa suasana” Lanjut lelaki tua tersebut berjalan meninggalkan Andra. Andra hanya melihat dari tempat kursi tersebut, tetapi ia berdiri kemudian menundukkan kepalanya.
.
.
.
Andra pun sampai di apartement, ia sedikit takut membuka pintu apartementnya. Sedikit-sedikit ia memutar knop pintu kemudian masuk kedalam. Ia bisa melihat kenangan yang indah, kemudian kepala Andra pusing. Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur, kemudian menutupi tubuhnya dengan selimut, tak lama ia tertidur.
“Ndra, bangun. Ayo, bangun udah pagi loh kamu kan seharusnya kerja.” Ujar perempuan tersebut. Andra sangat risih dengan suara tersebut. Tetapi ia mengenali suara itu. Tapi siapa?
“Eggghh..Ntar deh Mah, 5 menit lagi. Aku ngantuk banget. Swear deh.” Ujar Andra sambil menyelimuti tubuhnya. Perempuan tersebut hanya menggeleng dengan tingkah laku anaknya. Walaupun begitu, ia tetap menyayangi anaknya.
Andra bangun dari tempat tidurnya, ia berjalan gontai ke arah handuk kemudian ke kamar mandi. Setelah beberapa menit mandi, ia keluar dari kamar mandi dengan handuk dipinggang dan bertelanjang dada. Andra melihat perempuan itu sedang membereskan kasurnya.
“Udah berapa kali Mamah ingatin kamu, jangan lupa membereskan kasurmu.” Perempuan itu mengomel sambil membereskan kasur Andra. Andra? Dia hanya melihat kemudian berjelan ke arah lemari mengambil baju kantornya dan mengantinya di dalam kamar mandi.
Andra keluar kamar mandi dengan baju yang sudah lumayan rapi. Perempuan tersebut membawa segelas susu ke arah Andra tanpa sengaja, segelas susu tersebut tumpah mengenai baju Andra. Amarah Andra memuncak, ia membuka matanya. Ia tidak percaya, tadi hanya mimpi. Mimpi tentang masa lalunya.

By Alifa Nurul Fajrika

Alifa Nurul Fajrika | jenjang SMP, kelas 2 | Asal Kabupaten Agam, Sumatera Barat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *