Loading

Ia menangis tersedu-sedu, sesekali mencengkram erat benda tersebut. Ia menyesal, sangat menyesal. Ia ingin sekali mengulang waktu yang telah berlalu tersebut. Namun, apa boleh buat? Ia tak bisa mengulang waktu yang terlewatkan sia-sia.

Beberapa orang telah pulang meninggalkannya. Sahabatnya sudah beberapa kali mengajaknya pulang, namun ia masih ingin tetap disini. Keras kepala. Padahal sudah beberapa kali ia diingatkan, namun tetap saja tidak ingin mendengarkan. Akhirnya ia menyesali perbuatan yang selama ini ia sia-sia kan.

“huh.. Andra, sampai kapan kau menunggu disini? Mereka pasti takkan balik lagi.” Ucap Bima pada Andra, namun Andra tetap keukeuh dengan posisinya. Bima memutar bola mata. Ia prihatin dengan sahabatnya tersebut, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Andra mengusap air matanya, kemudian menoleh ke arah Bima. “Kau pulang saja duluan, aku akan pulang nanti jika sudah lelah.” Bima mengernyitkan alisnya, kemudian membalikkan badan dan meninggalkan Andra. Andra kembali menangis.

Tak lama Bima setelah meninggalkan Andra, datanglah seorang berbadan tegap, memakai celana hitam dan jas baju. Andra menoleh kearah lelaki tersebut, ia bertanya dalam hati siapa orang tersebut? Apakah ia mengenalnya? Apa orang tersebut mengenal Andra, tetapi Andra tidak mengenal orang tersebut.

Orang tersebut semakin dekat, dekat dan mendekat kearah Andra. Ia berbadan tegap, tua, muka misterius seolah orang yang susah ditebak. Andra sedikit takut dengan kedatangan lelaki tua tersebut. Tetapi ia berusaha untuk tidak takut dihadapan lelaki tua.

“Jangan takut anak muda, aku bukanlah orang jahat yang ingin menakutimu.” Ujar lelaki tua tersebut. Kenapa ia tahu aku sedikit takut kepadanya? Apa ia bisa membaca pikiran seseorang? Itulah pikiran yang tiba-tiba datang dalam otak Andra.

“Bangunlah, dan ayo kita duduk disana. Kau bisa menceritakan semua kepadaku. Aku adalah orang baik. Jangan melihatku seperti itu, itu sangatlah tidak sopan anak muda!”. Ujar lelaki tua tersebut. Andra hanya diam tidak berkata apa-apa. Namun badan nya bergerak mendekati kursi disebelah sana dan menghempaskan badannya. Andra melihat lelaki tua tersebut dengan wajah takut tapi pura-pura tidak takut.

Siapa lelaki tua ini? kenapa ia SKSD denganku? Darimana ia tahu kalau aku sedikit takut dengannya? Pkikiran itulah yang kembali datang dalam otak Andra. Lelaki tua itu menghela nafas kemudian menghembuskannya, dan ia memutar bola matanya.

“kau tak perlu tahu siapa aku. Sekarang ceritakanlah tentang orang yang telah kau sia-sia kan.” Perintah lelaki tua tersebut. Andra diam, ia masih ragu untuk menceritakan kepada seseorang yang baru saja datang entah dari mana kemudian memintah dirinya untuk meneritakan orang yang telah ia sia-sia kan.

“Kau masih tak percaya? Aku adalah orang yang baik. Percayalah anak muda. Mungkin saja aku bisa membantu.” Ujar lelaki tua tersebut. Andra menunduk kemudian menghela nafas dan menghembuskannya. Ia mulai bercerita.

JANGAN LUPA KOMENTAR YA..!! 🙂

By Alifa Nurul Fajrika

Alifa Nurul Fajrika | jenjang SMP, kelas 2 | Asal Kabupaten Agam, Sumatera Barat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *