Loading

jargon_300x225Bukan sulap bukan sihir. Jika diasah terus, menulis justru bisa melancarkan bicara. Bukan hanya lancar, tapi juga bisa merunut poin-poin yang perlu disampaikan secara sistematis. Saya pernah merasakan efek samping menulis tersebut. Percayalah, bukan hanya saya ternyata yang merasakan lancar berbicara di depan publik yang merupakan efek samping dari menulis. Beberapa kawan saya yang saya tahu betul sejak awal susah menyampaikan informasi lewat lisan, setelah beberapa kali secara rutin saya ajak untuk nulis, akhirnya lancar juga. Bahkan bisa mengeksplorasi kelucuan ketika dia menyampaikan secara lisan. Persis sama ketika dia menuliskannya dalam tulisan-tulisannya. Keren!

Ya, jika Anda termasuk yang susah berbicara di depan umum. Mungkin salah satu terapinya adalah berlatihlah untuk menulis. Terus menulis dan menulis terus. Suatu saat, latihan itu akan memberikan efek samping, bahwa Anda akan mulai berani bicara di depan publik. Di depan banyak orang. Atau setidaknya lancar ketika menyampaikan dalam rapat. Pada tahap awal memang Anda bisa membuat semacam poin-poin yang akan disampaikan. Nah, jika kita tidak terbiasa menulis, poin-poin agenda rapat saja akan sulit diungkapkan. Tapi jika sudah terbiasa menulis, gambaran itu dengan mudah terpetakan. Berikutnya, tentu saja ketika akan disampaikan secara lisan, kita setidaknya sudah menyerap informasi itu 50%-75%. Sehingga ketika kita benar-benar menyampaikannya di depan publik, kita sudah mampu memetakan apa yang akan dibahas. Insya Allah lancar mengalir dan bisa jadi deras.

Bagi Anda yang ingin bisa menulis, cobalah mulai dengan menuliskan hal-hal yang paling Anda sukai dan paling Anda kuasai. Saya selalu mengulang hal ini di setiap kesempatan karena manfaatnya insya Allah akan terasa sekali. Jangan putus asa pula. Jika gagal pada tulisan pertama, lakukan pada tulisan kedua, ketiga, keempat, bahkan kesepuluh dan mungkin saja keseratus. Tapi, berdasarkan pengalaman sih, tak sampai tulisan kesepeluh beberapa teman saya sudah lihai menuangkan ide lewat tulisan dan akhirnya sedikit demi sedikit berani untuk mempresentasikan tulisannya secara lisan. Awal-awal tentu masih grogi. Mencoba kedua kali mungkin masih kaku. Ketiga kali mulai sedikit cair. Umumnya, tak sampai 7 kali berbicara sudah lancar. Insya Allah asalkan setiap kali mencoba dievaluasi dan dimintakan pendapatnya kepada orang yang membimbing kita atau orang-orang di sekitar kita tentang gaya kita ketika menyampaikan presentasi. Evaluasi itu perlu, untuk mengukur tingkat keberhasilan kita dari satu percobaan ke percobaan berikutnya.

Intinya: menulislah dan terus menulis agar kita lancar, dan sangat boleh jadi juga pada akhirnya kita memiliki keahlian berbicara. Memang, tidak semua mahir dalam kedua bidang tersebut secara sekaligus sama bagusnya. Tapi setidaknya kita bisa memiliki standar yang dibutuhkan untuk bisa menyampaikan informasi dengan benar dan baik melalui tulisan maupun lisan. Tetaplah menulis!

Salam,

O. Solihin

By osolihin

O. Solihin adalah Guru Mapel Menulis Dasar, Pengenalan Blog dan Website, Penulisan Skenario, serta Problem Anak Muda di Pesantren Media | Menulis beberapa buku remaja | Narasumber Program Voice of Islam | Blog pribadi: www.osolihin.net | Twitter: @osolihin | Instagram: @osolihin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *