Loading

Kali ini kita Pesantren Media kembali mengadakan Diskusi Aktual yang setiap hari Rabu menjadi kegiatan bagi santri Pesantren Media. Diskusi kali ini membahas tentang Maraknya Sinetron di Televisi. Yang akan dipimpin oleh dua orang ikhwan yaitu Salahuddin Umar dan Difa Raihan Habibi. Sedangkan yang sebagai notulen adalah seorang akhwat yang bernama Saknah Reza Putri. Guru pembimbing kita kali ini Ustdz Farid Abdurrahman.

Diskusi aktual diadakan pada 17 September 2014 dimulai 10:34 WIB, yang dibuka oleh guru pembimbing kita Ustadz Farid Abdurrahman.

“Sinetron itu singkatan dari sinema electronika. Yang hadir televisi-televisi masyarakat. Sinetron ini perlu adanya semacam kewaspadaaan dari kita semua melihat dari isi sinetron sekarang ini yang tidak mendidik. Dan kebanyakan yang menontonnya banyak dari kalangan generasi muda.” Pembukaan dari guru pembimbing kita kali ini.

Tetap pada 10.38 WIB, dua modoretor kita menaiki panggung untuk memimpin diskusi aktual kita kali ini. Tanpa basa-basi yang panjang, moderator kita langsung membuka sesi pertanyaan bagi peserta diskusi aktual yaitu santri Pesantren Media.

Inilah pertanyaan yang terkumpulkan :

  1. Abdullah: Mengapa banyak orang yang membuat sinetron?
  2. Musa: Bagaimana kriteria sinetron yang baik?
  3. Ihsan: Kenpa sinetron-sinetro yang tidak bermutu masih dilestarikan? Misalnya, tukang bubur naik haji?
  4. Anam: Kenpa KPI tidak serius dalam penyiaran sinetron yang tidak bermutu?
  5. Fadlan Azhim: Boleh tidak, kita menonton sinetron religi?
  6. Hawari: Apa penyebab selera tonton orang Indonesia itu sangat rendah?
  7. Fathimah: Sebenarnya menonton sinetron itu boleh tidak?
  8. Rizki: Sebenarnya orang yang membuat sinetron itu berdasarkan apa mereka membuatnya? Apakah untuk hiburan atau ada misi merusak masyarakat, atau untuk bisnis?
  9. Ira: Bagimana cara menanggapi maraknya sinetron yang tidak bermutu?
  10. Maila: Bagaimana caranya agar anak kita atau saudara kita bisa mendapatkan informasi dari televisis. Tapi, tidak mendapat dampak dari menonton televisi?
  11. Anam: Bgaimana hukum bagi orang yang bekerja di lembaga sensor film?

Pertanyaan ini akan dijawab satu persatu oleh moderator dan peserta diskusi aktual:

  1. Abdullah: Mengapa banyak orang yang membuat sinetron?

Jawab:

  • Karena di Indonesia selera tonton orang Indonesia rendah. Dan banyak dari orang Indonesia yang suka menonton sinetron. Jadi, banyak orang yang membuat sinetron. (Jawaban dari Ahmad Khoirul Aman santri angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  • Dengan banyak orang yang membuat sinetron, maka itu membuat artis-artis banyak yang terkenal. (Jawaban dari Ihsan Abdul Karim santri angkatan ke-2 jenjang SMP PM)
  • Karena banyak orang yang suka menonton sinetron. Dan Indonesia ini adalah pasarnya. (Jawaban dari Hawari santri angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  • Karena banyak sinetron yang dibuat adalah sinetron yang alay. Dan banyak orang yang suka dengan sinetron-sinetron alay. (Jawaban dari Fahmi santri angkatan ke-4 jenjang SMA PM)
  1. Ihsan: Menapa sinetron-sinetro yang tidak bermutu masih dilestarikan? Misalnya, tukang bubur naik haji?
  • Karena banyak konsumennya. (Jawaban dari Noviani Gendaga angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  • Karena konsumennya banyak. Jadi, peluang untuk medapatkan keuntungan sangat besar. Makanya, sinetron itu walaupun tidak bermutu tetap saja dilestarikan. (Jawaban dari Siti Muhaira angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  1. Hawari: Apa penyebab selera tonton orang Indonesia itu sangat rendah?
  • Karena di Indonesia sinetron yang ditayangKan semakin lama, semakin jelek. Apabila, yang ditayangkan di Indonesia itu semikin hari semakin berkualitas. Mungkin, bisa menjadi inspirasi untuk masyarakat. Dan lebih baik sinetron itu ditanyangkannya seminggu sekali. (Jawaban dari Dihya Musa Amal Romis angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  • Mungkin karena dari dulu tayangan Indonesia itu suka mengikuti tayangan di barat. Dan mereka menilai dari sudut pandang orang barat. Jadi apabila kata orang barat sinetron yang mereka hasilkan itu bagus. Mereka sudah merasa puas. Padahal, sinetron yang mereka buat tidak bermutu untuk masyarakat. (Jawaban dari Fathimah Nurul Jannah Leboe angkatan ke-1 jenjang SMP PM)
  • Mungkin karena kondisi hati anak remaja Indonesia saat ini banyak yang patah hati. Sedangkan konndisi sinetron itu kebanyakaan tentang patah hati. Jadi, dia merasa bahwa yang terjadi di sinetron itu sama dengan apa yang sedang dia alami. (Jawaban dari Ahmad Khoirul Anam angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  1. Fathimah: Sebenarnya menonton sinetron itu boleh tidak? Apakah itu termasuk menjadi perbuatan yang sia-sia?
  • (Jawaban dari Ahmad Khoirul Anam angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  • Menurut saya itu mubah. Tapi, jadi haram ketika sinetron itu menampilkan yang dilarang oleh islam. Misalnya ada adegan pacaran atau adegan yang lainnya.

Kalau tujuan untuk mencari inspirasi. Saya rasa itu tidak. Apabila, dengan menonton telivisi dapat melalaikan kita dari yang wajib atau yang sunnah, itu dapat menjerumuskan kita ke dalam yang haram. (Jawaban dari Hawari angkatan ke-2 jenjang SMA PM)

  • Hukum asal menonto sinetron itu mubah. Tapi, lebih baik kita hindari dalam menonton televisi. Kita lihat dari sinetron-sinetron sekarang tidak terdapat sisi positifnya. Lebih baik kita gunakan menonton itu dengan hal yang lebih bermanfaat. Misalnya: membaca, murojaah, menulis, belajar , dll. (Jawaban dari Ahmad Khoirul Anam angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  1. Fadlan Azim: Boleh tidak kita menonton sinetron religi?
  • Boleh asalakan tidak melenceng dari ajaran islam. Dan di dalam sinetron itu tidak mengandung bid’ah. (Jawaban dari Rizki Yannur Tanjung angkatan ke-3 jenjang SMA PM)
  • Asalkan sinetron itu benar-benar mengajak kepada islam. Tapi, dilihat dari zaman sekarang sinetron yang religi itu sudah tidak ada lagi. Walaupun, ada sinetron religi seperti Tukang Bubur Naik Haji. Itu pertama-pertamanya saja. (Jawaban dari Ihsan Abdul Karim angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  1. Musa: Bagaimana kriteria sinetron yang baik?
  • Sinetron yang tidak melalaikan. kalo mau membuat sinetron lebih baik hanya seminggu sekali ditanyankannya. Supaya masyarakat ituitu tidak terlalu menyibukkan diri dengan sinetron. 2. Tidak bertentangan dengan syariat islam. 3. Diperhatikan plotnya. Yang intinya tidak boleh melenceng dari islam. Dan member manfaat yang baik untuk umat. (Jawaban dari Hawari angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  • Sinetronyang lebih relitis. Tidak terlalu fiksi sama sekali. Contohnya itu, ada orang baik selalu dizholimi. Sampai akhir sinetron yang baik tetap dizholimi. Sedangkan yang jahat tobat, tetap saja yang baik terzholimi oleh yang lain. (Jawaban dari Ahmad Khoirul Anam angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  1. Maila: Bagaimana caranya agar anak kita atau saudara kita bisa mendapatkan informasi dari televisis. Tapi, tidak mendapat dampak dari menonton televisi?
  • Ada dua cara. Yang pertama, kalo misalnya memakai telivisi local. Jangan sama sekali kalo untuk anak. Karena kartun ditelevsi local itu sangat tidak baik misalnya nobita yang memaksakan kehendakanya kepada doraemon. Nanti, anak-anak itu juga mencontohkanya kepada orang tua mereka. Dan iklan-iklan yang tidak bagus . Misalnya, iklan tori-tori yang artisnya perempuan memakai celana pendek. Itu sangat tidak pantas untuk anak-anak. Yang kedua, memasang telivisi yang tayangannya itu berlanggan. Jadi kita bisa memilih tayangan seperti apa yang kita inginkan. Tapi, yang berlangganan itu saya ralat. Karena orang barat itu membuat sinetron anak-anak yang artisnya, ketika besar dibuatnya seperti wanita murahan. Nanti anak-anak kita itu ngefans. Lebih baik diputarkan film misalnya Syamil dan Nadia. (Jawaban dari Hawari angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  • Menurut saya. Kalo pun ingin menonton telivisi. Harusnya ada yang memnadampingi. Yang mendampingi harus yang berpengalaman. Dan bias member anak itu pengarahan. (Jawaban dari Ahmad Khoirul Anam angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  1. Anam: Kenpa KPI tidak serius dalam penyiaran sinetron yang tidak bermutu?
  • Karena standar KPI itu bukan standar islam. Misalnya, Catatan Hati Seorang Istri itu pernah dapat teguran dari KPI. Karena, Si Hello Kitty merebuat suaminya Hana. Dan menurut mereka adegan seperti itu tidak pantas ditayangkan di televisi . Tapi, kalo adegan pacaran. Yang menurut mereka masih sewajarnya. Itu diperbolehkan oleh KPI untuk ditayangkan. (Jawaban dari Hawari angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  1. Rizki: Sebenarnya orang yang membuat sinetron itu berdasarkan apa mereka membuatnya? Apakah untuk hiburan atau ada misi merusak masyarakat, atau untuk bisnis?
  • Kalo menurut saya itu bisnis. (Jawaban dari Ihsan Abdul Karim angkatan ke-2 jenjang SMP PM)
  • Kalo menurut saya factor pertamanya bisnis. Tapi, bias juga untuk menyampaikan pesan. Karena dengan menyampaikan pesan lewat film itu sangat mudah. Orang kafir itu melihat peluang yang besar. Jadi, mungkin mereka ada pesan treselubung. Misalnya seperti sinetron GGS. (Jawaban dari Hawari angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  • Kalo menurut saya merangkap tiga-tiganya. Hiburan, bisnis dan misi merusak masyarakat. Kalo dari pembuat sinetronnya, pertama alsanya untuk membuat suatu hiburan bagi masyarakat. Tapi, lama kelamanaan hiburan yang seperti itu malah mendidik masyarakat untuk menjadi bodoh. Semakin bodoh masyarakat dan mudah dibodohi. Semakin banyak perminataan utntuk ditayangkannya sinetron di televisi-televisi. Terdapat keuntungan dari permintaan itu tersebut. (Jawaban dari Noviani Gendaga angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  • Kalo menurut saya itu dua. Yaitu bisnis dan misi untuk merusak rakyat. Tidak ada uberdasarkan untuk masyarakat. Kalo mereka membuat sinetron untuk hiburan. Mereka bakalan serius membuat untuk menghibur para penontonnya. Walaupun, mereka membuat untuk menghibur. Tapi, menurut saya tidak menarik sama sekali. (Jawaban dari Ahmad Khoirul Anam angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  • Menurut saya dan Via. memang tidak menarik menurut anam. Tapi, menarik menurut masyarakat. Karena, sinetron itu sudah berjalan selama beberapa serial. (Jawaban dari Nurmaila Sari angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  1. Ira: Bagimana cara menanggapi maraknya sinetron yang tidak bermutu?
  • Jangan ditonton, nanti rating turun. Nanti, bakalan tidak ditayangkan lagi. Karena, tidak ada yang tertarik. Atau membuat film saingan. Misalnya, film Kisah Dua Hamba. (Jawaban dari Hawari angkatan ke-2 jenjang SMA PM)
  1. Kalo menurut saya harus dari pemerintahannya juga. Karena yang memegang kekuasaan sekarang ini adalah pemerintah. Pemerintah harus tegas dalam penayangan sinetron di televisi. (Jawaban dari Sang Moderator yang bernama Salahudin Umar)
  2. Anam: Bagaimana hukum bagi orang yang bekerja di lembaga sensor film?
  • Boleh saja. Karena ini untuk kepentingan masyarakat. Tapi, kalo kita punya pekerjaan yang lebih baik dari pada di lembaga sensor. Kenapa tidak pilih yang lebih baik? (Jawaban dari Sang Moderator yang bernama Salahudin Umar)
  • Kenapa dari awal saja tidak usah membuat atau menerima film yang ada adegan-adegan atau perkataan yang tidak senonoh . (Jawaban dari Zahrotun Nissa angkatan ke-3 jenjang SMA PM)

Itulah laporan diskusi aktual pada 17 September 2014. Yang berakhir dengan kesimpulan oleh moderator kita.

“Lebih baik kita menghindar dari menonton sinetron zaman sekarang karena sangat berbahaya. Juga alangkah baiknya kita bisa memusnahkan sinetron yang tidak ada sama sekali manfaatnya untuk masyarakat. Malah membawa mudhorot bagi masyarakat dan remaja saat ini. Semoga kita bisa membuat sebuah film atau sinetron yang dapat menginspirasi rakyat agar lebih baik. Kalo, misalnya ingin sekedar tau bagaimana sinetron zaman sekarang ini, boleh saja. Asalkan kita tidak terbawa arus sinetron itu. Jadi,kalo kita menyampai kepada orang lain bahwa sinetron ini berbahaya, kita lebih gampang menjelaskannya karena kita sudah tau sedikit tentang sinetron ini.”

[Saknah Reza Putri, Santriwati Pesantren Media, Kelas 3 Jenjang SMP Angkatan 1]

By Putri Aisyara

Saknah Reza Putri | Santriwati Pesantren MEDIA angkatan ke-2, kelas 3 SMP | Asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan | Twitter @PutriAisyara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *