Loading

Liputan Khusus Diskusi Aktual Pesantren Media, Ahad, 6 Mei 2012

Ahad, 6 Mei 2012 Diskusi Aktual Pesantren Media kembali digelar. Biasanya diskusi ini diadakan di tiap Rabu sore. Namun, karena sejumlah pertimbangan, waktu penyelenggaraan diskusi ini diubah. Diadakan di tiap hari Ahad jam 13.00 WIB. Pertimbangannya antara lain karena faktor peserta. Kita semua tentu paham bahwa hari Rabu adalah hari kerja. Sedangkan Ahad adalah hari libur. Para pegawai, mahasiswa, anak sekolah, dan yang lainnya semuanya tentu juga libur. Diharapkan dengan pemindahan waktu ini, jumlah peserta yang hadir akan semakin banyak.

Namun pada kenyataannya, Diskusi Aktual Ahad kemarin tidak dimulai tepat jam 13.00 WIB. Acara ini molor digelar sekitar 45 menit sehingga baru dimulai sekitar jam 13.45 WIB. Molornya acara dikarenakan beberapa agenda sebelumnya melabrak dan menyita jatah waktu Diskusi Aktual.

Terlepas dari hal di atas, Diskusi Aktual Pesantren Media tetap menghadirkan dan mengulas tema-tema aktual dan menarik. Tema yang diambil kali ini adalah: Lesbianis Diserang, Liberalis dan Dajjalis Meradang. Tema ini diangkat terkait kedatangan Irshad Manji ke Indonesia. Irshad Manji adalah seorang perempuan asal Kanada. Ia mengaku sebagai penganut Islam dan seorang mujtahid. Padahal dia seorang feminis dan bahkan mengaku mempraktekkan lesbianisme. Selama di Indonesia, Irsyad melakukan tour ke beberapa kota guna berdiskusi dan mempromosikan bukunya yang berjudul “Allah, Liberty, and Love”. Di dalamnya juga ada penghinaan terhadap Nabi Luth AS dan Nabi Muhammad saw. Ditengarai tujuan Irshad datang ke Indonesia adalah untuk mempromosikan lesbianisme sehingga para lesbianis tidak lagi merasa malu atau takut menunjukkan identitasnya.

Di beberapa daerah, tour dan diskusi yang diadakan Irshad Manji dibubarkan polisi. Polisi melakukan pembubaran untuk mencegah bentrok di tengah masyarakat. Banyak elemen masyarakat yang menolak kedatangan feminis ini. Namun, ada juga orang-orang yang menyesalkan tindakan pembubaran ini. Misalnya saja Shalahuddin Wahid dan Ahmad Dani.

Seperti biasa, setelah pemaparan alasan penetapan tema diskusi dibuka sesi pertanyaan. Ada enam orang peserta yang bertanya. Pertanyaan pertama datang dari Abdullah yang menanyakan siapa sebenarnya Irshad Manji. Pertanyaan kedua datang dari Taqi yang menanyakan siapa itu dajjalis. Pertanyaan ketiga datang dari Ilham yang menanyakan apakah ada ciri yang dapat dilihat dari seorang lesbian. Pertanyaan keempat datang dari Novia yang menanyakan bagaimana cara Islam menanggulangi lesbianisme. Pertanyaan kelima datang dari Fauziah yang menanyakan apakah ada tujuan matei di balik propaganda feminis. Pertanyaan terakhir datang dari Wuri yang menanyakan apakah ada tokoh lokal dari Indonesia penganut lesbianisme.

Tiba saatnya menjawab pertanyaan Abdullah. Irshad Manji adalah warga keturunan India. Saat ini dia tinggal di Kanada. Ia adalah seorang penulis Kanada, wartawan dan advokat dari interpretasi “reformasi dan progresif” Kaum Liberal. Manji adalah direktur Proyek Keberanian Moral di Sekolah Robert F. Wagner Pascasarjana Pelayanan Publik di Universitas New York. Ia juga dikenal sebagai aktivis dan penggiat lesbianism. Irshad Manji juga mnganjurkan untuk tidak takut Dallam mengkritisi agama. Masalahnya adalah ketika dia tidak jujur dengan mengambil referensi yang salah.

Setelah itu, tiba giliran pembahasan pertanyaan Taqi. Taqi menanyakan tentang siapa itu dajjalis. Dajjalis adalah fans atau penggemar atau pengikutnya dajjal. Biasanya mereka sering mempromosikan lambing-lambang dajjal yaitu mata satu. Di Indonesia orang yang ditengarai sebagai seorang dajjalis adalah Ahmad Dani, pentolan grup band Dewa 19.

Ilham menanyakan tentang apakah ada ciri dari lesbianis. Ada. Tapi biasanya mereka malu untuk menjukkan ciri itu di tengah masyarakat. Namun, kehadiran Irshad Manji ke Indonesia mungkin bisa memberikan semangat bagi mereka untuk tidak malu-malu lagi. Cirinya antara lain perbedaan kepribadian. Yang satu terlihat lebih ‘macho’ dan yang satunya lagi tidak. Tapi ini tidak mutlak terjadi.

Lalu bagaimana mencegah lesbian sebagaimana yang ditanyakan Novia tentang cara Islam menanggulangi lesbianisme. Islam mempunyai cara untuk mencegahnya. Pertama, tidak boleh tidur dalam satu selimut. Kedua, tidak boleh mandi telanjang bersama. Ketiga, tidak mempelihatkan aurat lebih dari pakaian mihna (pakaian sehari-hari). Keempat, sejak kecil mainannya disesuaikan dengan jenis kelamin. Kelima, bagi pelaku diberi hukuman liwath dan musaqofat.

Dan apakah ada tujuan materi di balik propaganda feminis, seperti yang ditanyakan Fauziah. Jawabannya ada. Terbukti dengan adanya penyandang dana seperti Asia Foundation dan Ford Foundation. Lembaga-lembaga ini akan memberikan gelar kehormatan dan tentu juga dana pada orang-orang yang bergerak menyebarkan liberalisme termasuk juga hal-hal yang berkaitan dengan gender. Kita bisa melihat dari sepak terjang Musdah Mulia yang berhasil memanipulasi hadis, dia pun mendapat gelar kehormatan. Kelompok-kelompok gay juga mendapat dana dari Asia Foundation.

Lalu siapa saja tokoh lokal pelaku lesbianisme, seperti yang ditanyakan Wuri. Para peserta Diskusi Aktual menjawab tidak tahu.

Demikian Laporan Diskusi Aktual kali ini. [Farid Ab, Santri Pesantren Media]

Catatan: Tulisan ini adalah salah satu tugas Kelas Menulis Kreatif di Pesantren Media

By Administrator

Pesantren MEDIA [Menyongsong Masa Depan Peradaban Islam Terdepan Melalui Media] Kp Tajur RT 05/04, Desa Pamegarsari, Kec. Parung, Kab. Bogor 16330 | Email: info@pesantrenmedia.com | Twitter @PesantrenMEDIA | IG @PesantrenMedia | Channel Youtube https://youtube.com/user/pesantrenmedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *