Loading

kecelakaan-131209b

Seminggu yang lalu, tersiar kabar bahwa Kereta Api jurusan Serpong – Tanah Abang hangus terbakar. Sedikitnya, 7 orang tewas mengenaskan dan 3 orang diantaranya adalah kru dari pihak kereta yaitu Darman Prasetyo (Masinis), Sofyan Hadi (Teknisi KRL), Agus Suroto (Asisten Masinis).

Menurut saksi mata yang melihat secara langsung kronologi kejadiannya, saat itu Kereta Api tengah melaju kencang menuju Tanah Abang. Tiba-tiba saja, dari arah jalan muncul mobil Tangki milik Pertamina dan tabrakan pun tidak dapat dihindari.

Mobil Tangki tersebut terseret beberapa meter dan meledak. Sontak, warga yang tengah berada di TKP (Tempat Kejadian Perkara) kaget dan langsung menuju lokasi.

Dari lokasi kecelakaan, asap  hitam tampak mengepul dari gerbong  pertama kereta  khusus wanita yang meledak.

Cerita Haru Sebelum Kecelakaan Terjadi

Sebelum kecelakaan terjadi, Sofyan Hadi salah satu kru yang menjadi korban tewas sempat keluar dari gerbong naas tersebut untuk memberi peringatan. Ia meminta kepada penumpang gerbong wanita untuk mundur menuju gerbong di belakangnya, karena sebentar lagi akan terjadi tabrakan. Alhasil, penumpang yang awalnya berada di gerbong wanita harus berdesak-desakkan dengan penumpang yang ada di gerbong biasa.

Lalu setelah itu, Sofyan Hadi kembali masuk dengan kondisi pintu gerbong ditutup, untuk menghampiri 2 orang kru yang masih berusaha menghindari tabrakan.  Tapi sayang, hanya dengan hitungan detik, takdir berkata lain. Gerbong tersebut meledak, mengelurkan api dan asap  hitam yang mengepul. Seluruh penumpang panik.

Beberapa jam setelah kejadian, mobil pemadam kebakaran datang untuk memadamkan api yang melahap gerbong tersebut.

Api padam, Polisi mulai mencari korban jiwa. Sedikitnya, 7 orang tewas mengenaskan di dalam gerbang yang terbakar dan 3 orang diantaranya adalah 3 kru Kereta Api. Mereka ditemukan dalam keadaan bertumpukan.

Ibroh (Hikmah) Yang Bisa Kita Petik Dari Kejadian Di Atas

Guys, kita hidup di dunia ini, pasti memiliki aturan. Jadi, jangan sekali-kali deh kalian melanggar, kecuali jika itu bertentangan dengan islam. Seperti misalnya kasus di atas, sudah jelas-jelas apa yang dilakukan pengemudi mobil Tangki tersebut melanggar, tapi masih saja melakukannya.  Dan itu artinya, dia lebih milih mati konyol plus menambah dosa. Loh, kok bisa menambah dosa? Ya iyalah, karena ulah dia, banyak orang-orang yang tidak bersalah harus kehilangan nyawanya. Belum lagi dari pihak keluarga korban, pasti mereka merasa sedih dan kehilangan.

Maka dari itu guys, jika kita ingin menjadi seorang Muslim yang taat pada peraturan, jangan sekali-kali deh kalian melanggar. Kalau misalkan ada peringatan bahwa Kereta Api akan melaju, maka kita harus sabar menunggu. Kita selamat, kecelakaan pun tidak akan terjadi. Ingat Guys, peraturan itu bukan untuk dilanggar, tapi di jalani dengan sebaik mungkin. Kalau kita melanggar, itu sama saja kita cari mati. Seperti judul di atas LANGGAR+MATI, BEDA TIPIS GUYS…!

By : Novia Handayani (Santri Angkt. 1 (3 SMA), Pesantren Media

By novia

Novia Handayani, santriwati angkatan ke-1, jenjang SMA | Alumni tahun 2014, asal Cimanggis, Jawa Barat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *