Loading

Sepertinya sudah jadi pemahaman umum, bahwa AS dan negara-negara kapitalis barat adalah biang kerok persoalan-persoalan besar di dunia. Ketika berbicara kapitalisme, tentu semuanya berpangkal dari ide menuhankan kapital.  Yakni menjadikan penimbunan uang, kekayaan, materi sebagai kenikmatan tertinggi.  Apapun akan dilakukan untuk menimbun kapital, mempertahankannya, menjaga eksistensi kekuasaan dengan  suapan-suapan, bahkan semakin memperbanyak timbunan ini untuk menguasai dunia.

Dalam dunia kapitalisme, uang adalah kekuasaan, uang adalah pengatur undang-undang, uang adalah pengendali rakyat dan untuk meraih apapun yang bisa dinikmati dalam kehidupan yang fana ini. Uang di sini, adalah kapital yang mampu membeli emas, perak, tanah, ternak, bukit, pantai, pulau, bahkan negara.

Dalam jantung kapitalisme, uang bagaikan darahnya. Namun sesuai sifatnya darah ini dijiwai oleh detak-detak kerakusan dan keserakahan yang tidak pernah terpuaskan. Jantung kapitalisme berdetak dalam irama kejahatan.

Saat ini telah terbukti bahwa berbagai skandal yang melibatkan bank besar di negara-negara maju telah menjadi bagian dari pusaran besar kejahatan terorganisasi dunia. Kompas menyebut dalam tajuknya (Kamis, 9 Agustus 2012), bahwa belum pernah sebelumnya dalam sejarah finansial global kita menyaksikan kejahatan dalam skala dan jangkauan sedemikian luas, melibatkan mereka yang ada di jantung sistem kapitalisme dan ekonomi global itu sendiri.

Laporan skandal yang melibatkan lembaga keuangan Amerika Serikat ataupun Eropa susul-menyusul terus meramaikan media. Kasus LIBOR, HSBC, Barclay, Citibank dan terakhir Stanchart, semuanya adalah nama besar yang selama ini malang melintang di pusat keuangan dunia. Hal ini memberikan gambaran bagaimana sistem kapitalisme selama ini bekerja. Lembaga keuangan ini tidak hanya mengelabui investor/ masyarakat dan memanipulasi pasar, mereka juga terlibat sebagai operator langsung dalam pencucian uang hasil kejahatan terorganisasi, mulai dari pengemplangan pajak hingga perdagangan obat bius, senilai triliunan dollar AS (Kompas, 09/08/2012).

Daftar kejahatan finansial di jantung kapitalisme ini tampaknya akan semakin terus bertambah.

  1. Bank Inggris, Barclays dan sejumlah bank besar lainnya ditengarai melakukan kemanipulasi LIBOR (bunga pinjaman antarbank) untuk meraih keuntungan masif. Dari aksi ini mereka disinyalir meraup 75 miliar dollar AS.
  2. Bank of New York, JP Morgan, HSBC, Wachovia, Citibank, dan sejumlah bank besar lain saat ini tengah dalam investigasi Komite Perbankan Senat AS karena diduga terlibat dalam kejahatan pencucian uang yang berasal dari kegiatan perdagangan obat bius dan dana ilegal lainnya.
  3. Standard Chartered dituding menyembunyikan transaksi ilegal dengan Iran dan mencuci 250 miliar dollar AS dalam satu dekade terakhir.

Sempurna sudah, pembusukan sistem kapitalisme global dalam urat nadi perekonomian global. Keserakahan, kerakusan, kebuasan telah membuat mereka menabrak rambu-rambu moral yang dibuatnya sendiri. Hal ini karena dalam kapitalisme, segala cara halal demi mendapatkan kapital. Meminjam istilah Kompas, kini telah terjadi lompatan dari bisnis konvensional ke bisnis ilegal kejahatan yang kompleks. Mulai dari penipuan dana investor dalam ”kasino besar” spekulasi derivatif, insider trading, penggelapan dana nasabah lewat skema ponzi, bisnis gelap dengan korporasi, penggelapan pajak dan kartel obat bius. Bahkan dalam kasus Stanchart, bisa dituding mendukung teorisme dan perang yang dikendalikan Iran.

Keterlibatan bank-bank besar AS dan Eropa dalam pencucian uang hasil kejahatan lebih dari 300 miliar dollar AS per tahun. Pada 2009 jumlah yang dicuci 1,6 triliun dollar AS per tahun, seperlimanya dari kegiatan perdagangan obat bius.

Ekonomi ribawi sesungguhnya tegak di atas kaki-kaki yang rapuh. Kejatuhannya akan menyeret kehancuran negara itu sendiri. Hal ini telah terbukti pada negara-negara Eropa, dan kelak AS.

Al Qur’an menyebut: ”Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba yang berlipatganda dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS Ali Imran: 130)

Tentang orang yang memakan riba, Allah SWT berfirman: ”Orang-orang yang memakan riba itu tidak dapat berdiri tegak melainkan seperti berdirinya orang yang kesurupan. Itu disebabkan pendapat mereka yang mengatakan bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Ali Imran: 275)

Sunnatullahnya kejahatan akan membuat limbung, kemudian tersungkur, sekarat dan kehancuran yang mengenaskan. Siapapun manusia dan bangsanya. Sejak kejahatan yang dibuat oleh Qabil untuk membunuh Habil, Kesadisan Namruj, kekejian kaum Soddom, kekejaman Fir’aun, keserakahan dan kerakusan Qarun, kesombongan Abrahah, semuanya telah berakhir tragis! Kejahatan akan menghancurkan diri sendiri.

Hanya kepada hukum Allah SWT selayaknya kita kembali.

”Apakah hukum jahiliyah yang kalian cari. Hukum siapa yang lebih baik dari hukum Allah” (QS Al Maidah: 50)

[Lathifah Musa, 11/09/2012]

By Administrator

Pesantren MEDIA [Menyongsong Masa Depan Peradaban Islam Terdepan Melalui Media] Kp Tajur RT 05/04, Desa Pamegarsari, Kec. Parung, Kab. Bogor 16330 | Email: info@pesantrenmedia.com | Twitter @PesantrenMEDIA | IG @PesantrenMedia | Channel Youtube https://youtube.com/user/pesantrenmedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *