Loading

Senda guraunya kini tak terdengar lagi

Senyum kecil yang terbersit di bibirnya seakan lenyap

Tak ada lagi kata-kata bijak

Tak ada lagi canda dan tawa

Entah…

Apakah bibirnya malas untuk berkata

Atau justru ada yang menahannya

Dulu, ia bagaikan seekor raja burung

Ya, raja burung yang senang bergurau

Hingga membuat anak buahnya tertawa

Ia bahkan disenangi oleh segerombolan burung dara

Yang kadang melintas dan melihatnya bercanda

Mungkin burung beo akan iri padanya

Karena ia tidak bisa seperti raja burung

Burung beo akan bicara

Jika ada yang mengajaknya bicara

Tapi raja burung…

Tanpa ada yang mengajaknya bicara

Ia bisa memulainya dengan candaan

Candaan yang khas namun tersirat makna

Seiring berjalannya waktu

Raja burung terlihat angkuh

Baik anak buah maupun burung dara merasa kehilangan

Kehilangan akan sosoknya yang bijaksana, disenangi dan disegani

Entah apa yang terjadi padanya

Tak ada yang tahu

Hanya satu harapan yang terukir

Meski di atas pasir dan batu kerikil

Semoga ia bisa kembali

Dan tersenyum lagi.

[Siti Muhaira, santriwati kelas 2 jenjang SMA, Pesantren Media]

By Siti Muhaira

Santriwati Pesantren Media, angkatan kedua jenjang SMA. Blog : http://santrilucu.wordpress.com/ Twitter : @az_muhaira email : iraazzahra28@ymail.com Facebook : Muhaira az-Zahra. Lahir di Bogor pada bulan Muharram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *