Senda guraunya kini tak terdengar lagi
Senyum kecil yang terbersit di bibirnya seakan lenyap
Tak ada lagi kata-kata bijak
Tak ada lagi canda dan tawa
Entah…
Apakah bibirnya malas untuk berkata
Atau justru ada yang menahannya
Dulu, ia bagaikan seekor raja burung
Ya, raja burung yang senang bergurau
Hingga membuat anak buahnya tertawa
Ia bahkan disenangi oleh segerombolan burung dara
Yang kadang melintas dan melihatnya bercanda
Mungkin burung beo akan iri padanya
Karena ia tidak bisa seperti raja burung
Burung beo akan bicara
Jika ada yang mengajaknya bicara
Tapi raja burung…
Tanpa ada yang mengajaknya bicara
Ia bisa memulainya dengan candaan
Candaan yang khas namun tersirat makna
Seiring berjalannya waktu
Raja burung terlihat angkuh
Baik anak buah maupun burung dara merasa kehilangan
Kehilangan akan sosoknya yang bijaksana, disenangi dan disegani
Entah apa yang terjadi padanya
Tak ada yang tahu
Hanya satu harapan yang terukir
Meski di atas pasir dan batu kerikil
Semoga ia bisa kembali
Dan tersenyum lagi.
[Siti Muhaira, santriwati kelas 2 jenjang SMA, Pesantren Media]