Loading

Ini adalah kisah nyata. Tetapi nama tokoh dalam cerita ini secara disengaja di samarkan. Dikarenakan beberapa alasan tertentu.

Di sebuah Pesantren, ada seorang santri yang terkenal dengan kebiasaan joroknya. Seorang santri ini rajin mandi. Tapi sayangnya dia jarang ganti baju. Dia suka mencuci piring, tapi dia tidak rajin melakukannya. Bau badannya itu. Kalau kata salah seorang Ustad di pesantren itu, ” Satu meter saja tercium baunya.”

Bulan Ramadhan akhirnya tiba. Semua santri (kecuali yang berhalangan) berpuasa. Pada hari pertama puasa, santri ini lupa untuk mencuci piringnya. Dia pun di marahi oleh kakak kelasnya dan santri yang lainnya karena tidak mencuci piring. Dia sering sekali melakukan hal itu. Sampai dia di ancam untuk mencuci piring kawan – kawan nya sampai liburan.

Malam nya dia merenung. Dia bertanya pada diri nya, “Apakah selamanya dia ingin seperti ini?”. Di malam yang sunyi. Di saat yang murni. Dia panjatkan do’anya pada ilahi, “Ya Allah, di lorong yang sunyi ini. Di saat yang murni. Ku mohon engKau kabulkan do’aku.”

“Ya Allah, aku ingin…” Ditengah ia sedang berdo’a. Tiba – tiba saja terlihat sebuah banyangan seseorang yang agak tinggi dan berambut kribo lewat.

Esoknya para santri melakukan sahur untuk menguatkan puasa pada harinya. Seorang santri ini ikut sahur juga. Tetapi dia sahur di tempat yang berbeda. Untuk menghindari kawannya yang suka memarahinya.

Adzan Shubuh berkumandang. Para santri sudah selesai makan sahur. Piring – piring sudah tercuci rapih di tempat peralatan makanan. Tinggal satu piring saja yang masih kotor. Melihat itu, santri lainnya langsung merespon.

“Piring siapa ini belum dicuci?” Santri A

“Piringnya si DODO mungkin! Dia yang selalu tidak mencuci piring. Jangankan piring, dirinya saja jarang dicucinya.” Santri B

“Ya sudah, kalau begitu mari kita introgasi dia!!!” SANTRI Z

Dodo berusaha menyingkir dari santri-santri yang mengejarnya. Yang akhirnya dia tertangkap juga.

“Hey, DODO! Sudah mengaku saja, pasti kamu yang tidak mencuci piring itu, kan?” Santri Z

“Tidak! Bukan aku! Aku sudah mencucinya. Tadi aku memakai piring berwarna…”

“Ah sudahlah! Mengaku saja. Apa untungnya berbohong? Nanti kita laporkan pada ibumu agar kamu dihukum!” Santri A.

“Sudahlah, laporkan saja! Dia ini harus diberi pelajaran!” Santri ?

“Jika aku boleh bersumpah. Bukan aku yang memakai piring itu!” Dodo

“Ah, bohong! Mari kita laporkan bersama sekarang.”

Dodo dibawa kepada seorang guru di Pesantren agar dia dihukum. Tetapi santri – santri itu dikejutkan.

“What’s up, Bros?” Ihsan sambil mencuci piring yang belum dicuci.

By Ihsan Abdul Karim

Nama saya Ihsan Abdul Karim. Saya lahir pada tanggal 27 Juni 2001. Saya nyantri di Pesantren Media sebagai santri Angkatan 3. Saya tinggal di Citayam, Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *