Loading

RambuIslamSebagai muslimah yang kreatif, kita harus memiliki rambu-rambu. Sebagai orang Islam, rambu-rambu itu adalah Al-Qur`an dan Sunnah Nabi.

Khoirukum Man Ta`allamal Qur`aanu Wa `Allamahu. Sebaik-baik manusia di antara kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan yang mengajarkannya. Kata-kata mutiara ini, sudah masuk ke dalam benakku sejak aku kecil. Umi adalah seorang yang cinta kepada Al-Qur`an.

Sejak aku masih di dalam kandungan Umi, Umi sering membacakan surat Maryam. Tidak hanya itu, Umi juga mengkhatamkan seluruh Al-Qur`an ketika aku dan adik-adikku di dalam kandungannya.

Aku merasa sangat dekat dengan Al-Qur`an. Mungkin karena Umi yang juga dekat dengan Al-Qur`an. Sejak kecil, Umi selalu membacakan ayat-ayat Al-Qur`an kepadaku. Ada beberapa surat-surat panjang kesukaanku. Salah satunya adalah surat Maryam.

Aku mulai belajar membaca Al-Qur`an, ketika aku masih taman kanak-kanak. Aku bersekolah di TKIT. Karena Al-Qur`an menggunakan bahasa Arab, aku belajar mulai dari belajar Iqro`.

Sejak TK, aku mulai belajar menghafal Al-Qur`an. Aku menghafal bersama Umi. Suara Umi yang lembut membuatku mudah untuk memasukkan hafalan ke otakku.

Aku melanjutkan sekolah dasar ke SDIT di Bogor. Di sekolahku ini, kami diajarkan membaca Al-Qur`an dengan baik dan benar. Kami belajar menggunakan metode Qiro`ati. Ketika aku memasuki kelas 4 SD, aku berhasil menamatkan pelajaran Qiro`ati ini.

Akhirnya, aku mendapatkan Syahadah Qiro`ati. Kemudian, aku meneruskan hafalanku yang sempat terhenti karena pelajaran sekolah. Aku melanjutkan hafalan dari awal lagi. Walau pun saat itu, hafalanku sudah mencapai surat Al-Muthaffifin dari surat An-Nas.

Sekarang, aku melanjutkan SMP di Pesantren Media. Di Pesantren Media, aku kembali melanjutkan hafalanku. Alhamdulillah. Kini, aku sudah menghafalkan surat Al-Baqoroh. Sekarang, aku tengah menyelesaikan surat-surat di Juz 29.

Selain membaca dan menghafal Al-Qur`an, aku harus belajar disiplin. Umi dan Abiku adalah orang yang disiplin. Sehingga, mereka mengajarkan aku untuk selalu belajar disiplin.

Sebenarnya, aku bukanlah tipe orang yang mudah disiplin. Aku sering terbawa oleh kebiasaan-kebiasaan yang bermalas-malasan. Seperti menonton TV, membaca komik, bermain boneka, dan kebiasaan main-main lainnya. Tapi Umi dan Abiku sangat sayang kepadaku. Mereka terus mengajarkan aku agar aku tidak menjadi orang yang malas.

Dari kecil, Umi selalu memaksaku untuk memiliki sifat disiplin. Seperti selalu bangun pagi, tidak lupa makan dan mandi, belajar, serta kebiasaan baik lainnya. Sampai sekarang, aku masih terus belajar menjadi orang yang memiliki sifat disiplin.

Umi dan Abiku sejak kecil mengajarkan aku untuk belajar disiplin. Umi selalu mengawasiku belajar dengan tekun. Alhamdulillah, berkat do`a dari Umi dan Abi, aku dapat lulus SD dengan nilai yang sangat memuaskan.

Untuk jenjang pendidikan yang selanjutnya, awalnya Abi hendak memasukkanku ke SMP Negeri 1 Bogor. Sebenarnya, nilaiku termasuk lebih untuk masuk ke salah satu sekolah favorit di Bogor ini. Namun, Umi meragukan Abiku. Ia tak ingin aku rusak dengan pergaulan-pergaulan di sekolah baruku nanti. Abi mengerti. Akhirnya, aku dimasukkan ke Pesantren Media. Tempatku menimba ilmu-ilmu Islam.

Sebagai orang media, aku harus mengerti tentang dunia. Karenanya, Umi dan Abiku selalu mengajakku untuk mendalami dunia berita. Setiap pagi, aku dilarang untuk menonton film kartun. Abi pasti akan mengganti channel TV bila aku dan adik-adikku ketahuan menonton kartun. Ia akan memindahkannya ke channel berita lainnya.

Menjadi orang yang berilmu itu suatu kewajiban. Walau pun aku belajar di pesantren, aku juga harus belajar cara memecahkan masalah. Ada yang namanya KPM. Klinik Pendidikan Mipa.

Di sinilah aku belajar matematika. Bukan matematika biasa. Tetapi masematika yang menggunakan pemecahan dengan logika. Bukan dengan rumus.

Aku juga belajar akhlak di sini. PR yang paling aku sukai adalah PR Sudoku. Karena itu dapat membuat kita berpikir bagaimana caranya memecahkan masalah dengan cepat.

[Fathimah NJL, Kelas 3 SMP, Santriwati angkatan ke-1 Jenjang SMP, Pesantren Media]

By Fathimah NJL

Santriwati Pesantren Media, angkatan ke-5 jenjang SMA. Sudah terdampar di dunia santri selama hampir 6 tahun. Moto : "Bahagia itu Kita yang Rasa" | Twitter: @FathimahNJL | Facebook: Fathimah Njl | Instagram: fathimahnjl

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *