Loading

Liputan Khusus Diskusi Aktual Pesantren Media Rabu, 3 September 2014

APA yang dialami Marshanda akhir-akhir ini cukup menyita perhatian masyarakat. Sejak kasus perceraiannya dengan Ben Kasyafani ditambah peluncuran video “The Unspoken Episode 2: Letter to God by Marshanda” dan pelepasan hijabnya, bintang sinetron “Bidadari” ini terus menuai kontoversi dan komentar.

Alhasil, masyarakat pun bertanya, apa yang sebenarnya terjadi dengan Marshanda?

Tak sedikit yang menyimpulkan Marshanda mengidap gangguan jiwa atau depresi, seperti yang telah dikatakan para psikiater. Dan akhirnya, terungkap bahwa selain Marshanda banyak juga remaja yang terkena gangguan jiwa atau dalam bahasa halusnya depresi. Organisasi kesehatan dunia menyatakan bahwa setiap tahunnya ada 1,3 juta remaja meninggal karena depresi.

Bagi santri Pesantren Media dan peserta diskusi lainnya, kasus yang menimpa Marshanda dan remaja yang depresi itu menarik sehingga kemudian diputuskan jadi tema diskusi pekan pertama bulan Oktober.

Seperti diskusi biasanya, ada yang memimpin diskusi dan kali ini yang meimpin diskusi adalah Rizki Yannur Tanjung dan Ikhsan Abdul Karim. Setelah menyampaikan fakta-fakta seputar kasus depresi, lalu dibuka kesempatan untuk bertanya atau memberikan opini bagi para peserta diskusi.

Pertanyaan dimulai dari Taqi, peserta diskusi dari kalangan anak-anak mengajukan pertanyaan khas anak-anak yang sering ‘polos’, “Apa itu depresi?” Dan dilanjutkan ke pertanyaan yang datang dari Fadlan, “Apa penyebab Marshanda depresi?”

Pertanyaan selanjutnya datang dari Alifa, “Apa factor-faktor yang menyebabkan remaja depresi?” pertanyaan yang lebih umum dari pada pertanyaan yang diajukan oleh Fadlan.

Tidak hanya sampai disitu, pertanyaan juga datang dari Ella. “Bagaimana ciri-ciri orang yang depresi? Dan apa ada orang yang depresi di masa Nabi SAW?” Tanya Ella dengan sangat antusias. Pertanyaan selanjutnya dari Mufiddah, “Depresi bisa merusak otak atau tidak?”

Kemudian diskusi dilanjutkan, pertanyaan kali ini datang dari Hawari. “Apakah perceraian yang membuat depresi atau depresi yang membuat marsyanda perceraian?”

“Bagaimana agar tidak depresi yang dikarenakan masa muda yang kurang bahagia/suram/kacau?” Pertanyaan yang lumayan panjang ini, datang dari Fathimah salah satu santriwati Pesantrn Media.

Riski dan Ikhsan masih membuka sesi pertanyaan. Adalah Umar yang bertanya, “Dalam pandangan Islam, apakah orang yang sedang depresi mendapatkan hukuman atau tidak?” sebuah pertanyaan yang cukup panjang dan sangat butuh penjelasan.

Pertanyaan selanjutnya datang dari Ella lagi. “Apa solusi Islam untuk mengatasi masalah depresi yang terjadi pada Marshanda atau remaja lainnya?”

Nah, berhubung sudah banyak pertanyaan yang diajukan pada forum diskusi, maka pertanyaan dibatasi dan sesi pertanyaan berakhir sampai disini. Kemudian diskusi dilanjutkan ke sesi jawab pertanyaan.

Pertanyaan yang pertama di ajukan adalah pertanyaan dari Taqi, “apa itu depresi?”. Dengan sangat berantusias Anam menjawab “keadaan perasaan yang merasa seperti muram, sedih dan tertekan”. Kemudian jawaban dari Hawari “kalau yang dikatakan Anam barusan itu adalah pengertian depresi pada umumnya, sedangkan depresi pada Marshanda itu adalah depresi yang kambuhan.” Merasa cukup dengan jawaban yang diberikan, maka Rizki dan Ikhsan melanjutkan diskusi ke pertanyaan yang selanjutnya.

“apa penyebab Marshanda dan remaja lainnya depresi?” pertanyaan yang singkat datang dari Fadlan dan Alifa. Dengan cukup semangat Fadlan Turi menjelaskan “kenapa Marshanda depresi?” “karena Marshanda tidak diizinkan oleh ibundanya tinggal di apartemen miliknya. Sedangkan Marshanda sangat ingin bebas, tidak terlalu dikekang oleh ibundanya.” Jelas Fadlan dengan sangat antusias.

Kemudian untuk jawaban dari pertanyaan Taqi, berasal dari Hawari “Tekanan hidup.” Jawabnya dengan singkat. Tak mau kalah dengan Hawari, Anam pun menjawab untuk penyebab remaja-remaja yang lainnya depresi. “yang pertama bisajadi karena keinginannya tidak terpenuhi, karena mungkin keluarganya tidak mempunyai cukup biaya. Terus, karena merasa tertekan dengan oleh aturan-aturan. ”

Sedikit tambahan dari Hawari, “Sebenarnya, depresi yang dialami Marshanda itu tidak sama dengan depresi yang lainnya. Seperti yang sudah dikatakan tadi, Marshanda itu depresinya kambuhan. Dan seperti yang dikatakan tadi, bahwa Marshanda itu memiliki penyakit yang kambuhan. Bisa jadi bulan ini baik, kemudian bulan depannya kambuh. Dan depresi yang kambuhan ini bisa perhari, bulan atau bahkan tahunan. Jadi, ketika Marshanda menggunakan kerudung dia lagi baik dan ketika dia melepas kerudungnya dia lagi depresi” jelas Hawari dengan panjang dan cukup lebar.

Tak cukup dengan jawaban-jawaban yang ada, peserta diskusi masih sangat antusias untuk menyampaikan beberapa opini yang dimilikinya. Seperti Nissa, yang ingin menambahkan “menurut saya, penyebab kebanyakan remaja depresi karena usia-usia remaja itu usia yang masih labil jadi terkadang dia susah untuk mengontrol emosinya.” Jawabnya penuh penekanan.

Adapun Siti Muhaira menjawab “Marshanda itu depresi karena ada masalah dalam hidupnya. Kan kedua orang tuanya, jadi dia tinggal dengan ibundanya. Dan ibunya itu mungkin sangat menjaga Marshanda, mungkin terlalu berlebihan dan terkesan mengekang. Setelah menikahpun, ibundanya tidak ingin pisah rumah dengannya. Ini juga salah satu yang salah dari ibundanya sendri, sedangkan Marshanda itu ingin bebas setelah menikah. Dan menurut saya, ibundanya terlalu berlebihan sayang dengan anaknya sehingga anaknya merasa terkekang. Seharusnya ibunda Marshanda harus bisa mempercayai suaminya, karena menurut Islam tanggung jawab itu sudah pindah kepada suaminya.”

Karena dirasa cukup, maka Rizki dan Ikhsan kembali melanjutkan diskusi dengan pertanyaan dari Ella. “Bagaimana ciri-ciri orang yang depresi? Dan apa ada orang yang depresi di masa Nabi SAW?”.Dan dijawab dari pertanyaan pertama yang diajukan oleh Ella “Bagaimana cirri-ciri orang yang depresi?”

Anam menjawab “marah-marah tidak jelas dan perasaan yang tiba-tiba berubah” . Setelah Anam, kemudian disusul dengan jawaban dari Difa “sering buat masalah”. Tidak mau ketinggalan, Fadlan turi pun menjawab “ banyak melamun dan sensitive”. Kemudian jawaban datang dari Fatur “sering upload status yang tidak jelas dan status galau”. Tidak mau kalah, Fathiah pun menjawab “merasa dirinya paling menderita”. Dan kemudian jawaban datang dari Hawari “merasa sedih yang berlebih”

Sebagai moderator, Ikhsan membenarkan dan menambahkan beberapa gejala umum depresi sebagai berikut. “Pertama, rasa cemas, sedih dan kosong yang tidak dapat dikembalikan. Kedua, rasa putus asa yang luar biasa diserta perasaan sinis. Tiga, rasa bersalah tak berdaya dan tak berharga yang luar biasa. Empat, rasa tidak berdaya yang muncul secara bersamaan dengan semakin mundurnya kemampuan untuk fokus dan membuat keputusan. Lima, kehilangan energi yang memperlambat metabolisme dan tingkat aktivitas tubuh. Enam, maka rasa mudah lelah terus muncul. Tujuh, cenderung suka melamun atau menyendiri dan munculnya keinginan untuk semisal bunuh diri. Delapan, mudah marah yang meledak sesaat dan kegelisahan berlebihan”.

Karena pertanyaan ini sudah terjawab. Maka, diskusi kembali dilanjutkan dengan pertanyaan dari Ella Dan apa ada orang yang depresi di masa Nabi SAW?” Untuk menjawab pertanyaan kedua dari Ella ini, moderator tidak memberikan kesempatan kepada peserta diskusi karena ini sudah dijawab dengan Ustadz Oleh “untuk yang depresi, saya belum menemukan riwayat yang mengatakan bahwa dimasa Nabi SAW ada yang depresi. Tapi, kalau yang mengeluh atau meminta nasehat kepada Nabi SAW dan para Sahabat Nabi.”

Umar menjawab, “kalau merusak otak saya tidak tau. Tapi kalau merusak akal iya, soalnya orang yang depresi rata-rata jadi gila.” Kemudian jawaban dari Hawari, “kalau dari penelitian di Yale University, Amerika Serikat. Mereka mennemukan di bank otak yang ada disana, yang dimana otak-otak itu berasal dari orang yang depresi. Ternyata orang yang depresi berat maka volume otaknya mengecil. Sehingga itu bisa mengganggu emosional seseorang. Jadi semakin sering orang depresi itu semakin buruk, karena otaknya semakin mengecil emosi semakin tidak stabil.”

Kemudian diskusi dilanjutkan, pertanyaan kali ini datang dari Hawari. “Apakah perceraian yang membuat depresi atau depresi yang membuat Marsyanda perceraian?”

Dan pertanyaan ini dijawab dengan jawaban remukan oleh Akwat. “awalnya orang tua Marshanda berpisah saat dia masih kecil, kemudian dia mengalami tekanan dan akhirnya depresi. Lalu sembuh dan berbaurlagi dengan masyarakat. Kemudian Marshanda ada masalah dengan beberapa temannya, terus dia depresi lagi mungkin merasa tertekan berantem dengan beberapa temannya itu. Kemudian Marshanda minta cerai kepada suaminya Ben Kasyafani, karena katanya suaminya masuk LDII.”

Pertanyaan ini, datang dari Fathimah salah satu santriwati Pesantrn Media. “Bagaimana agar tidak depresi yang dikarenakan masa muda yang kurang bahagia/suram/kacau?”

Dengan nada berwibawa Anam menjawab, “lupakan masa lalu dan jalani masa depan”. Setelah Anam menjawab, ada peserta diskusi lainnya yang berkata, “tidak semudah itu melupakan masa lalu”. Kemudian Hawari menambahkan, “masalalunya jangan dilupakan kalau tidak bisa dilupakan, tapi dihadapi dan kita harus rela menerima kenyataan kalau itu semua sudah dituliskan. Jadi let it go, biarkan itu semua terjadi karena kita hidup dimasa sekarang bukan di masa lalu. jadi biarkan itu semua terjadi.”

Pertanyaan selanjutnya yang dibahas adalah pertanyaan dari Umar “Dalam pandangan Islam, apakah orang yang sedang depresi mendapatkan hukuman atau tidak?” Rizki dan Ikhsan pun, memberikan kesempatan untuk peserta diskusi mengutarakan jawabannya.

Beberapa jawaban datang dari beberapa peserta diskusi. Ada Fadlan yang menjawab “tidak, soalnya dalam keadaan depresi itu dia tidak menyadari apa yng telah dilakukannya”. Kemudaian ada jawaban dari Fatur, “dijatuhi hukuman, karena dia tidak dekat dengan allah. Kalau dia dekan dengan Allah pasti dia tidak depresi. Dan terakhir ada jawaban dari Hawari, “menyanggah jawaban dari fatur, maksudnya orang yang dekat dengan allah itu gak mungkin depresinya melakukan hal-hal yang dilarang. Dan kalau depresi yang sampai hilang kesadaran itu mungkin tidak dihukum, tapi kalau depresi yang masih sadar itu kayaknya tetap harus dihukum.”

Setelah pertanyaan dari Umar terjawab, dilanjutkan ke pertanyaan dari Ella lagi, “Apa solusi Islam untuk mengatasi masalah depresi yang terjadi pada Marshanda atau remaja lainnya?”

Dengan singkat Hawari menjawab, “dzikrullah.” Tidak mau kalah, Anam pun menjawab “harus selalu ingat bahwa kehendak Allah itu baik untuk kita. Boleh jadi kita membenci sesuatu padahal itu baik untukmu dan boleh jadi kita menyukai sesuatu padahal itu buruk untukmu dan allah lebih mengetahui apa yang tidak kita ketahui (QS. al Baqarah ayat 216)”. Hawari kembali menambahkan, “makan coklat karena bisa menimbulkan perasaan senang, lari pagi kalau lari pagi kita bisa menghirup udara segar dapat menyeimbangkan sistem saraf otak jadi bisa menimbulkan rasa bahasia, mandi pakai air dingin dua kali sehari.”

Kesimpulannya adalah jika ada yang depresi kalau bisa ditolong, jagan malah diolokin. Nanti makin depresi orangnya, bukannya jadi sembuh malah tambah sakit. Orang-orang yang sedang depresi harus dimotifasi, jangan ditinggalkan. Memang harus pelan-pelan, bahkan sampai berbulan-bulan. Kasihan dengan Marshanda, dia kan artis jadi baru sedikit aja sudah diributkan di media.

[Nurmaila Sari, angkatan ke-3, santriwati Pesantren Media]

By Siti Muhaira

Santriwati Pesantren Media, angkatan kedua jenjang SMA. Blog : http://santrilucu.wordpress.com/ Twitter : @az_muhaira email : iraazzahra28@ymail.com Facebook : Muhaira az-Zahra. Lahir di Bogor pada bulan Muharram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *