Loading

Ketika orang sedang merasa  malas. Maka, dia akan mencari sebuah motivasi yang membuatnya kembali bersemangat. Motivasi itu bisa dicari dan bisa datang sendiri. Tetapi lebih banyak dicari. Motivasi itu ada yang buruk dan ada yang baik. Tinggal kita sendirinya yang pandai-pandai untuk mencari motivasi. Motivasi yang buruk itu datang dari yang tidak menyukai kita. Misalnya ada orang yang tidak suka dengan kita lalu dia memberi kita motivasi yang buruk agar kita akan lebih merasa malas. Itulah yang harus kita jaga-jaga.  Salah satu makhluk Allah yang sering memberi kita motivasi buruk adalah setan. Mereka sangat tidak suka dengan anak-anak muslim yang bersemangat beribadah kepada Allah. Maka, ketika dia melihat salah satu anak muslim malas dia akan bersegera memberikan motivasi yang buruk.

Fathimah adalah salah satu santri Pesantren Media. Pesantren Media terletak di Indonesia bagain barat yaitu Jawa Barat. Komplek Laladon Permai Blok E no 3.

Pesantren ini akan mencetak da’i di bidang media. Maksudnnya, Pesantren media ini akan mendidik santri-santrinya menjadi seorang da’i yang bekerja di bidang media. Karena pada saat ini peluang untuk perang ada di media. Memang banyak peluang perang lainya seperti di Suriah. Tetapi, apabila kita berperang ke Suriah. Apakah itu tidak mengerluarkan baiaya yang banyak? Tidak, itu akan mengelurkan biaya yang banyak untuk pergi ke Suriah. Apalagi untuk kita yang masih pelajar? Makanya dari itu, peluang berperang yang sangat memungkinkan adalah media.  Dengan kata, gambar dan suara. Mereka berperang melaui media.

Karena Pesantren Media. Jadi belajarnya media saja? Tidak, Pesantren media juga mengajarkan agama islam. Yaitu seperti Bahasa Arab, Tahfizul Qur’an, Fiqih, Aqidah dll.

Tahfizul Al-Qur’an adalah salah satu pelajan favorit bagi santri yang bernama Fathimah. Dia sangat suka dengan pelajaran menghafal Al-Qur’an ini walaupun kadang membuatnya pusing tujung keliling.

Kadang Fathimah  tidak bisa menghafal Al-Qur’an karena pada saat itu pasti karena tidak ada mood untuk mengahafal Al-quran. Pernah sekali dia tidak menyetor hafalannya. Akibatnya dia merasa sangat menyesal.

“Cepat Menghafalnya dan bagus bacaan. Orang nya periang semangat hafalannya”Ujar Kak Icha, kakak kelas Fathimah.

Fathimah akan  tambah semangat hafalannnya ketika dia mempunyai saingan. Karena ia termotivasi dengan saingannnya itu. Saat Fathimah  pertama-tama menghafal Al-Qur’an. Fathimah bersaing dengan saudaranya yaitu Abdullah. Tetapi sayang, persaingan ini di menangkan oleh saudaranya Abdullah. Tetapi dia patah semangat. Dia tetap mengahafal Al-Qur’an.

Saat di menghafal Al-Baqoroh di SDIT. Fathimah  kembali bersaing dengan sahabatnya sendiri yaitu Husnia. Kali Fathimah tidak mau terulang dua kalinya. Dia harus memenangkan persaingan ini. Dengan usaha yang keras dan nekad yang besar. Alhasil Fathimah memenangkan persaingan ini.

Dan pada saat ia masih menghafal Al-Baqoroh di Pesantren Media. Dia bersaing dengan Kakak kelasnya yaitu Kak Anam. Dengan usaha yang keras. Kalah, membalap lagi. Akhirnya dia memenangkan hafal Al-Baqoroh. Dan Fathimah mendapat pengrhagaan menjadi penghafal surat Al-Baqoroh terbaik.

Dan pada saat ini Fathimah sedang bersaing dengan temannya di Pesantren Media  yang bernama Putri. Bagi Fathimah, Putri adalah lawan sebandingnya.

Fathimah  kada merasa iri dengan kakak-kakak kelasnnya yang sudah banyak hafalannya plus cepat hafalanya. Dan Fatjimah sangat iri dengan Kakak kelasnya yang bernama Kak Anam yang sudah banyak hafalannya. Dan Kak Anam  ini cepat sekali menghafalnya.

“Saya harus bisa menghafal 30 juz. Apapun yang terjadi!” Kata Fathimah dengan semangat. [Saknah Reza Putri Santri kelas 2 SMP Pesantren Media]

By Putri Aisyara

Saknah Reza Putri | Santriwati Pesantren MEDIA angkatan ke-2, kelas 3 SMP | Asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan | Twitter @PutriAisyara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *