Loading

Bahasa merupakan instrumen terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan. Bahasa terdiri atas: bahasa tubuh, bahasa secara lisan, bahasa secara tulisan dan bahasa isyarat. Bahasa itu hampir sama dengan makanan. Apabila makanan itu tidak dimakan maka kita tidak memiliki energi. Begitu pula dengan bahasa. Apabila kita tidak menggunakan bahasa, maka kita tidak akan bisa berkomunikasi dengan yang lain (manusia). Bahasa adalah simbol-simbol yang digunakan untuk menyatakan perasaan orang kepada orang lain.

Mulai dari bangun tidur smpai tidur lagi. Kita pasti menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tidak mungin ada orang yang selama satu hari penuh tanpa mengeluarkan sebuah (bahasa). Paling tidak ia mengeluarkan bahasa isyarat tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Itu berarti manusia sangat bergantung dengan sebuah bahasa. Tapi seperti yang kita ketahui nilai-nilai ABG sekarang banyak yang anjlok di pelajaran bahasa. Apa masalahnya??? Ini masih menjadi teka-teki bukan.

Apa masalahnya???? Sebenar menurut saya masalah nya ada tiga.

1.Yang pertama adalah guru bahasanya yang tidak mengetahui bgaimana cara menjelaskan materi pelajarannya. Gurunya menjelaskan materi yang sedang dibahas terlalu cepat. Ini hampir sma dengan apa yang telah aku alami. ^_^

2.Yang kedua adalah kurang perhatian dari orang tua dan keluarganya. Biasanya sih anak ini bebas dan tidak terlalu di perhatikan oleh orang tuanya atau keluarganya. Oleh sebab itu ia menjadi malas karena tidak ada yang memperhatikan. Seluruh anggota keluarganya sibuk dengan urusan nya masing-masing. Dan akhirnya ia berfikir, kenapa aku harus mendapatkan nilai yang bagus. jika tdak ada yang memperhatikan ku??

3.Yang ketiga adalah faktor lingkungan. Lingkungan itu memang sangat berpengaruh terhadap bahasa. Baik di lingkungan keluarga, rumah, dan sekolah. ABG itu seperti air yang mengikuti pola yang ditempatinya. Jika pola nya kotah maka air pun ikut kotak, jika polanya segitiga maka air pun membentuk segitiga, jika polanya bulat maka air pun membentuk lingkaran. Seperti apabila ABG ini berada di lingkungan penjahat, maka ia akan ikut menjadi jahat. Apabila ia berada di lingkungan bersih maka ia akan ikut bersih. Apabila ia berada di lingkungan yang kotor maka ia akan ikut kotor. Apabila ia berada di lingkungan alay maka ia alan ikut menjadi alay.

Sedikit cerita ni, mengenai pengamatan saya tentang teman saya dari smp. Namanya luna, keluarganya suka memanggil nya dengan nama una. Di kelas VII (satu SMP) ia sangat rajin, pendiam, suka mengajak saya untuk berdiskusi bersama di rumahnya/ rumah saya/ tamankota/ pustaka wilayah, selain itu iya juga tergolong amak yang jarang bargaul.

Di kelas VIII (dua SMP) ia pindah rumah+sekolah. Terlihat perubahan nya walaupun tidak terlalu menonjol. nilai nya menurun dari peringkat dua menjadi peringkat lima.Di sini ia sudah mulai cerewet. Selain tu ia juga sudah mulai jarang mengajak saya untuk berdiskusi bersama lagi.

Ketika dikelas IX (tiga SMP) semua sifat nya berubah total. Orang nya menjadi cerewet+bawel. Paling gak bisa diam. Nilainya juga menurun dari peringkat 5 menjadi peringkat 15. Sudah tidak ada lagi ia mengajak saya untuk mengerjakan tugas bersama. Suka bergaul bahkan ia sekarang menjadi anak yang gaul. Bahkan dapat dibilang alay.

Ini terlihat dari kata-kata yang sering ia ucapkan atau yang ia tulis dalam sms atau di statusnya. Yang memiliki ciri sebagai berikut:

  1. Kosakata khas: berkata ? bilang, berbicara ? ngomong, cantik ?kece, dia ? doi, doski, kaya ?tajir, reseh ?berabe, ayah ? bokap, ibu ? nyokap, cinta ?cintrong, aku ?gua, gue, gwa, kamu ? lu, lo, elu, dll.
  2. Penghilangan huruf (fonem) awal: sudah ? udah, saja ? aja, sama ? ama, memang ? emang, dll.
  3. Penghilangan huruf “h”: habis ? abis, hitung ? itung, hujan ? ujan, hilang ? ilang, hati ? ati, hangat ? anget, tahu ? tau, lihat ? liat, pahit ? pait, tahun ? taon, bohong ? boong, dll.
  4. Penggantian huruf “a” dengan “e”: benar ? bener, cepat ? cepet, teman? temen, cakap ? cakep, sebal ? sebel, senang ? seneng, putar ? puter, seram ?serem.
  5. Penggantian diftong “au”, “ai” dengan “o” dan “e”: kalau ? kalo, sampai ? sampe, satai ? sate, gulai ? gule, capai ? cape, kerbau ? kebo, pakai ? pake, mau (bukan diftong) ? mo, dll.
  6. Pemendekan kata atau kontraksi dari kata/frasa yang panjang: terima kasih ? makasi/trims, bagaimana ? gimana, begini ? gini, begitu ? gitu, ini ? nih, itu ? tuh, ayo ? yok/yuk, bukan? ? ‘kan?, sebentar ? entar/ntar, aduh ? duh, selamat ? met, boleh juga ? boljug, dll.

Selain itu luna juga menggunakan kata alay. Seperti kata-katanya sih beda tipis dengan kata-kata anak yang berusia dua tahunan. Yang belum bisa menyebutkan huruf R.

Ciyus: serius

Cumpah: sumpah

Benelan/ enelan: beneran

Lahacia: rahasia

Celita: cerita

B2 : ber dua

Nich: ini

Tuch: itu

Q: aku

Cemungudh: semangat

Boci: tidur siang. hasil pemendekan dari “bobo ciang”

Ciank: siang

Tidak hanya tulisan bhasa indonesia saja. Bahasa inggrispun berubah di tangan nya. Menjadi:

T+ = Think positive (Berpikir positif)

T2ul = Talk to you later (Nanti kita bicara lagi ya.)

TDTU = Totally devoted to you (Cinta mati padamu)

Thx = Thanks (Terima kasih)

T2Go = Time to Go (Waktunya berpisah)

TIC = Tongue in Cheek (Ramah)

TMIY = Take me I’m yours (Aku milikmu)

TTFN = Ta ta for now. (Sampai jumpa)

F2F = Face to face (Berhadapan)

F2T = Free to talk (Bebas Bicara)

Ini adalah contoh statusnya d facebook. “…G46 ML4m mgu G46 Pp4,, 6aG pnY4 Pcr G46 Pp4,,, 45Al pNy4 du11TT… h4H4h4,,,45sy3ekkk Sungguh luna mengalami perubahan yang sangat singkat. Hanya dalam waktu dua tahun menjadi anak gaul atau lebih tepat nya anak alay.

 

 

LW 61TchU,,, d4ch lu 34 pL3N… bbb

C3Ki4N…m4ci E  D4cH bcH4….. bY3 ^_^

[Nurmaila Sari, santriwati angkatan ke-2, jenjang SMA, Pesantren Media]

Catatan: tulisan ini adalah bagian dari tugas menulis di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media

By Farid Ab

Farid Abdurrahman, santri angkatan ke-1 jenjang SMA (2011) | Blog pribadi: http://faridmedia.blogspot.com | Alumni Pesantren MEDIA, asal Sumenep, Jawa Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *