Loading

Kriiing…kriing…

Suara telpon rumah berbunyi sangat kencang.

“halo bisa bicara dengan rasya” Tanya seorang yang begitu asing.

“ya bisa, sebentar yaa” jawab bibi

Dan bibi langsung mengetuk pintu kamarku 

“neng rasya, Neeeng!!!” teriak bibi

“neng rasya ada yang nyariin nih” kata bibi. Bibi mengulang perkataannya sampai 3 kali

Akhirnya bibi mendobrak pintu kamarku dengan sangat kuat.

“ya allah neng, neng rasya, neng..neng, aduuh gimana ini” ucap bibi sambil schok dan kebingugan, akhirnya bibi memutuskan untuk mengambil minyak kayu putih

“aduuuh bi pusing” ucap ku sambil pusing plus mual.

“akhirnya neng rasya bangun juga” kata bibi sambil senang.

“gapapa kok bi” jawab ku sambil lemas.

“oh iya neng ada yang nyariin” kata bibi.

“siapa?” Tanya ku

“gak tau tuh neng” jawab bibi sambil bingung.

“yaudah bilang aja rasya nya lagi tidur” ucapku. 

“iya neng” jawab bibi dengan singkat

“oh iya mba maaf yaa neng rasya nya lagi tidur” kata bibi

“ok, nanti gw telpon lagi” kata wanita itu sambil menutup telpon nya

Aku merasa tidak enak badan dan merasakan gelisah.

Beberapa kemudian wanita itu menelpon lagi, dan bibi-lah yang mengangkatnya, sebenernya sih aku denger tapi aku males keluar dari kamar

“ halo bisa bicara dengan rasya?” Tanya wanita itu. 

“iya bisa, tunggu sebentar ya” jawab bibi

“neng rasya ada yang nelpon nih” teriak bibi yang begitu kencang

“iya bi sebentar” jawab ku

Dan aku langsung menuju ruang keluarga sambil membawa buku yang aku baca di kamar tadi

“halo saya rasya, ada apa ya?” Tanya ku dengan rasa yang takut

“bisa ke taman dekat masjid, sekarang?” Tanya wanita itu dengan suara yang menyeram kan

“bi..bi…bisa” jawab ku dengan gugup dan di penuhi rasa takut

Aku segera pergi ke taman, dengan tanpa izin ke bibi. Setelah sampai disana aku melihat wanita yang sangat asing bagiku, entah siapa dia, dan aku langsung menghampirinya dengan rasa deg degan,makin dekat ke wanita itu aku merasa jantung ku itu hampir copot

“h..h..hai” sapa ku dengan gugup dan takut    

“oh, jadi ini yang namanya rasya” kata wanita itu dengan lantang

“iya, kenapa?” Tanya ku

“lo masih inget gue kan?” Tanya wanita itu dengan wajah judes

“masih” jawabku dengan singkat

“dan lo taukan waktu itu gw pernah nanya apa ke lo?”Tanya wanita itu, sambil melihat kearah tangan ku

“masih” jawab ku

“dan sekarang lo bawa batu itu?” Tanya wanita itu

“aduuh gimana nih, masa aku mau bebrbhong sih, kan gak mungkin” ucapku didalam hati

“cepet jawab, lo bawa gak?” teriak wanita itu

“ba..ba…bawa” jawabku sambil melihat kea rah bawah

“mana?” Tanya wanita itu lagi

“maaf aku gak bisa ngasih ke tangan orang yang salah, jika aku kasih ke tangan orang yang salah dia akan sial selamanya.” Kata ku terus terang

“alah gak usah basa basi deh, udah buruan mana?” Tanya wanita itu lagi

“Maaf, sekali lagi aku bilang tidak bisa” Jawabku.

“ok, liat aja nanti gw akan ngikutin lo kemana lo pergi, inget lo!” Kata wanita itu sambil marah dan kesal. [Daffa Az-Zahra, santri kelas 1 jenjang SMP, Pesantren Media]

By Siti Muhaira

Santriwati Pesantren Media, angkatan kedua jenjang SMA. Blog : http://santrilucu.wordpress.com/ Twitter : @az_muhaira email : iraazzahra28@ymail.com Facebook : Muhaira az-Zahra. Lahir di Bogor pada bulan Muharram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *