Loading

Oleh: Lathifah Musa 

Diskusi mingguan Pesantren Media, 6 Mei 2012 cukup menarik. Diawali dari respon keras umat Islam terhadap kedatangan Irsyad manji dengan bukunya yang berjudul “God, Liberty and Love”. Bagi mereka yang melakukan pembelaan, tentu tak disebut umat Islam, karena mereka merepresentasikan suara kaum liberalis, lesbianis, pluralis, sekularis, bahkan dajjalis. Istilah dajjalis meminjam penyebutan ustadz Umar terhadap orang-orang yang senang menggunakan simbol-simbol dajjal dan zionisme.

Irsyad manji adalah seorang seorang feminis, penulis Kanada, wartawan dan advokat dari interpretasi “reformasi dan progresif” Islam. Ia mendeklarasikan sebagai seorang lesbian. Menghadapi berbagai hujatan mengenai ke-lesbian-nya, ia mengatakan bahwa Islam agamaku, dan menjadi lesbi adalah kebahagiaanku. Bahkan pada suatu wawancara eksklusif di stasiun TV CBC, Irshad mengatakan akan menantang Tuhan beradu argument tentang hakikat keadilan.

Bahasa pernyataan yang sangat kurang ajar ini mengingatkan saya pada bahasa-bahasa yang digunakan Iblis La’natullah alaih, ketika berusaha menggoyahkan Bapak seluruh manusia, Adam alaihis Salam.

Allah berfirman: “Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka yang selama ini tertutup. Dan setan berkata, ”Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi  malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal dalam surga.” (TQS Al A’raf [7]: 20)

Iblis membisikkan kepada Adam dan Hawa, tentang maksud Tuhan, mengapa keduanya tidakk diijinkan mendekati pohon terlarang. Iblis berbicara seolah-olah atas nama Tuhan. Iblis berbicara dengan bersumpah palsu.

Bahasa Iblis ini bisa kita kenali dari sifatnya yang seolah-olah mengatasnamakan Tuhan, tetapi pada faktanya bertentangan  dengan syariat Allah SWT.

Bahasa Iblis ini masih berlaku hingga saat ini, bahkan semakin dahsyat. Karena Allah SWT telah menangguhkan adzabNya hingga Hari Kiamat.

Allah SWT menerangkan dalam Al Qur’an, Surat al Israa’: 61-65. Allah SWT berfirman: ”Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ”Sujudlah kamu semua kepada Adam,” lalu mereka sujud kecuali Iblis. Ia (Iblis) berkata,”Apakah aku harus bersujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah? Ia (Iblis) berkata,”Terangkanlah kepadaku, inikah yang lebih Engkau muliakan daripada aku? Sekiranya Engkau memberi waktu  kepadaku sampai Hari Kiamat, pasti akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil.” Dia (Allah) berfirman, ”Pergilah, tetapi barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sungguh neraka Jahannamlah balasanmu semua, sebagai pembalasan yang cukup. Dan perdayakanlah siapa saja di antara mereka yang kamu (Iblis) sanggup dengan suaramu (yang memukau), kerahkanlah pasukanmu terhadap mereka, yang berkuda dan yang berjalan kaki, dan bersekutulah dengan mereka pada harta dan anak-anak lalu beri janjilah kepada mereka. ” Padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka. ” Sesunguhnya terhadap hamba-hambaKu, kamu (Iblis) tidaklah dapat berkuasa terhadap mereka. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai penjaga.”

Bahasa Iblis bisa memukau manusia. Namun kaum beriman tidak akan terpukau. Bahasa Iblis digunakan oleh kaum liberalis untuk menyesatkan Umat Islam dari ajaran agamanya sendiri. Kita bisa mengenali bahasa-bahasa semacam ini.

Irsyad Manji menggunakan bahasa Iblis dalam pendapat-pendapatnya. Beberapa statemennya seperti, “Allah, Liberty and Love menunjukkan kita semua bagaimana mendamaikan iman dan kebebasan dalam dunia yang mendidih dengan dogma represif. Kunci ajaran Manji adalah “Keberanian moral, “kemauan untuk berbicara ketika orang lain ingin membungkam mulutmu. buku ini merupakan panduan utama untuk menjadi warga dunia yang berani.”

Ia pun menyatakan dirinya lesbian sekaligus beragama Islam. Ia merencanakan akan mendebat Allah mengenai persoalan ini.

Beberapa pembelaan yang mendukung kalimat-kalimat Manji disampaikan dengan bahasa sejenis. Mereka antara lain, :

(1) Pendiri Komunitas Salihara, Gunawan Mohammad, mengatakan bahwa dia menyesal atas insiden yang terjadi dan terpaksa kuliah umum harus dihentikan.

“Pembubaran ini adalah pelanggaran HAM untuk berkumpul dan menyatakan pendapat,” kata Gunawan.

(2) Dalam akun Twitternya @ahmaddhaniprast , Ahmad Dhani mengatakan Indonesia akan malu bahwa dalam sejarah bangsa ini ada kekerasan yang membawa-bawa agama. Mantan suami Maia Estianty tersebut sering membalas mention pengguna Twitter lain yang menanggapi kicauannya. Dalam salah satu balasannya kepada pemilik akun @eddie_bna, Ahmad Dhani mengatakan jika Tuhan membiarkan iblis beraksi, kenapa manusia sok jadi Tuhan yang melarang manusia. Ia juga mengatakan kepada pemilik akun @lulurahman, tidak ada contoh nabi yang turun ke jalan dan membuat kekacauan.

“@LuluRahman kemaksiatan perlu tindakan tegas…?apakah ada contoh Nabi yg turun ke jalan obrak abbrik?…jgn bikin hadist sendiri…” terangnya.

(3) Pemimpin Redaksi The Jakarta Post Endi M Bayuni, yang juga anggota Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta menilai, pembubaran diskusi dan bedah buku feminis Muslim asal Kanada, Irshad Manji, yang berjudul “God, Liberty and Love” di Komunitas Salihara, Jakarta, Jumat (4/5/2012) adalah promosi buku yang bagus dan gratis.

 

(4) Komunitas Salihara, Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJI) Jakarta, YLBHI, Elsam, LBH Jakarta, Kontras, dan Jaringan Islam Independen membuat pernyataan pers, bahwa pelarangan terhadap Irshad Manji dinilai mencederai kebebasan berekspresi yang dijamin Undang-Undang Dasar 1945. “Cara polisi membubarkan diskusi sangat bermasalah dan cenderung menebar ancaman. Polisi tidak menangkap massa yang masuk dan mencoba mengganggu diskusi, justru tindakan yang diambil polisi adalah mengakomodasi tuntutan massa dan meneruskan aspirasinya untuk membubarkan diskusi,” demikian isi siaran pers tersebut.

(5) Dari mereka yang sering dikenal sebagai bagian dari komunitas kelompok Islam, ternyata juga terjebak menggunakan bahasa-bahasa ini. Contoh berikut ini adalah pendapat Fahri Hamzah dari PKS, terkait Irshad Manji yang mengadakan diskusi di Indonesia:

1.Sorry break isya, kita lanjut soal #Polisi dan #freedomofspeech@IrshadManji di @salihara

2.Setiap komplain kita harusnya ditujukan ke aparat. Dalam hal ini#Polisi sebab itu tugas mereka menjaga wilayah publik.

3.Awalnya, memelihara keamanan diri/masyarakat adalah tugas masing2 makanya setiap orang bawa senjata. #Polisi

4.Ketika konsep negara lahir, senjata2 itu kita serahkan kepada negara dan mereKa menjaga kemanan kita, lahirlah #Polisi, kita gaji.
5.Maka kita andalkan #Polisi yg mengerti bahwa dua kelompok sipil tidak boleh saling sentuh jika ada sengketa. @salihara

6.Jika tetangga saya memelihara anjing yg mengancam keselamatan anak2 saya. Saya akan lapor polisi, bukan meracuni anjing itu smp mati.

7.Kehadiran negara ini juga adalah ciri masyarakat beradab ketika ruang publik diregulasi bersama dan kita tunduk padanya. #Polisi

8.Dalam kaitan itulah juga kasus @salihara dan diskusi@IrshadManji kita simak. Apa masalah sebuah diskusi? #Polisi

9.Secara subtantif UUD45 sudah menjamin kebebasan berpendapat (#freedomofspeech) jadi diskusi apapun bebas. #Polisi

10.Kalau anda tidak setuju dgn satu pendapat buatlah pendapat lain. Lalu bikin diskusi itulah #freedomofspeech #Polisi

11.Jangan kan negara Tuhanpun membela #freedomofspeech . Salah satu tujuan syariat adalah hifdzul al aql (memilihara akal).

12.Kalau Tuhan aja membiarkan setan hidup kok kita menentang#freedomofspeech? Negara harus dilarang membatasi kebebasan berbicara.

13.Negara harus menjamin pergumulan ide bahkan harus mengambil untung dari munculnya ide2 terbaik dari publik.#freedomofspeech

14.Kita mungkin tidak setuju dengan @IrshadManji dalam diskusi@salihara itu tetapi biarkan dia bicara. #freedomofspeech

15.Mari jadikan Indonesia ini taman bunga ide2 segar seperti Bagdad zaman Abbasyiah. Wallahua’lam. #freedomofspeech

Demikianlah, saya hanya ingin mengingatkan bahwa bahasa-bahasa yang memukau, mengatasnamakan Tuhan, dengan istilah-istilah berbahasa yang dikemas semacam HAM, freedomofspeech, liberty dan lain-lain, telah digunakan oleh Iblis dalam memperdaya Nabi Adam as dan istrinya. Inilah bahasa politik Iblis untuk menjerumuskan anak cucu Adam menjadi pengikutnya dan sekutunya di neraka Jahannam.

Allah SWT telah mengingatkan kepada seluruh manusia. Untuk itu janganlah silau dan bangga dengan bahasa-bahasa demokrasi, hak asasi, kesetaraan gender dan sejenisnya. Selama substansinya telah mencederai hukum-hukum Allah SWT, maka jelaslah ini bahasa Iblis![]

By Administrator

Pesantren MEDIA [Menyongsong Masa Depan Peradaban Islam Terdepan Melalui Media] Kp Tajur RT 05/04, Desa Pamegarsari, Kec. Parung, Kab. Bogor 16330 | Email: info@pesantrenmedia.com | Twitter @PesantrenMEDIA | IG @PesantrenMedia | Channel Youtube https://youtube.com/user/pesantrenmedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *