Loading

Pada suatu hari, ada seorang anak yang suka bermain game, nama anak itu Bambang. Suatu ketika ia ketiduran, dan besoknya Bambang kesiangan dan bangun telat. Jam menunjukkan pukul 06:30 ibu Bambang membangunkan Bambang.

 “Bambang ayo bangun nanti sekolahnya telat lho!” ibu itu sambil menggoyangkan badan Bambang.

 “iya, bu nanti bentar lagi!” hentak Bambang sambil menutupi mukanya dengan guling.

Pukul menunjukkan 06:45 itu artinya, Bambang harus siap untuk pergi kesekolah. Tapi Bambang baru saja bangun dengan males-malesan. Begitu Bambang melihat jam 06:45 Bambang langsung beres-beres merapikan tempat tidur dan lalu menyiapkan buku pelajaran. Setelah itu Bambang berangkat ke sekolah lantaran ibunya sudah pergi kepasar untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Bambang jadi tidak di kasih uang untuk naik angkot maupun jajan.

Akhirnya Bambang berlari menuju sekolah, tapi di tengah perjalanan Bambang di Jegat oleh Preman kampung.

“he, anak kecil tahu ga ni jalan siapa?” preman itu membentak ke arah Bambang.

“tahu” jawab Bambang dengan sok tahu.

“Apa?” hentak preman sambil mengarah ke arah Bambang.

“Jalan Masyarakatlah!” Bambang menjawab sambil bermuka masam.

“Bukan, ini jalan gua tahu, serahkan uang mu anak kecil!” Preman itu menjawab sambil marah kepada Bambang.

Karena Bambang tidak punya uang. Bambang langsung menghajar preman itu dengan apa adanya. Bambang menonjok preman itu tapi dengan sigap preman itu menangkis tonjokan dari Bambang. Preman itu ga mau kalah sama Bambang, preman itu pun menghajar kembali ke Bambang. Akhirnya Bambang terkena tonjok di bagian wajah. Bambang kehabisan ide, akhirnya Bambang kabur dari preman kampung tapi preman kampung itu malah mengejar Bambang.

Disaat Bambang kabur untuk lolos dari kejaran preman kampung. Bambang terjatuh karena tersandung batu. Tapi Bambang masih bisa berdiri dan berlari walau larinya pincang-pincang. Bambang tetap berlari dengan penuh semangat menuju jalan ke sekolah. Setelah beberapa menit kemudian. Bambang lolos dari kejaran preman kampong. Bambang duduk di bawah pohon beringin yang sangat besar. Tidak lama kemudian datang teman Bambang yang bernama Faisal. Faisal menghampiri Bambang dan bertanya. “Bambang kamu kenapa?, kok lutut mu berdarah?” Tanya Faisal sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

“Ga kenapa-napa, cuman luka sedikit doank kok, Aku tadi abis dikejar-kejar preman kampuzng, lalu Aku terjatuh tersandung batu.” Bambang menjawab sambil merintih kesakitan.

“Perlu obat tidak?” Tanya Faisal yang kasihan melihat Bambang.

“perlu obat merah saja!?” jawab Bambang dengan menatap wajah Faisal.

“ Ya sudah, Aku akan membelinya di warung.” Sambil mencari warung di sekitar pohon rindang.

 

Setelah faisal berbincang-bincang dengan Bambang, Akhirnya Faisal mencari warung di sekitar Pohon rindang. Dan akhirnya Faisal menemukan obat merah.

“Beli..beli….beli!” seruan Faisal di depan warung yang sepi.

“ya ada apa?” jawab ibu warung sambil menatap Faisal.

“Bu ada obat merah?” faisal bertanya kepada ibu penjual warung sambil melihat-lihat warung.

“Ada, bentar saya ambilkan dulu!” ibu warung menjawab dan mencari obat merah.

Sambil menunggu obat merah. Faisal berfikir” kasihan sekali Bambang dikejar-kejar preman kampung. Jatuh lagi. Kenapa dia tidak naik angkot?”. Ibu warung itu memanggil faisal beberapa kali tapi faisal masih saja menatap Bambang yang merintih kesakitan.

“Dek…dek…ini obat merahnya!” ibu warung sambil mengulurkan tangan yang ada obat merah. Bambang masih saya melihat Bambang yang merintih kesakitan.

“Dek….dek…. ini obat merahya!” dengan rasa kesal ibu warung itu memegang bahu faisal.

“Oh iya, bu saya lupa?” dengan basa-basi Faisal langsung mengambil obat merah itu. “Ibu jadi berapa ya?” sambil mengeluarkan uang yang ada di sakunya.

“Rp. 4.000, dek!” sambil mengasih uang Rp. 5.000 di sakunya.

“Tunggu dek saya ambil dulu kembaliannya di laci!? Ibu itu menjawab sambil berjalan kea rah laci. Setalh beberapa detik ibu itu mengasih uang Rp. 1.000, kepada Faisal.

“Ini dek kebaliannya!” sambil mengulurkan tangan berisi uang kepada Faisal.

Faisal sudah mendapat obat merah dan kembalian. Faisal berjalan pelan menuju Bambang. Setelah itu Faisal membuka bungkus obat itu. Dan meneteskan keluka Bambang. Kebrtulan Bambang melihat Jam di tangan Faisal. Dan Bambang bertanya kepada Faisal.

“Faisal sekarang jam berapa?” Faisal bertanya sambil memandang ke arah Faisal.

“Sudah jam 06:55?” Faisal menjawab sambil melihat ke jam tangannya.

“Waduh…! Kita akan telat nih, ayo cepat..!” Bambangpun stress takut telat mendengar jam segitu.

Setelah sudah ditetesin lukanya oleh, Faisal mengajak Bamabang untuk pergi naik angkot. “Bambang yuk dari pada kita telat mending kita naik angkot saja.!” Seru Faisal sambil menutup tutup obat merah.

“Tapi…tapi Aku tidak punya uang!” jawab Bambang sambil menatap wajah Faisal.

“sudah tenang saja Aku bayarin!” Faisal menjawab dengan serius.

“Ya sudah yuk” hentak Bambang sambil menahan sakit.

Setelah itu Faisal dan Bambang ketepi jalan raya untuk memberhentikan angkot. Beberapa detik kemudian angkot jurusan parung sudah muncul. Bambang dan fasial langsung melambaikan tangan kea- rah angkot jurusan parung. Angkot itu pun berhenti, menaiki Faisal dan Bambang. Angkot itu jalan dengan perlahan. Angkot yang Faisal dan Bambang naiki melaju kencang seperti mobil spot. Di dalam perjalanan Faisal bertanya. “Kenapa kamu tadi berjalan kaki ke sekolah?” Tanya Faisal yang kepo.

“Tadi aku kesiangan gara-gara main game, eh pagi-pagi aku bangun jam 06:45. Lalu ibuku sudah pergi kepasar terpaksa Aku jalan kaki!” jawab Bambang yang merasa bersalah.

“Oh, omong-omong kamu sudah mengerjakan Pr Matekatika belum?” Tanya  Faisal  sambil memedang bahu Bambang.

“Waduh…! Matilah Aku…!, Kamu sudah mengerjakan prnya?.” Tanya Bambang sambil menepakkan tangannya ke jidat,

“Sudah… baru malam ku kerjakan!” seruan Faisal sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

“Aku boleh lihat tidak! Kumohon..!” perkataan mohon terucap dari mulut Bambang.

“Ya, sudah..!” sambil mengambil buku pr matematika.

Saat Faisal mengambil buku pr. Dan Bambang juga mencari buku kosong untuk menyalin pr matematika di buku Faisal. Ibu-ibu itu melihat Bambang sedang mengerjakan Pr matematika di angkot.

“Nak, kenapa baru mengerjakan Pr sekarang?, ( mendadak banget ).” Seruan ibu-ibu disamping Bambang sambil menatap buku pr matematika Bambang yang kosong.

“Begini bu, tadi malam saya malah main game, lupa meriksa pr untuk besok.?” Basa-basi Bambang tapi fakta.

“Oh, lain kali periksa pr dulu baru main game, tapi main gamenya jangan lama-lama!.” Nasihat ibu-ibu di samping Bambang terdengar di telinga kanan Bambang.

“Iya, bu saya janji.!”sambil menyalin pr matematika.

Sekitar 5 menit menunggu diangkot akhirnya angkot yang ditumpangi Faisal dan Bambang sampai di pintu gerbang sekolah mereka. Tapi jam sudak menunjukkan pukul 07:01. Pintu gerbang sekolah sudah di tutup. Jadi, Bambng dan Faisal tidak bisa masuk. Tadi karena Bambang pinter merayu orang. Akhirnya pak satpam membukakan gerbang sekolah.

“Kenapa kamu terlambat, kamu tahukan peraturan sekolah ini, kalo sudah jam 07:00 gerbang sekolah sudah di tutup dan tidak boleh ada yang masik kalo sudah ditutup gerbangnya.” Jawab pak satpam dengan nada marah.

“Bambang bertanya kepada Faisal kamu punya makanan Apa?” suara Bambang terdengar pelan sekali.

“Ada nasi uduk, tapi itu bekal makanku!” Faisal menjawab dengan wajah murung.

“sudah kasih saja nasi udaku mu, dari pada kita tidak sekolah.” Faisal mengasih nasi uduk itu dengan pasrah. Akhirnya faisal mengasih nasi uduk itu ke Bambang.

“Ya, pak saya tahu, tapi bapak mau nasi udukkan, masih anget lho. Pasti belum makan?” rayuan Bambang menggoda pak satpam.

“Ya sudahlah, sini nasi uduknya! Yasudah kamu boleh masuk.”

“Alhamdulilah…” seruan Faisal dan Bambang dengan lega.

Akhirnya Faisal dan Bambang berhasil masuk dengan rayuan Bambang walau ada modal. Pelajaran sudah dimulai tapi dua anak ini memberanikan diri untuk masuk kedalam kelas. Padahal pelajaran pertama Matematika. Dan satu hal lagi gurunya galak.

“Bang, gimana nih, tahu sendirikan Mister jono galak?”  hentak faisal dengan ketakutan.

“sudah tenang saja.!” Jawab Bambang yang sok pede.

Bambangpun mengetuk pintu kelas dengan rasa takut. dan membuka pintu. Lalu semua murid dan Mister Jono itu memandang ke Faisal dan Bambang. Beberapa detik kemudian sebagian murid mentertawakan Faisal dan Bambang. Lalu Mister Jono itu menyuruh Faisal dan Bambang berdiam di depan kelas.  . “Sudah anak-anak jangan ada yang tertawa.” Seruan Mister Jono mendiamkan seluruh murid. Mister Jono mendekati Faisal dan Bambang

“Kenapa kalian berdua telat?” Mister Jono memandang Faisal dan Bambang dengan sedikit amarah.

“A-nu…pak, saya berdua telat gara-gara saya jatuh pak?” Jawab Bambang dengan rasa bersalah.

“Itu bukan alasan, kamu sudah telat 5 menit. Tahu?” Mister Jono mulai darah tinggi.

“Tahu pak” dengan mengelat keringat yang mengalir di jidat.

“kenapa telat?” Mister Jono teriak dengan sangat marah. Mister Jono tidak suka kalo muridnya telat. Walau 1 menit.

“kesiangan bangun tidurnya, pak” jawab dengan rasa… bersalah.

“Kenapa kesiangan bangunnya?” Mister Jonopun mulai penasaran.

“Gara-gara main game ke malaman.” Faisal menjawab denga menggaruk kepala yag tidak gatal.

“Apa, ya murid-murid inilah korban game larut malam. Jadi jangalah main game kelamaan, main game boleh tapi dibatasi.” Mister Jono mulai menasehati murid-muridnya.

“ Ya pak” semua murid serentak menjawab, kecuali Bambang yang merasa bersalah. Sudah telat, main game larut malam. Dan kesiangan bangunnya lagi. Mister Jono pun menyuruh Faisal dan Bambang untuk duduk dimejanya. Dan Mister Jono nanya murid-muridnya.

“Ya, murid-murid sudah mengerjakan pr belum?”

“sudah….” Serentak menjawab. Tapi cuan Bambang yang ragu menjawab “sudah”.

Mister Jono pun menanya ke Bambang “Bambang kamu sudah mengerjakan pr belum?

“s-uda-ah” jawab dengan gagup. “Mana bukunya kasih ke bapak?” Mister Jono sambil menatap mata Bambang.

Bambang mengambil buku prnya yang berada di dalam tasnya. Ahirnya buku Bambang dan murid lainnya di kumpulkan di meja Mister Jono. Dan Mister Jono memeriksa dan menilai Buku prnya semua. Dan Bambang dan faisal melihat Mister Jono merwajah riang. Tenyata nilai Bambang dan Faisal nilainya seratus. Dan Bambang dan Faisal tersenyum tipis.

“Ya, murid-murid yang mendapatkan nilai bagus saat ini adalah Bambang dan Faisal.”semua murid tatapaan murid tertuju pada Bambang dan Faisal.

Bambang dn Faisal hanya terseyum tipis, tapi hatinya riang gembira. dan belajar pelajaran seperti biasa.

 oOo

setelah usai pulang sekolah Bambang berterima kasih kepada Faisal.

“Terimakasih  ya, Faisal kau telah menyelamatkanku dari Mister Jono.” Dengan penuh berterimakasih.

“Ya, sama-sama!” dengan penuh rasa senang karena mendapat nilai 100. Dan Bambang dan Faisal pulang dengan berjalan kaki hingga Rumah masing-masing dengan bergurau dan riang gembira.

Bersambung…..

[M. Qois Abdul Qowiy, santri jenjang SMP, Pesantren Media]

By Farid Ab

Farid Abdurrahman, santri angkatan ke-1 jenjang SMA (2011) | Blog pribadi: http://faridmedia.blogspot.com | Alumni Pesantren MEDIA, asal Sumenep, Jawa Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *