Loading

Alamat Aneh

Ada sebuah rumah yang mirip dengan rumahku, dan aku melihat ada keluarga yang sedang bermain di bawah pohon yang hendak ingin piknik dengan anaknya. Namun, dibelakang pohon aku melihat ada anak kecil bermuka lucu,imut, dan mengemaskan. Namun, baju anak tersebut kumal seperti tidak terawat ia berada dibelakang pohon. Ya, anak itu mirip denganku.
Tiba-tiba, Brukkk…!!! Aku kepalaku jatuh di pundak orang yang berada disebelahku. Dek, udah sampai. Oh, berapa ? Dua ribu aja dek. Oh, nih pak makasih pak!. ucapku sambil memberi uang dan langsung turun dari bis. Adu panas, Hmm..dimana ya tempatnya ? ucapku bingung. Aku sedang mencari alamat rumah yang sedang aku tuju.
Jalan Tongkeng nomor 6, dimana ya ? tanyain aja deh sama orang sekitar sini. Eh, tuh ada bapak bapak. Estt…pak-pak ! tunggu bentar. Bapak-bapak yang aku hentikan itu mukanya jerawat, dan bibirnya hitam berarti tiu menandakan ia merokok. Iya ada apa dek ? ucapnya. Pak, jalan ini dimana ya ? ucapku dengan takut, deg-degan, pokonya campur. Oh jalan itu, belok kiri, trus lurus, ada rumah warna hijau itu dia rumahnya. Oh, makasih ya pak.
Akhirnya sampai juga dirumah yang aku tuju, rumah tersebut seperti telah ditinggal lama dan banyak sampah daun yang berserakan di depan rumahnya. Ya, seperti rumah hantu, seperti yang sering dibilang anak-anak. Alamat yang aku lihat di kertas yang telah remuk dan rumah itu sendiri sama. “Ihh..Rumah yang mengerikan, apa bener ini rumahnya ? Tapi, alamatnya sama dengan rumah ini, duh gimana nih.
Assalamu’alaikum ucap seseorang yang membuatku terkejut.
“Hah.. Oh, Nenek ucapku takut.
“Ada apa nak kesini ? ucap Nenek yang telah tua, tapi masih berjalan.
“Maaf nek, apa bener ini jalan Tongkeng nomor 6 ? ucapku gugup.
“Iya bener, Ini rumah saya nak. Ucap Nenek
“Ayo silahkan masuk nak,” ucap Nenek tersebut.
“Iya Nek,” ucapku takut. Nenek yang telah tua, tapi masih berjalan itu membuatku takut untuk masuk kedalam rumah tersebut.
Kreekk.. Kreekk…
Suara pintu itu membuatku merinding untuk masuk kedalam rumah tua tersebut, Nenek itu masuk kedalam dan menghilang dengan cepat. Aneh, Nenek itu berada dibelakangku ternyata.
“Nek, Nenek dimana ? ” ucapku takut.
“Aku dibelakangmu nak, ayo masuk duluan.” ucap Nenek yang telah tua, tapi masih berjalan itu.
“Hah, Astagfirullah Nek, kenapa disitu ? “ucapku semakin takut dan ingin pergi dari rumah tua tersebut.
Isi Rumah Nenek ini berisi dengan benda-benda Kramat, semua alat rumah tangga di tutup dengan kain putih. Dan, rumahnya juga banyak debu yang betebaran dan hinggap di kain putih.
“Silahkan duduk nak, maaf rumah Nenek kotor, banyak debunya.” ucap Nenek tersebut sambil membuka kain putih.
“Iya Nek, “hattccchhiiik” . ucapku bersin. Bulu Romaku berdiri, karena takut.
“Nenek ke dapur dulu ya, mau buat minum.” ucap Nenek Tua itu sambil berjalan ke dapur. Semua tampak menyeramkan, ada banyak Hewan yang di awetkan di Rumah Tua.
“Hmm..Iya Nek. Rumah yang menakutkan, dan Nenek yang Miterius ” ucap ku. Nenek itu datang dengan membawakan minuman yang berwarna merah, seperti darah.
“Minum nak, “ucap Nenek tersebut.
“Hmm..Iya Nek, ini apa Nek ? Darah ? kalo Darah, aku nggak mau meminumnya Nek. “ucapku.
” Hahaha..nggak, ini bukan Darah. Lihat ini ” ucap Nenek Tua itu sambil membuang sedikit air minum itu.
” Tuh, bukan Darahkan ?”ucap Nenek tersebut senyum yang tidak ada giginya.
“Hmm..Iya Nek. Aku pun meminum air tersebut. Namun, yang aku minum bukanlah air biasa, tapi darah. Aku pun batuk-batuk dan berlari keluar rumah. Sayang, aku terjebak di rumah ini.
” Sialan, Aku kejebak lagi, uhuk..uhuk..”ucap ku dengan nada takut dan batuk-batuk. Nenek itu datang dengan membawa kain putih. Ya, kain itu adalah kain kafan.
“Nak, jangan takut. Kamu cuma Nenek bawa kealam sana, biar Nenek tenang.’ ucap Nenek itu.
“Ha…Ha…Jangan bawa aku kesana, Ha…Ha..Brukk..!!. Auw..sakit. Duh, aku dimana ? di kamar ? berarti tadi itu aku mimpi ya. ” ucapku lega dan senang banget. Aku pun turun kebawah, dan aku memanggil Nenekku yang sedang melihat televisi.
“Nek, nek, nek. Aku ketiduran, waktu aku ketiduran aku mimpi…Haaaaaaaa………”ucap ku takut, dan ternyata aku bertemu dengan Nenek dalam mimpi ku.
Selesai… [Alifa Nur Fajrika, santriwati Pesantren Media angkatan ke-2, jenjang 1 SMP]

By noviani

Noviani Gendaga | Santriwati angkatan ke-2, jenjang SMA, kelas 3 | Asal Samarinda, Kalimantan Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *