Loading

Aisyah adalah seorang murid SMP N 1 di kota Napitipulu. Saat ini Aisyah duduk di kelas  2 SMP N 1. Keluarga Aisyah adalah keluarga terpandang di kota Napitipulu. Ayahnya adalah kepala sekolah SMA yang terfavorit di kotanya. Dan ibunya adalah seorang dokter spealis kandungan. Yang bekerja di rumah sakit terelit di kota Napitipulu. Kedua orang tua Aisyah adalah pasangan yang terkenal di kota Napitiulu.

                Walupun Aisyah berasal dari keluarga yang terpandang. Ia tidaklah sombong. Aisyah adalah anak yang pandai, baik hati dan ramah terhadap siapapun. Teman-teman Aisyah sangat senang berteman dengan Aisyah.

Jika ada pelajaran yang sulit, teman-teman Aisyah selalu meminta Aisyah mengajari mereka. Dengan senang hati Aisyah akan mengajari mereka hingga paham.

Sayangnya, sejak kecil Aisyah memiliki daya tahan tubuh yang lemah sehingga apabila ia kaget/syok berlebihan, ia akan pingsan.

ooOoo

                Walaupun keluarganya kaya dan hidup berkecukupan. Aisyah tidak pernah merasa bahagia. Setiap hari ia di antar oleh supir pribadinya. Karena pagi-pagi sekali kedua orang tuanya telah berangkat kerja ke kantor-kantor mereka masing-masing. Pernah ketika Aisyah meminta ingin di antarka ibu atau ayahnya ke sekolah.

“Ibu Aisyah boleh minta antar Ibu ke sekolah?” Kata Aisyah yang elahap makanannya .

“ Maaf yah sayang, mungkin Ibu tidak bisa mengantarmu ke sekolah. Karena Ibu sudah ada janji. Mungkin lain waktu Ibu bisa mengantarkanmu“ Kata Ibu yang memberikan alasan kepada Aisyah.

“Oh, iya. Ya sudah Bu. Ayah  bisa mengantarkan Aisyah untuk sekolah?”Kata Aisyah yang menatap mata Ayah dengan berjuta-juta harapan.

“Tidak bisa Aisyah. Ayah akan ada rapat dengan mentri pendidikan” Kata Ayah dengan tatapan alasannya.

Mungkin itu mengecewakan untuk Aisyah. Tapi, itulah jalan hidupnya. Ia akan jalani dengan hati yang seikhlasnya.

Di sekolah Aisyah mempunyai seorang teman akrab bernama Feni. Feni adalah anak dari sebuah keluarga yang sderhana. Aisyah sangat mengagumi keadaan keluarga Feni. Setiap hari Feni di anatar dan di jemput ayahnya. Sedangkan ibunya menyiapkan bekal untuk Feni. Walaupun makanannya hanya telur dadar sisa sarapan.

Jika Feni sakit ibunya akan merawat dengan sepun kasih sayang untuk merawat  Feni. Sedangkan ayahnya sibuk mencari uang untuk membeli obat Feni.

Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan keluarga Aisyah. Setiap hari orang tua Aisyah sangat  sibuk dengan urusan kerjaannya. Sehingga Aisyah di antar dan di jemput oleh supir pribadinya Pak Joni. Sarapan pagi dan makan sehari-hari selalu di sediakan bi Siti, pembantunya. Jika Aisyah sakit bukan ibu dan ayahnya yang merawat. Melainkan, perawat khususya untuk  merawat  Aisyah hingga  sembuh. Yang di bayar ayahnya.

ooOoo

                Hari ini adalah hari Rabu. Seperti biasa setiap hari Rabu Aisyah dan Feni ada perlajaran olahraga. Setalah olahraga mereka ingin pergi ke kantin.

“Fen, ke kantin yuk?” Kata Aisyah yang berdiri di hadapan meja berlajar Feni.

“Gak ah, Is. Aku udah bawa makan sendiri. Lagi pula aku lagi gak bawa uang hari ini.” Kata Feni dengan muka tersenyum.

“Ya udah, kamu makan di kantin aja. Nanti aku teraktir kamu deh?”  Kata Aisyah yang memberi alasan untuk Feni mau makan di kantin.

“Makasih ya?” Aisyah dan Feni berjalan bergandengan menuju kantin. Ketika di perjalanan ke kantin.

Di perjalanan kekantin , Aisyah dan  Feni bertemu dengan Cita anak DPR kota Napitipulu. Ia memang terkenal sombong gak ketolongan. Gayanya seperti anak presiden saja. Dan Cita sangat tidak menyukai Feni. Dia selalu mengolok Feni “Anak Tuka Ojek Murahan”. Tetapi, Feni hanya mendengarkannya. Dan tidak menanggapinya.

“Hey Is” Sapa Cita yang berheti di hadapan Aisyah dan Feni.

“ Asslamu’alikum” Jawab sapa Aisyah dengan senyuman. Cita diam dan ingin berbicara dengan Aisyah. Tetapi bicaraanya itu di potong dengan suara Feni.

“Cit, kok gak dijawab salam dari Aisyah?” Kata Feni yang bingung dengan CIta yang tidak menjawab salam dari Aisyah.

“Kenapa? Lo berani ngatur-ngatur gue?” Kata Cita dengan kasar berbicara kepada Feni.

“Cit, jaga omongan kamu!” Kata Aisyah dengan tegas. Yang tidak suka temannya dikasari oleh orang lain.

“Is, kenapa sih kamu?  Kamu gak punya teman lagi? Yang lebih baik dari pada Feni? Suka banget berteman dengan anak tukang ojek? Kalo kamu gak punya teman. Kau bisa temanan sama kam. i Kitakan selevel? Terus orang tua kita berteman juga? Nah, si Feni? Gak pantas jadi teman anak orang tenar kayak kamu?” Kata Cita dengan meninggikan dirinya dengan anak DPR.

“Kenapa sih kamu Cit? terserah aku dong? Mau teman sama siapa saja?” Kata Aisyah yang menampakan muka marahnya.

“Mau Ayahnya tukang ojek dan lainnya tidak masalah bagiku yang Feni itunya gak sombong seperi kamu ” Kata Aisyah yang berdiri dengan suara tinggi.

“Is kita pergi aja yuk?” Kata Feni dengan suara berbisik. Sambil menggandeng tangan Aisyah untuk pergi dari tempa itu.

ooOoo

“Fen, aku iri banget sama kamu?”

By Putri Aisyara

Saknah Reza Putri | Santriwati Pesantren MEDIA angkatan ke-2, kelas 3 SMP | Asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan | Twitter @PutriAisyara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *